Terbit: 23 July 2021 | Diperbarui: 31 August 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Tantrum pada bayi dapat terjadi karena beberapa faktor, baik lingkungan maupun pola asuh dari orang tua atau pengasuh. Untuk mengatasi anak tantrum, ada beberapa tips yang bisa Bunda terapkan. Yuk, selengkapnya simak penjelasannya mulai dari definisi, penyebab, cara mengatasi, dan pencegahannya!

Tantrum pada Bayi: Penyebab, Cara Mengatasi, Pencegahan, dll

Apa Itu Tantrum pada Bayi?

Tantrum adalah ketika bayi atau anak meluapkan emosi dengan menangis kencang, melempar barang, berteriak, atau bahkan berguling-guling di lantai. Biasanya, bayi atau anak tantrum berusia 3-4 tahun bertingkah seperti itu karena menginginkan atau membutuhkan sesuatu yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.

Anak yang sedang mengalami tantrum biasanya tidak seimbang dengan keadaan. Dengan kata lain, anak-anak bereaksi sangat kuat terhadap situasi yang mungkin ringan. Misalnya, ketika orang tua memberi tahu anak untuk menyimpan mainan atau menolak permintaan hadiahnya. Hal ini dapat menyebabkan anak meronta-ronta, berteriak, dan memukul.

Penyebab Bayi Tantrum

Bayi mengamuk kemungkinan karena keinginannya yang tidak terpenuhi dan merasakannya secara mendadak. Karena kebanyakan tantrum pada bayi 2 bulan atau usia 1 tahun akan menggunakan fisik untuk mengekspresikan emosinya. Hal ini dapat terjadi oleh beberapa sebab.

Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab tantrum pada bayi:

1. Anak Merasa Takut

Bayi bisa saja terkejut atau takut mendengar suara yang terdengar tiba-tiba, pemandangan yang aneh, atau melihat orang baru. Bayi juga dapat mengalami kecemasan terhadap perpisahan dan panik bahkan ketika ditinggalkan dengan orang tua atau pengasuhnya.

2. Frustasi

Frustasi adalah penyebab tantrum pada bayi. Anak membutuhkan waktu untuk belajar bagaimana mengekspresikan dirinya, dan tidak tercapainya antara keinginan dan apa yang anak ingin katakan biasanya merupakan awal amukan.

Tantrum juga sering kali terjadi selama masa transisi, seperti naik dan turun dari kursi tinggi, setelah waktu bermain, dan pada waktu makan.

3. Kebingungan

Biasanya bayi yang mendapat rangsangan berlebih dari lingkungan akan bertingkah. Misalnya, setelah pertemuan keluarga besar atau pesta, bayi mungkin kebingungan karena terlalu berisik, banyak aktivitas, dan interaksi. Hal ini menyebabkan bayi mengamuk jika orang tua tidak mengenali tanda-tanda rangsangan berlebihan, yang bisa berupa rewel dan menangis.

4. Tidak Merasa Nyaman

Selama bayi tantrum, orang tua dianjurkan terlebih dahulu mempertimbangkan apakah tantrum benar-benar merupakan gejala dari faktor lain, seperti lelah atau lapar.

Ketika bayi merasa tidak nyaman, entah itu akibat penyebab umum seperti kepanasan atau sesuatu yang lebih serius seperti sakit atau nyeri, bayi akan sering mencoba mengekspresikan dengan tubuhnya.

Cara Mengatasi Tantrum pada Bayi

Selama tantrum, bayi mungkin akan mengalami gejala yang bisa Bunda kenali termasuk merengek, menangis, berteriak, menendang, memukul (lengan dan kaki), dan mencubit, menahan napas,
dan menegangkan tubuh atau melemaskan tubuhnya. Untuk mengatasi gejala tersebut, asa beberapa tips yang bisa Bunda lakukan.

Berikut ini beberapa cara mengatasi tantrum pada bayi:

1. Mengalihkan Perhatian

Jika Bunda merasakan bayi memulai amukan, tetapi belum menjadi ledakan emosi, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya. Cobalah menunjukkan sesuatu yang menarik atau bermain yang menyenangkan bayi.

2. Tetap Tenang

Ketika bayi sedang mengamuk, jangan mengancam, menceramahi, atau memarahinya. Melakukan hal ini hanya akan membuat bayi semakin mengamuk parah. Kemudian, ketika bayi mulai tenang, berbicaralah dengan anak tentang perilaku sebelumnya.

3. Mengabaikan Amukan Bayi

Cara ini menunjukkan kepada anak bahwa amukan tidak baik dan tidak akan mengabulkan apa yang mereka inginkan. Menghampirinya ketika mengamuk malah akan menjadikan suatu kebiasaan bagi bayi ketika menginginkan sesuatu.

4. Pastikan Mengawasi Anak di Tempat Umum

Jika Bunda dan si kecil berada di dalam toko atau tempat umum lainnya, pastikan dapat melihat anak Anda (dan anak dapat melihat Anda) setiap saat. Jika Bunda merasa anak mungkin akan menyakiti diri sendiri atau orang lain, sebaiknya jauhkan mereka dari lingkungan.

5. Memastikan Bayi Tetap Aman

Pastikan untuk menyingkirkan benda apa pun yang berbahaya di dekat anak. Mungkin Bunda dapat menggendong bayi agar tidak melukai dirinya sendiri. Jika anak benar-benar di luar kendali, sebaiknya bawa ke tempat yang aman sampai anak merasa tenang.

Selain melakukan tips tersebut, Bunda juga sebaiknya tidak melakukan hal berikut:

  • Menyerah atau berubah pikiran. Jika Bunda melakukan hal ini, anak-anak belajar bahwa amukan dapat membantunya mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika Bunda di rumah dan anak aman, Anda dapat mencoba meninggalkannya dan pergi ke ruangan lain.
  • Memukul, menggigit, atau menendang balik. Bunda mungkin berpikir cara ini dapat mengajarkan anak bahwa tindakan ini menyakitkan. Tetapi yang sering terjadi adalah sebaliknya – anak mungkin mengetahui bahwa ini adalah perilaku yang bisa diterima karena orang tua melakukannya. Sebaliknya, cobalah jelaskan bahwa anak tidak boleh melakukan sesuatu yang menyakitkan.

Cara Mencegah Tantrum pada Bayi

Cobalah untuk mencegah amukan terjadi di tempat pertama, bila memungkinkan. Berikut adalah beberapa ide yang dapat membantu:

  • Berikan banyak perhatian yang positif. Biasakan menangkap anak Anda menjadi baik. Hadiahi si kecil dengan pujian dan perhatian untuk perilaku positifnya.
  • Menawarkan pilihan pada balita. Tawarkan pilihan kecil seperti “Apakah ingin jus jeruk atau jus apel?” atau “Apakah ingin menyikat gigi sebelum atau sesudah mandi?” Dengan cara ini, Bunda tidak bertanya yang pasti akan dijawab tidak oleh anak.
  • Jauhkan benda berbahaya. Meskipun agak sulit, menjauhkan benda-benda berbahaya dari pandangan dan jangkauan anak dapat mencegah bayi tantrum. Lakukan tips ini baik itu di rumah maupun di tempat umum.
  • Alihkan perhatian anak. Manfaatkan perhatian si kecil dengan menawarkan sesuatu yang lain sebagai ganti dari apa yang tidak anak dapatkan. Anak bisa mencoba memulai kegiatan baru untuk menggantikan aktivitas yang menyebabkan frustrasi atau terlarang.
  • Bantu anak mempelajari keterampilan baru. Membantu si kecil belajar melakukan sesuatu. Cobalah memuji anak untuk membantunya merasa bangga dengan pencapaian anak. Juga melakukan sesuatu yang sederhana sebelum beralih ke kegiatan yang lebih menantang.
  • Mengetahui batasan anak. Jika Bunda tahu anak merasa lelah, tentu kondisi ini bukan waktu terbaik untuk berbelanja atau mencoba melakukan sisa tugas.

paket obat isolasi mandiri doktersehat

 

  1. Anonim. 2021. Temper Tantrums. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/14406-temper-tantrums (Diakses pada 23 Juli 2021)
  2. Anonim. 2018. Temper Tantrums. https://kidshealth.org/en/parents/tantrums.html. (Diakses pada 23 Juli 2021)
  3. White, Jennifer. 2021. Understanding Your Baby’s Tantrums. https://www.verywellfamily.com/understanding-baby-tantrums-284473 (Diakses pada 23 Juli 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi