Terbit: 1 May 2018 | Diperbarui: 20 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Asma merupakan salah satu penyakit yang dapat diturunkan pada anak. Apabila orang tua memiliki asma, kemungkinan besar anaknya juga akan mengalami asma. Benarkah penyakit asma dapat diturunkan melalui ASI?

Bolehkah Ibu dengan Asma Menyusui Bayinya?

Penyebab asma

Asma merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh peradangan dalam saluran pernapasan. Peradangan ini membuat saluran pernapasan membengkak dan sensitif. Hal ini dapat menyebabkan saluran pernapasan menyempit sehingga berkurangnya udara yang mengalir ke paru-paru.

Belum diketahui penyebab pasti penyakit asma pada anak-anak, namun asma dapat disebabkan oleh alergi, infeksi pernapasan dan keturunan.

Gejala asma pada bayi

Gejala asma pada bayi sebenarnya masih susah dideteksi ketika usia bayi. Umumnya asma pada bayi baru bisa diketahui ketika bayi berusia di atas 3 tahun. Gejala asma umumnya ditandai dengan mengi, napas berbunyi dan kadang kesulitan bernapas. Pada bayi di bawah 3 tahun gejala asma sering dikaitkan dengan bronkiolus, yaitu peradangan dan penyumbatan pada saluran udara kecil pada paru-paru.

Pengaruh ASI dan asma

Belum jelasnya penyebab asma pada bayi dan anak-anak menimbulkan anggapan bahwa ASI dapat memicu peningkatan risiko asma pada anak. Hal ini kadang membuat para ibu yang memiliki asma ragu unuk menyusui anak-anaknya.

Namun menurut laman webmd, ibu yang mengidap asma tidak perlu khawatir akan hal tersebut. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI justru dapat meningkatkan perkembangan paru-paru bayi. Para pakar menyarankan ibu dengan asma tetap harus menyusui bayi-bayinya dengan baik.

Penelitian lain menyebutkan bahwa ibu yang menyusui bayinya hingga 6 bulan, menunjukkan perkembangan paru-paru yang lebih baik daripada bayi yang hanya disusui selama 4 bulan. Dengan demikian, menyusui baik untuk meningkatkan perkembangan paru-paru bayi.

Meskipun demikian penelitian tersebut dianggap masih perlu penelitian lebih lanjut karena mengambil sampel yang berbeda dari para ibu dan dipengaruhi oleh pola diet dan paparan lingkungan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi