Terbit: 25 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Bagi ibu yang kerap memerah dan menyimpan ASI perah, mungkin pernah mendapati ASI berbau tengik padahal sudah disimpan dengan cara yang tepat. Selain itu ASI juga masih disimpan dalam waktu beberapa hari dan belum waktunya kedaluwarsa. Lalu, apa penyebab ASI perah bau tengik?

ASI Perah Bau Tengik Belum Tentu Basi

Mengapa ASI perah berbau tengik?

Ibu tentu cemas mendapati ASI perahnya berbau tengik dan terasa seperti sabun meskipun sudah disimpan dengan cara yang tepat. Apalagi ASI perah yang dihasilkan dalam jumlah banyak. Namun ibu tidak perlu panik dan segera membuang ASI perah yang disimpan karena hal ini adalah hal yang normal.

ASI perah berbau tengik disebabkan oleh tingginya kandungan lipase pada ASI. Enzim lipase adalah enzim yang terdapat di dalam ASI dan berfungsi untuk membantu lemak di dalam ASI tercampur rata sehingga mudah dicerna bayi. Enzim ini juga berfungsi sebagai zat utama melumpuhkan protozoa penyebab penyakit. Lipase yang aktif memecahkan lemak inilah yang menimbulkan bau tengik seperti sabun.

Penyebab tingginya kadar enzim lipase dalam ASI

Ada beberapa penyebab mengapa kadar enzim lipase tinggi, namun utamanya hal ini disebabkan karena sistem pencernaan ibu juga memiliki kadar lipase tinggi. Ibu yang mengalami peradangan pankreas, masalah dengan organ empedu, penurunan fungsi ginjal dan mengalami masalah pencernaan lainnya umumnya memiliki kadar enzim lipase tinggi.

Berbahayakah ASI perah dengan enzim lipase tinggi?

Sebenarnya ASI perah dengan enzim lipase tinggi tidak berbahaya bagi bayi. Tetapi beberapa bayi kadang menolak mengonsumsi ASI perah yang berbau tengik. Namun Anda perlu memastikan dulu bahwa ASI p erah yang diberikan memang berbau tengik karena enzim lipase tinggi, bukan karena kedaluwarsa.

Solusi mengatasi ASIP dengan enzim lipase tinggi

Jika ASIP ibu memang memiliki enzim lipase tinggi dan bayi enggan minum ASI perah, solusi utama adalah dengan menyusui bayi secara langsung. Sedangkan bagi ibu bekerja, direkomendasikan memerah ASI dengan sistem kejar tayang. Untuk cara ini, ibu perlu menguji seberapa lama ASIP bisa bertahan di kulkas bagian bawah tanpa mengalami perubahan rasa dan bau.

Cara lain adalah dengan melakukan teknis pemanasan atau scalding di atas kompor. Sayangnya cara ini dapat membuat kadar gizi ASI berkurang, khususnya vitamin dan zat anti-infeksi yang berguna untuk daya tahan tubuh bayi. Namun sejumlah pakar laktasi menyarankan bahwa ASI yang dipanaskan tetap lebih baik dari susu formula.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi