Terbit: 4 August 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Meskipun bisa memberikan kebahagiaan tidak terkira bagi orangtua, kelahiran seorang bayi juga bisa memberikan masalah psikologis, khususnya bagi sang ibu. Dunia medis menyebutkan adanya sindrom baby blues yang bisa menyerang ibu yang baru saja melahirkan dimana Ia bisa merasakan sedih, khawatir, cemas berlebihan, hingga marah. Dalam beberapa kasus, sindrom ini bisa membuat ibu merasa benci pada buah hatinya. Namun, seringkali sindrom ini justru membuat masalah besar dalam produksi ASI.

Sindrom Baby Blues Ikut Membuat Produksi ASI Tersendat

Sudah menjadi rahasia umum jika ASI adalah kunci pertumbuhan bayi yang baik semenjak Ia dilahirkan. Sayangnya, tidak semua ibu mampu memproduksi ASI dengan lancar. Jika seorang ibu mengalami sindrom baby blues yang sangat parah, yakni hingga mengalami depresi, maka produksi ASI bahkan bisa berhenti dengan total. Bagaimana tidak, kondisi psikologis ternyata memang berpengaruh pada produksi ASI para ibu.

Pakar kesehatan dan gizi anak, dr. Yoga Devaera Sp.AK menyebutkan jika dukungan keluarga, khususnya dari suami, sangatlah penting untuk menjaga ibu terhindar dari sindrom baby blues ini. Sebagai contoh, suami mulai memperbanyak mencari informasi tentang merawat bayi dengan benar atau sekadar mencari tahu solusi agar produksi ASI tetap lancar dan cara menyusui dengan benar. Dengan adanya dukungan ini, ibu akan merasa tidak sendirian dalam merawat bayi sehingga sindrom baby blues pun bisa dicegah dan produksi ASI tetap lancar.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan jika bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif akan mendapatkan pertumbuhan yang maksimal dan memiliki resiko lebih kecil untuk terkena berbagai macam penyakit. Pakar kesehatan juga merekomendasikan ibu untuk segera menyusui sang buah hati satu jam setelah dilahirkan dengan harapan ikatan ibu dan anak bisa segera terbentuk sekaligus mencegah munculnya masalah sindrom baby blues.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi