DokterSehat.Com – Hingga saat ini masih banyak orang tua yang kurang memahami tahapan makan bayi. Di Indonesia sendiri yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok, banyak orang tua yang masih bertanya-tanya mulai umur berapa bayi boleh makan nasi lembek dan makanan padat lainnya. Berikut adalah berbagai hal tentang tahapan makan bayi yang perlu Anda ketahui!
Umur Berapa Bayi Boleh Makan Nasi Lembek?
Seperti yang kita ketahui makanan bayi dan makanan orang dewasa tentunya berbeda. Selama masa pertumbuhannya, bayi juga masih dalam proses menyempurnakan sistem pencernaannya. Meskipun begitu, hingga kini masih saja ditemukan beberapa kasus pemberian makanan bayi yang tidak sesuai dengan usianya.
Dilansir dari WebMD, terdapat sekitar 40% orang tua yang kurang mengindahkan larangan memberikan makanan padat pada bayi sebelum usia yang disarankan. Selain itu, ditemukan juga fakta bahwa kasus pemberian makan bukan pada usianya ini terjadi pada bayi yang diberikan susu formula, bukan ASI.
Di Indonesia sendiri masih sering ditemukan beberapa kasus bayi makan nasi atau buah seperti pisang. Ya, nasi memang merupakan makanan pokok utama di Indonesia, sehingga banyak orang tua yang penasaran kapan bayi boleh makan nasi. Di beberapa daerah di Indonesia kebiasaan ini memang masih ada, namun tidak dapat juga dikatakan aman untuk bayi.
Jika mempertanyakan umur berapa bayi boleh makan nasi lembek, maka jawabannya adalah pada usia sekitar 9 bulan. Usia ini adalah usia di mana bayi sudah terbiasa dengan makanan pendamiping ASI.
Bahaya Memberikan Makanan yang Tidak Sesuai Usia Bayi
Jika makanan yang diberikan pada bayi tidak sesuai dengan usianya, maka tentunya akan memberikan efek negatif pada bayi. Berikut adalah beberapa bahaya yang mungkin terjadi akibat tidak mengetahui umur berapa bayi bisa makan nasi lembek dan makanan padat lainnya:
1. Tersedak
Pemberian susu formula dan ASI yang salah saja bisa membuat bayi tersedak, apalagi jika diberikan makanan padat seperti bubur atau nasi. Refleks bayi belum sempurna, termasuk dalam hal mencerna makanan di mulut. Hal ini lah yang membuat bayi mudah tersedak jika diberikan makanan yang sulit dicerna.
2. Gangguan pencernaan
Sekalipun makanan dapat ditelan, masalah masih mungkin terjadi dalam sistem pencernaan di dalam perut. Lambung dan usus bayi belum dapat mengolah makanan padat sehingga akan berisiko terjadi penumpukan makanan yang bisa menyebabkan konstipasi dan masalah pencernaan lain.
3. Obesitas
Bahaya lainnya adalah dapat menyebabkan obesitas. Nutrisi yang tidak seimbang dapat memicu kelebihan berat badan pada anak. Seperti yang kita ketahui obesitas harus dicegah karena dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit.
Tahapan Memberikan Makanan Sesuai Usia Bayi
Setelah mengetahui sekilas tentang kapan bayi boleh makan nasi, berikutnya adalah penjelasan lebih detail tentang pemberikan makanan pada bayi sesuai dengan usianya. Permberian makanan pada bayi harus dilakukan dengan adaptasi secara perlahan seperti berikut ini:
-
Usia 0-4 bulan
Pemberian ASI eksklusif pada usia 0-4 bulan adalah wajib. Bisa dibantu dengan susu formula jika memang dibutuhkan. Di luar kedua asupan ini, bayi belum membutuhkan dan belum siap menerima asupan makanan dalam bentuk lain, sehingga pemberian makanan padat sangat tidak disarankan pada usia ini.
-
Usia 4-6 bulan
Pemberian ASI eksklusif biasanya adalah hingga 6 bulan, tetapi ketika memasuki usia 4 bulan, bayi boleh mulai berlatih mengonsumsi makanan padat. Mulailah dengan memberikan satu sendok teh bubur bayi 1 atau 2 kali sehari. Bubur bisa dibuat dari buah dan pastikan teksturnya telah benar-benar halus.
Pada tahap ini, susu masih menjadi makanan utama sehingga tidak perlu terlalu banyak memberikan makanan padat. Jika bayi menolak, tidak perlu dipaksakan dan bisa dicoba pada hari selanjutnya.
-
Usia 6-7 bulan
Memasuki usia 6 bulan, tandanya bayi sudah mulai dapat mengonsumsi makanan padat. MPASI untuk usia 6-7 bulan dibuat kental namun sangat lembut agar lebih mudah dicerna. Bubur halus untuk makanan bayi biasa disebut dengan puree.
Bahan yang digunakan untuk puree bisa beragam mulai dari buah, sayur, kacang-kacangan, hingga daging ayam atau ikan. Pemberiabn makanan bisa dilakukan sebanyak 2-3 kali per hari.
-
Usia 7-8 bulan
Usia 7-8 bulan pada dasarnya adalah dimulai fase bayi makan nasi, namun bentuknya masih dalam bubur halus. Pada usia ini bayi sudah mulai berlatih dengan makanan yang lebih kasar, yaitu bubur saring.
Pada tahap ini lah nasi bisa mulai menjadi bahan makanan untuk bayi. Bubur nasi bisa dipadukan dengan sayuran, daging ayam, hati ayam, dan ikan. Sama seperti tahap sebelumnya, makanan juga diberikan sebanyak 2-3 kali per hari, tapi seiring berjalannya waktu, porsi makannya akan semakin meningkat.
-
Usia 8-10 bulan
Masuk ke tahap selanjutnya, bayi mulai mengonsumsi makanan yang lebih kasar lagi seperti nasi tim yang hanya perlu di saring sebagian. Jika sudah memasuki usia 9 bulan, bayi juga boleh mulai diperkenalkan dengan nasi lembek.
-
Usia 10-12 bulan
Usia 10 hingga 12 bulan bayi bisa mulai berlatih mengonsumsi makanan seperti orang tuanya, tapi tentunya dengan tekstur yang masih tetap lembek dan juga mulai dari potongan kecil-kecil. Bayi juga sudah mulai pandai mengonsumsi makanan seperti biskuit atau buah yang bisa dipegang dengan tanggannya sendiri.
Setelah usia di atas 12 bulan, bayi akan mulai makan sama seperti yang dimakan orang dewasa, seperti nasi yang disajikan dengan sayur yang dimasak berkuah.
Ciri-Ciri Lain Bayi Siap Makan
Selain berdasarkan usia, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pada bayi:
- Tumbuhnya gigi tidak berpengaruh pada kemampuan mengunyahnya. Anda tetap bisa melatih buah hati mengunyah makanan dengan tekstur yang lebih kasar meskipun giginya belum tumbuh.
- Bayi yang sudah dapat duduk sendiri adalah salah satu tanda ia sudah siap untuk mulai mengonsumsi makanan dapat.
- Jika bayi masih refleks mengeluarkan makanan padat dengan lidahnya ketika disuapi, maka artinya ia belum siap dan tertarik dengan makanan tersebut.