Terbit: 29 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Lupa merupakan sikap yang sangat manusiawi. Setiap manusia bisa mengalami lupa, baik orang dewasa maupun anak-anak. Namun jika anak sering menunjukkan sikap pelupa, sebaiknya Anda perlu waspada.

Wajarkah Jika Anak Pelupa?

Perbedaan lupa yang wajar dan tidak wajar pada anak

Lupa sebenarnya adalah reaksi normal yang dialami manusia. Tetapi ternyata lupa pun ada batasannya. Secara umum, lupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu lupa yang normal dan lupa yang tidak normal. Contoh lupa yang aman dan tidak perlu dikhawatirkan orang tua antara lain:

1. Lupa akan hal yang pernah terjadi

Pernahkah anak lupa mengenai peristiwa yang sudah pernah terjadi sebelumnya? Hal ini tentunya merupakan hal yang wajar. Lupa jenis ini umumnya disebabkan karena hal tersebut sifatnya tidak sehari-hari atau tidak biasa dilakukan pada anak.

2. Lupa karena tidak fokus

Nah, lupa yang satu ini pun sering dialami anak-anak. Misalnya, anak lupa dimana terakhir kali meletakkan mainannya, sehingga saat dibutuhkan mainan tersebut tidak ada pada tempatnya. Biasanya lupa jenis ini disebabkan karena memori penyimpanan anak tidak bisa memberikan informasi yang dibutuhkan.

3. Lupa karena tidak bisa menarik memori

Lupa jenis ini pun sering terjadi pada orang dewasa. Misalnya anak ingat ada informasi penting di sekolah namun ia tidak bisa mengingat apa pesan tersebut. Hal ini termasuk lupa yang wajar asalkan ketika disinggung mengenai pesan tersebut anak dapat mengingatnya kembali.

Sedangkan lupa yang tidak normal pada anak memiliki gejala yang lebih rumit. Misalnya, anak sering mengulang percakapan berulang-ulang, tidak fokus pada obrolan orang lain, dan tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Jika anak sering menunjukkan gejala tersebut sebaiknya bicarakan dengan psikolog anak mengenai hal ini.

Untuk mengatasi anak lupa, Anda bisa mencegah kondisi tersebut makin parah dengan memastikan anak mendapatkan cukup istirahat, makan makanan bergizi dan menhindari stres pada anak. Selain itu Anda juga bisa memeriksakan kondisi kesehatan otak anak pada dokter yang bersangkutan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi