Bunda mungkin sering menggunakan tisu basah untuk membersihkan kulit si Kecil. Tisu basah dinilai praktis dan bersih, namun amankah untuk bayi? Mari bahas tentang efek samping tisu basah pada bayi berikut ini!
Bahaya Penggunaan Tisu Basah pada Bayi
Pemakaian tisu basah untuk membersihkan kulit bayi sudah menjadi bagian yang hampir tak terpisahkan. Baik untuk membersihkan tangan bayi setelah makan, buang air, juga untuk membersihkan mainan atau teether bayi. Ternyata ada efek samping tisu basah bagi bayi yang harus diwaspadai.
Mari simak penjabarannya tentang efek samping tisu basah pada bayi di bawah ini:
1. Tisu Basah Mengandung Bahan Kimia
Tisu basah memang mengandung bahan kimia. Misalnya pewangi, alkohol, dan zat deterjen. Untuk tisu basah yang diformulasikan khusus untuk bayi, umumnya tidak mengandung alkohol. Namun zat kimia lain seperti methylisothiazolinone dan dioksin tetap ada dalam kadar rendah.
Kulit bayi terutama bayi baru lahir masih sangat tipis dan sensitif. Penggunaan zat kimia ini dapat menyebabkan efek samping yang menyakitkan bagi bayi. Umumnya, efek yang terjadi adalah alergi dan iritasi.
2. Menyebabkan Kulit Kehilangan Kelembapan
Kandungan alkohol pada tisu bayi—walaupun rendah—dapat menyebabkan kulit bayi kehilangan kelembapan dan air dari permukaannya. Hal ini menyebabkan kulit kering dan bersisik, bahkan terkelupas.
Lebih jauh, kulit yang kehilangan kelembapan dalam waktu lama akan mengalami kerusakan pada lapisan pelindungnya. Akibatnya ada risiko kulit kemerahan, iritasi, terasa perih, dan kering.
3. Mempermudah Perpindahan Bakteri
Jika orang tua menggunakan selembar tisu bayi untuk beberapa permukaan kulit, maka mereka mentransfer bakteri ke beberapa bagian tubuh anaknya.
Misalnya orang tua menggunakan tisu untuk mengelap jemari bayi, lalu tisu yang sama diusapkan ke pipi bayi. Maka bakteri dari jemari bayi dapat berpindah ke pipi.
Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah saat memakai tisu untuk membersihkan kotoran bayi. Feses dan urin mengandung berbagai kuman.
Mengusapkan lapisan tisu yang terkontaminasi kotoran ke wilayah kulit bayi akan menyebarkan bakteri lebih banyak. Walaupun orang tua membalik atau melipat tisu sebelum mengusapkannya.
Untuk menghindarinya, orang tua harus menggunakan beberapa lembar tisu basah. Gunakan selembar setiap kali mengusap kulit, dan langsung ganti dengan tisu baru. Penggunaan tisu basah jadi jauh lebih boros namun tidak apa-apa demi kesehatan si Kecil.
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Kulit Bayi (Dilengkapi Mitos dan Fakta Menurut Dokter)
4. Alergi Kulit
Bahaya penggunaan tisu basah pada bayi adalah risiko alergi kulit. Bayi yang baru lahir tidak dianjurkan memakai produk kimia seperti tisu basah, bedak, sabun bayi yang mengandung deterjen, dll.
Kulit bayi sangat mudah mengalami alergi kulit. Tisu basah yang diusapkan ke kulit bayi dapat memicu alerginya. Gesekan antara tisu dengan kulit juga dapat menyebabkan luka.
Jika bayi berpotensi mengalami alergi, misalnya karena ada riwayat alergi di keluarga, sebaiknya hindari penggunaan tisu basah. Tunda pemakaian tisu basah hingga bayi berusia di atas satu tahun.
Cobalah usapkan tisu basah ke sedikit bagian kulit si Kecil, misalnya tangan atau kaki. Tunggu beberapa saat untuk melihat reaksinya. Jika aman, barulah si Kecil boleh memakai tisu basah.
5. Menyebabkan Iritasi Kulit
Kulit bayi yang masih sangat tipis dan sensitif rentan teriritasi oleh kandungan kimia tisu basah. Apalagi jika tisu mengandung alkohol, atau bukan jenis tisu basah yang diformulasikan khusus untuk bayi.
Risiko iritasi kulit dapat berupa ruam kemerahan, lecet, bentol-bentol, dan kulit terkelupas. Iritasi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gatal dan perih, kulit terluka dan bahkan terinfeksi.
6. Risiko Eksim
Eksim pada kulit biasanya dikarenakan iritasi yang tidak dirawat dengan benar. Eksim berupa borok atau kulit yang berair sangat mudah menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Bayi juga bisa terserang demam dan radang atau inflamasi jika eksim semakin parah. Sebaiknya orang tua membawa bayi ke dokter untuk mendapat perawatan karena eksim yang mendapat perawatan yang salah bisa berbahaya.
7. Kotoran Tidak Terangkat Sempurna
Tisu basah sudah dilengkapi dengan cairan khusus. Namun, cairan yang menyebabkannya lembap ini tidak cukup untuk membersihkan kotoran dengan sempurna. Feses atau urine bayi dapat terselip di bagian tersembunyi seperti lipatan dan sela-sela kulit.
Untuk hasil yang lebih baik, gunakan kapas dan air hangat setelah membersihkan kotoran dari permukaan kulit. Jangan lupa dikeringkan sempurna dengan handuk lembut.
8. Boros dan Tidak Aman bagi Lingkungan
Efek samping tisu basah pada bayi memang tidak berhubungan langsung, tetapi memengaruhi kondisi keuangan orang tua. Harga tisu basah lebih mahal daripada sebungkus kapas. Penggunaannya yang banyak juga menyebabkan tisu cepat habis.
Selain memerlukan biaya lebih, sampah tisu basah juga berefek buruk pada lingkungan. Melansir dari Times of India, satu keluarga dengan dua anak dapat menghasilkan hingga 1 kg sampah tisu basah per bulan.
Adakah Alternatif Pengganti Tisu Basah untuk Bayi?
Tentu saja ada. Sejak zaman dahulu orang tua kita menggunakan air hangat dan kapas atau kain lembut untuk membersihkan tubuh bayi.
Memang tidak praktis karena harus mencuci ulang, tetapi jauh lebih aman. Terutama bagi si Kecil yang memiliki kulit sangat sensitif.
Cara lainnya adalah dengan membuat tisu basah sendiri. Caranya dengan mencampurkan air murni dengan baby oil di dalam sebuah wadah bersih yang tertutup. Lalu tambahkan beberapa lembar tisu yang telah dilipat. Biarkan tisu terendam selama semalaman dan jaga tutup wadah agar tisu tidak kotor.
Jika memang harus menggunakan tisu basah, misalnya karena sedang dalam perjalanan, pilihlah tisu yang tidak mengandung alkohol. Beberapa merek juga mencantumkan informasi pada kemasan, apakah tisu basah tersebut aman bagi bayi baru lahir, atau hanya boleh digunakan oleh bayi di atas 1 tahun.
Itulah pembahasan tentang bahaya penggunaan tisu basah pada bayi. Semoga informasi ini bermanfaat!
- Being The Parent. 2020. All You Need To Know About Baby Wipes. https://www.beingtheparent.com/all-you-need-to-know-about-baby-wipes/. (Diakses pada 24 Januari 2022).
- Lodi, Hafsa. 2020. Yay or nay: Do we really need to use baby wipes? https://www.thenationalnews.com/lifestyle/family/yay-or-nay-do-we-really-need-to-use-baby-wipes-1.992406. (Diakses pada 24 Januari 2022).
- Rodriguez, Karen J. dkk. 2020. The science behind wet wipes for infant skin: Ingredient review, safety, and efficacy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC7383888/. (Diakses pada 24 Januari 2022).
- The Times of India. 2020. Here is Why Wet Wipes May be Harmful. https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/here-is-why-wet-wipes-may-be-harmful. (Diakses pada 24 Januari 2022).