Terbit: 3 August 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pukul 3 pagi bayi menangis kencang. Tubuhnya teraba hangat, tetapi tidak panas tinggi. Dari hidungnya keluar lendir, tetapi warnanya tampak jernih. Sebelumnya sempat terdengar kabar adanya virus yang sedang menjangkiti anak-anak di sekitar rumah. Mungkinkah anak tertular virus tersebut? Atau mungkinkah dia hanya mengalami pilek biasa dan menangis karena merasa tidak nyaman? Apa yang bisa diberikan untuk membuatnya merasa lebih baik?

Yang Perlu Diketahui Tentang Obat-Obatan untuk Bayi

Untuk anak di bawah usia 4 tahun, pilihan obat yang bisa diberikan tanpa resep dokter cukup terbatas. Berlaku untuk obat batuk dan pilek serta obat mual dan muntah. Sebagian besar obat pilek tidak boleh diberikan kepada bayi dan balita secara sembarangan. Begitu pula dengan obat-obatan untuk mengatasi gangguan cerna.

Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dasar mengenai obat-obatan yang boleh diberikan kepada bayi.

Apa yang Dibutuhkan?
Pertama-tama, perlu diketahui obat apa yang tepat untuk kondisi anak.

  • Antibiotik tidak bisa menyembuhkan pilek atau penyakit lain apapun yang disebabkan oleh virus. Antibiotik hanya bisa mengobati infeksi bakteri. Jika dokter mengatakan bahwa anak tidak memerlukan antibiotik, tidak perlu meminta atau membeli sendiri antibiotik.
  • Obat pereda rasa nyeri golongan acetaminophen (misalnya paracetamol) dan ibuprofen pada dosis yang sesuai dapat membantu menurunkan demam. Tetapi obat ini tersedia dalam berbagai macam dosis dan campuran. Jika secara tidak sengaja memberikan dosis yang terlalu besar bagi bayi, akibatnya bisa berbahaya. Jadi, tanyakan kepada dokter atau apoteker mengenai dosis dan jumlah maksimal pemberian, serta selalu ikuti petunjuk yang tertera pada label obat.
  • Untuk pilek, dianjurkan untuk tidak memberikan obat batuk pilek yang mengandung antihistamin dan dekongestan kepada bayi dan balita usia kurang dari 4 tahun, kecuali ada resep dokter. Sesungguhnya waktu adalah obat terbaik untuk mengatasi pilek pada bayi. Pilek pada bayi terjadi karena sistem kekebalan tubuhnya yang masih berkembang seiring dengan bertambahnya usia bayi. Pilek ini biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu tanpa obat apapun.

Ikuti Petunjuk
Meskipun sedang terburu-buru, pastikan untuk selalu membaca label peringatan dan petunjuk pemakaian obat, termasuk juga untuk obat-obat yang dibeli tanpa resep.

  • Ikuti petunjuk dosis yang tertulis di label obat. Anggap petunjuk tersebut sebagai aturan yang wajib ditaati, bukan sekedar saran yang boleh dihiraukan. Jangan memberikan dosis yang lebih besar dan jangan memberikan obat dengan frekuensi yang lebih sering daripada aturan yang tertera pada label.
  • Memberikan dosis yang benar-benar tepat bisa lebih sulit dari yang dibayangkan. Bagi para orang tua baru, menggunakan pipet atau sendok takar mungkin menimbulkan kesulitan tersendiri. Jangan ragu untuk menanyakan kepada apoteker mengenai cara mengukur dosis yang tepat untuk anak.
  • Jangan menggunakan sendok yang biasa ada di dapur. Dosisnya seringkali tidak tepat. Orang tua juga kadang bingung membedakan antara sendok makan dan sendok teh. Jika saat membeli obat tidak mendapatkan pipet atau sendok takar, tanyakan atau mintakan pada apotek.
  • Jika menggunakan pipet, teteskan pada bagian dalam pipi di sebelah bawah. Obat akan mengalir sendiri ke kerongkongan saat anak menelan. Jangan langsung meneteskannya ke dalam kerongkongan karena bisa menyebabkan bayi tersedak.
  • Jangan mencampur obat dengan susu, jus, atau air. Kalaupun mau dicampur, pastikan bayi meminumnya sekaligus. Jika obat dicampur dengan susu dalam botol, sedangkan anak hanya meminum setengahnya, tentu dosisnya menjadi tidak tepat.
  • Jika anak memuntahkan kembali obat yang diminum, hubungi dokter. Beberapa obat boleh diulang pemberiannya. Beberapa obat yang lain, harus ditunggu dulu selama beberapa saat baru diulang, untuk mencegah pemberian dosis yang berlebihan.
  • Jika ada kurang dimengerti, jangan ragu untuk bertanya pada apoteker. Apoteker dapat memberitahukan cara menggunakan alat ukur, dosis yang diberikan, dan frekuensi pemberian obat.

Yakin
Jika ragu dengan obat tertentu, gejala penyakit anak, atau kemungkinan efek samping, hubungi dokter. Perawat mungkin juga bisa menjawab pertanyaan tersebut. Apoteker juga bisa memberitahukan interaksi antara dua obat atau lebih. Bagaimanapun kondisi anak, orang tualah yang paling bisa memahaminya. Percayalah pada insting sebagai orang tua, terutama jika gejala yang dialami anak cukup serius dan usia anak masih sangat kecil. Sebagai contoh, demam merupakan tanda bahaya pada bayi yang masih kecil sehingga harus segera mendapat perawatan dokter.

Dengan berkonsultasi dengan ahlinya, orang tua akan tahu apa yang harus dilakukan jika anak rewel di tengah malam dan mungkin membutuhkan obat-obatan.

Semoga bermanfaat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi