Terbit: 5 April 2014
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Dokter Sehat – Lemak, jika mendengar kata ini pikiran kita biasanya akan mengacu pada hal-hal buruk seperti kegemukan, sumber penyakit, kolesterol dan lain sebagainya walaupun sebenarnya banyak hal baik lainnya dari si lemak ini sendiri. Lemak di butuhkan oleh tubuh sama hal nya seperti tubuh membutuhkan protein dan karbohidrat untuk pertumbuhan, yang perlu di perhatikan adalah asupan lemak yang masuk ke dalam tubuh sehingga tidak merugikan kesehatan terutama pada anak.

Fungsi lemak untuk tubuh, antara lain :

1.Mendukung perkembangan dan fungsi otak, artinya lemak baik untuk kecerdasan anak.

2.Sebagai sumber energi yang bermanfaat membantu anak dalam menjalani aktivitas harian mereka sehingga tidak cepat lelah.

3.Membantu peyerapan berbagai vitamin.

4.Memberi rasa kenyang sehingga dapat mengurangi keinginan ngemil.

Melengkapi kecukupan lemak tubuh anak

Melihat demikian beragam dan pentingnya kebutuhan lemak bagi tubuh anak, perlu memperhatikan kecukupan asupan lemak dalam menu harian anak. Selama bayi 6 bulan pertama, asupan lemak masih bisa mengandalkan dari ASI. Lemak dalam ASI sangat tepat dengan kebutuhan bayi, tidak demikian setelah anak bertambah besar.

Setelah anak mendapatkan bubur susu pada umur 6 bulan,sementara ASI masih tetap diberikan, pada umur 8 bulan anak sudah mulai diberikan nasi tim. Pada ketika inilah asupan lemak bisa ditambahkan. Melihat sumber lemak yang tubuh butuhkan berasal dari sayuran hijau, biji-bijian,kacang-kacangan, serta ikan, maka racikan nasi tim hendaknya memuat keanekaragaman sumber lemak. Makin beragam sumber lemak dalam nasi tim, makin lengkap ragam asupan jenis lemak yang anak terima.

Tidak cukup hanya daging dan wortel dalam nasi tim yang menyehatkan, diperlukan pula bayam, brokoli, buncis, polong, kedelai, ikan, dan apa lagi lainnya seberapa lengkap bisa dimasukkan. Ingat ibu-ibu Jepang membuat nasi tim bagi anak yang serba lengkap.
Berbeda dengan tubuh orang dewasa, anak membutuhkan jenis-jenis lemak tertentu untuk bertumbuh, lebih besar dibanding untuk pembakaran menjadi kalori semata. Maka lebih penting pilihan jenis lemak ketimbang porsinya. Kita tahu sumber lemak berasal dari bahan nabati sama banyaknya dengan lemak hewani, khususnya dari ikan.

Kita tahu porsi asupan lemak dibanding porsi karbohidrat harus jauh lebih sedikit, begitu juga porsi protein. Bila porsi lemak melebihi kebutuhan, bukan saja menjadikan menu harian tidak seimbang, pencernaan anak juga tidak tahan menerimanya.

Lemak jenuh dan kolesterol

Kandungan lemak selain trigleseride dan asam lemak, juga ada jenis lipoprotein bila itu sudah beredar di dalam darah. Lemak yang kita konsumsi, apa pun wujud dan jenisnya, akan dipecah-pecah menjadi pecahan sesuai dengan kebutuhan. Ada lemak untuk menjadi gajih, lemak disimpan di hati, lemak yang beredar dalam darah sebagai alat transportasi vitamin dan zat lainnya. Dalam metabolisme tubuh yang normal, lemak dipecah menjadi berbagai jenis raksinya yang beredar dalam darah dengan nilai yang normal tertentu.

Apabila metabolisme lemak dalam tubuh mengalami gangguan, baik karena faktor turunan, atau karena asupan lemak berlebihan, makan profil lemak atau yang disebut lipid dalam darah menjadi abnormal nilainya. Dengan mendeteksi nilai abnormal fraksi lemak dalam darah kita mengetahui jenis penyakitnya. Kelebihan kolesterol, misalnya.

Lemak yang kita konsumsi, yang alami maupun yang buatan (minyak goreng, minyak trans,minyak kelapa), akan menjadi trigliseride, dan kolesterol serta fraksinya. Ada kolesterol jahat bila berlebihan (LDL) dan ada kolesterol baik (HDL). Selama kandungan dalam darah masih dalam batas normal, lemak atau lipid itu tidak berdampak buruk.

Di antara jenis lemak yang kita konsumsi, berbeda-beda jenis lemaknya. Ada lemak jenuh (saturated fatty acid) dan ada juga lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid). Tentu lemak tak jenuh lebih menyehatkan daripada lemak jenuh, kendati begitu kita tetap membutuhkan lemak jenuh juga. Propori asupan lemak jenuh tidak lebih banyak dari lemak tidak jenuh.

Lemak jenuh danlemak tidak jenuh bukanlah kolesterol. Minyak goreng, margarin, gajih, santan, tergolong lemak jenuh, tapi bukan kolesterol. Sedang jeroan, dan telur, tergolong makanan yang tinggi kandungan kolesterolnya. Demikian pula dengan udang, cumi, dan kepiting.

Namun walaupun demikian bukan berarti tubuh kita sama sekali harus bebas dari asupan lemak jenuh dan koleserol, oleh karena tubuh tetap membutuhkan kedua jenis lemak itu asal tidak berlebihan. Sedang lemak tak jenuh seperti minyak ikan (omega-3) dan minyak nabati (vegetable oil) yang menjadi sumber omega-6, yang tergolong menyehatkan, boleh dikonsumsi lebih bebas dibanding lemak jenuh dalam gorengan.

Sama halnya dengan orang dewasa, agar tubuh anak menyehatkan, barang tentu semua jenis makanan yang kaya akan lemak jenuh tidak dikonsumsi lebih banyak dari makanan yang berlemak tidak jenuh. Gorengan tidak boleh lebih banyak daripada minyak zaitun, minyak jagung, minyak biji matahari, alpukat, dan durian.

Kualitas asupan lemak dalam menu harian menentukan kesehatan anak kelak setelah dewasa. Bila menu harian meja makan ibu lebih dominan lemak jenuhnya ketimbang lemak tidak jenuhnya, dan berlebih pula menu berkolesterolnya, tentu tidak lebih menyehatkan dibanding bila menunya kebalikan dari itu. Itu semua terletak di tangan ibu. Nasib kesehatan keluarga sebagian besar ditentukan oleh apa isi meja makan rumah setiap harinya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi