Terbit: 20 March 2018 | Diperbarui: 21 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Anda pasti sering mendengar saran bahwa ibu menyusui harus makan banyak agar dapat menghasilkan ASI yang banyak pula. Saran tersebut ada benarnya, namun hindari makan terlalu banyak karena dapat berbahaya bagi keturunan Anda selanjutnya.

Riset: Berbahaya Bila Ibu Menyusui Makan Terlalu Banyak

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus di University of University of Toledo College of Medicine and Life Sciences in Toledo, Ohio menyebutkan bahwa ibu menyusui yang tidak memerhatikan pola makannya juga dapat membahayakan keturunannya. Risiko yang terjadi di antaranya adalah kegemukan, diabetes, pubertas terlalu dini dan mengurangi kesuburan.

Efek pola makan ibu terhadap kesehatan

Mengjie Wang, M.D, M.S., asisten peneliti yang terlibat dalam penelitian ini menanggapi fenomena pubertas dini yang kini marak terjadi pada generasi muda. “Obesitas pada anak-anak yang kini merupakan isu penting di dunia kesehatan merupakan salah satu risiko dari pubertas yang terlalu awal,” ujarnya seperti dikutip dari Science Daily.

“Dalam penelitian sebelumnya dibuktikan bahwa hewan yang makan terlalu banyak dapat memengaruhi mulainya masa pubertas, namun kami masih belum mengetahui bagaimana nutrisi memengaruhi metabolisme dan reproduksi,” imbuhnya.

Untuk melihat kaitan antara berat badan dan pubertas, Wang memberi makanan tinggi lemak pada tikus percobaan dan membiarkannya menyusui semua anak-anaknya. Sedangkan pada kelompok lain, Wang memberi makanan dengan porsi yang normal dalam waktu yang sama.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa induk tikus yang makan terlalu banyak dapat menyebabkan anak-anak tikus mengalami kegemukan dan mengalami pubertas lebih awal.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa menyusui adalah fase penting yang memengaruhi kapan terjadinya pubertas pada anak,” jelas Wang.

Selain mengamati pubertas, Wang juga melakukan tes kesuburan pada anak tikus. Hasilnya, kelompok anak tikus dari induk yang makan makanan mengandung lemak tinggi selama menyusui memiliki jumlah kotoran yang lebih sedikit, memakan waktu yang lebih lama dari proses perkawainan hingga melahirkan, dan memiliki gangguan kehamilan baik pada tikus jantan maupun betina. Peneliti juga menemukan bahwa tikus dari kelompok ini memiliki intoleransi glukosa dan insensitivitas insulin, sebuah tanda risiko diabetes saat dewasa.

Wang menyimpulkan bahwa obesitas di masa anak-anak dapat menyebabkan gangguan pubertas dan gangguan metabolisme saat dewasa. Namun hal ini masih perlu peninjauan lagi mengingat ada banyak faktor lain penyebab anak menjadi obesitas, bukan hanya terpaku pada pola makan ibu saat menyusui.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi