DokterSehat.Com- Banyak mitos yang beredar di masyarakat seputar kegiatan menyusui. Bagi para ibu baru, tentunya hal ini membuat resah dan bisa mengganggu produksi ASI. Namun ternyata, tidak semua mitos tentang menyusui itu benar. Yuk simak mana saja mitos yang tidak benar seputar menyusui:
1. Ukuran payudara mempengaruhi jumlah ASI
Salah satu mitos yang beredar adalah jika ibu memiliki payudara kecil, maka ASI yang dihasilkan hanya sedikit, begitu juga sebaliknya. Faktanya, jumlah ASI yang dihasilkan tidak tergantung pada ukuran payudara ibu. Jaringan dalam payudara akan tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan agar saat si kecil lahir, para ibu sudah bisa menyusui buah hatinya.
2. Bayi yang sering menyusu berarti tidak mendapat ASI yang cukup
Bagi bayi yang baru lahir, ASI adalah makanan utama sampai mereka berusia 6 bulan. Frekuensi menyusu akan berkurang dengan sendirinya sampai bayi semakin dewasa. Bayi yang sering menyusu berarti ASI ibu lebuh mudah diserap oleh sistem pemcernaan bayi sehingga bayi merasa lebih cepat lapar.
3. Nutrisi dalam ASI berkurang setelah setahun pertama
Faktanya, ASI tetap memberikan nutrisi yang baik bagi anak sampai berumur dua tahun. Namun seiring dengan perkembangan bayi, kebutuhan gizi bayi menjadi lebih banyak sehingga harus dibantu dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Bagi para ibu, tetaplah menyusui hingga anak Anda berumur dua tahun karena ASI masih dapat memberi nutrisi penting bagi pertumbuhan otaknya dan kekebalan tubuh bayi.
4. Bayi harus menyusu di dua payudara saat menyusui
Sebenarnya tidak ada aturan khusus mengenai hal ini. Biasanya di awal-awal masa kelahiran bayi, ibu akan menawarkan kedua payudara saat menyusui untuk merangsang keluarnya ASI lebih banyak. Namun jika bayi merasa sudah kenyang dengan satu payudara, sebaiknya tidak perlu dipindah ke payudara satunya dalam satu kali menyusu. Ketika masuk ke waktu menyusu selanjutnya, baru gunakan payudara satunya untuk menghindari pembengkakan payudara.
5. Lama menyusui bayi berarti bayi lebih susah disapih
Menyapih merupakan kegiatan yang tidak mudah bagi ibu dan anak. Namun, demi kesehatan ibu dan anak, bayi hendaknya disapih setelah berusia dua tahun. Pada umumnya bayi sudah bisa disapih sejak berusia 6 bulan, namun jika ASI Anda masih lancar, teruskan menyusui hingga berusia dua tahun. Setelah itu mulailah menyapih ketika Anda dan si kecil sudah siap. Menyapih adalah proses yang normal dan tidak ada hubungannya dengan lamanya menyusui bayi.
6. Jangan bangunkan bayi hanya untuk menyusu
Bayi yang baru lahir memiliki jam tidur yang lebih lama dan belum teratur. Karena itu jika bayi yang baru lahir sudah tertidur lama, maka Anda perlu membangunkannya untuk disusui. Bayi yang baru lahir perlu menyusu sekitar 8-12 kali sehari. Jangan ragu membangunkan si kecil untuk menyusu. Dengan jadwal menyusu yang rutin, bayi tidak hanya mendapat nutrisi yang cukup namun juga untuk menjaga kestabiloan produksi ASI Anda.
7. Menyusui dapat mengubah bentuk payudara Anda
Mitos ini banyak beredar di masyarakat sehingga membuat pada ibu enggan menyusui anaknya. Namun faktanya, perubahan bentuk payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti masa kehamilan, usia dan efek gravitasi. Bagi para ibu yang khawatir akan perubahan bentuk payudara setelah menyusui, bisa melakukan olahraga untuk mengencangkan kembali otot-otot dada.
8. Mengistirahatkan payudara agar produksi ASI lebih banyak
Ini adalah pemahaman yang keliru. Semakin sering Anda menyusui bayi Anda, produksi ASI justru akan semakin banyak.
9. Menyusui dapat mencegah kehamilan
Hal ini bisa terjadi jika Anda menyusui secara eksklusif, usia bayi kurang dari 6 bulan dan jika periode menstruasi Anda belum kembali. Hormon yang berperan saat menyusui mampu mencegah ovulasi sehingga dapat mencegah kehamilan setelah melahirkan.
10. Jangan menyusui saat sakit
Beberapa ibu takut menyusui saat sedang sakit karena khawatir akan menularkan penyakit pada si kecil. Faktanya, menyusui tetap dapat mengalirkan antibodi dalam ASI ke tubuh bayi Anda. Jadi sebaiknya jangan berhenti menyusui meskipun sedang sakit.