Terbit: 28 April 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Nutrisi terbaik bagi bayi baru lahir adalah ASI. WHO dan Kementerian Kesehatan merekomendasikan ibu hamil memberikan ASI bagi bayi selama 6 bulan atau yang dikenal dengan ASI eksklusif. Setelah itu, bayi dilanjutkan dengan MPASI hingga 2 tahun. Namun tidak semua ibu dapat memberikan ASI hingga si kecil berusia 2 tahun. Salah satu solusinya adalah dengan memberikan susu formula.

Tips Memberikan Susu Formula Bagi Bayi

Photo Credit: pixabay/ tung256

Yang perlu diperhatikan saat memberikan susu fomula pada bayi

Susu formula merupakan susu yang dibuat sedemikian rupa agar mampu memberikan nutrisi yang diberikan ASI. Namun perlu diingat bahwa susu formula tidak dapat memberikan antibodi seperti yang ada pada ASI. Selain itu cara menyajikan susu formula pun perlu diperhatikan dengan baik agar gizinya tidak rusak.

Beberapa aturan mengenai pemberian susu formula pada anak:
1. Frekuensi pemberian susu formula
Setiap susu formula memiliki aturan dan saran penyajian masing-masing yang perlu Anda perhatikan. Umumnya bayi baru lahir akan membutuhkan 60-90ml setiap kali menyusui dan perlu menyusu setiap 3-4 jam sekali. Angka ini dapat berubah tergantung dengan kebutuhan bayi. Seiring pertumbuhan bayi, frekuensi menyusu akan stabil di angka 4-5 jam sekali dengan dosis yang semakin banyak.

2. Perhatikan kebersihan botol bayi
Selain memilih susu formula yang tepat, Anda juga perlu memerhatikan kebersihan botol bayi. Selalu bersihkan dengan cara yang benar atau disteril agar bayi tidak terkontaminasi zat berbahaya.

3. Gunakan botol dan dot khusus bayi
Hindari memilih botol susu bayi sembarangan. Pilih yang benar-benar digunakan khusus untuk bayi dan berlabel BPA-free yang aman untuk bayi. Jangan lupa pilih dot sesuai umur dan perkemabangan gigi bayi.

4. Simpan susu dengan baik
Susu formula memiliki tanggal kedaluwarsa. Selalu perhatikan tanggal kedaluwarsa dan anjuran cara penyimpanan susu yang baik agar susu tidak mudah rusak dan tidak membahayakan bayi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi