DokterSehat.Com- Keju adalah salah satu makanan hasil olahan susu yang banyak mengandung gizi dan baik untuk pertumbuhan anak. Setiap 100 gram keju dapat mengandung kalori 5 kali lebih banyak dari susu. Keju juga dianggap baik untuk pertumbuhan gigi dan anak, karena itu banyak orang tua yang ingin memberikan keju pada anak-anak sejak kecil. Namun mulai umur berapa anak-anak boleh makan keju?
Menurut American Academy of Pediatrics, anak-anak diperbolehkan makan keju setelah mereka terbiasa mengunyah makanan, atau sekitar usia 6-9 bulan. Di Indonesia, keju juga merupakan salah satu sumber protein untuk balita yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan. Kandungan kalori dan protein dalam keju baik untuk kecerdasan pertumbuhan tulang dan gigi pada anak.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memberikan keju pada anak. Pertama, pilih keju dengan label pasteurisasi. Keju yang diolah dengan pasteurisasi lebih aman bagi bayi. Kedua, berikkan keju dalam potongan kecil-kecil agar tidak tersedak. Ketiga, pastikan anak tidak memiliki alergi keju. Hentikan segera jika anak menunjukkan reaksi alergi.
Beberapa tanda anak memiliki alergi susu adalah munculnya bintik-bintik merah, muntah-muntah, diare, sesak naoas, sakit perut, batuk, dan gatal. Pada beberapa anak tanda alergi kadang tidak segera muncul, namun jika anak mencret disertai dengan darah, menangis terus-menerus dan kolik, gejala tersebut juga dapat menjadi tanda bahwa anak alergi dengan keju.
American Dietetic Association menyarankan pemberian keju sebanyak 30 gram per hari. Beberapa jenis keju yang aman diberikan pada anak adalah keju cheddar, keju Swiss, parmesan dan mozarella. Anda bisa memberikan keju yang dicairkan sebagai saus keju untuk cocolan finger food, atau sebagai taburan dalam salad atau puree buah. Yang perlu diingat, keju juga memiliki kandungan garam yang tinggi. Jika anak Anda berusia di bawah 1 tahun, sebaiknya tidak memberinya keju terlalu banyak karena dikhawatirkan dapat mengganggu pencernaan dan metabolisme anak.