DokterSehat.Com – Benjolan di leher pada anak-anak kerap menjadi masalah yang sering dan dipertanyakan oleh orang tua. Benjolan umumnya terjadi akibat suatu infeksi
tertentu di luar leher yang mengawalinya, namun dapat pula terjadi akibat infeksi di leher itu sendiri. Jadi jangan pernah anggap sepele benjolan di leher anak Anda, karena apabila dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi yang berat di kemudian hari.
Penyebab Benjolan di Leher Anak
Benjolan atau massa di leher dapat berukuran besar dan menonjol keluar, atau
dapat pula berukuran sangat kecil sehingga tidak kasat mata. Sebagian besar
benjolan di leher tidak berbahaya, namun dapat pula menjadi ganas apabila
mendapat stimulus atau rangsangan terus menerus (kanker).
Berikut kondisi umum yang menyebabkan benjolan di leher pada anak, antara
lain:
1. Penyakit gondong
Gondong adalah penyakit yang dapat menular, yang disebabkan oleh virus
gondong (keluarga dari paramyxovirus). Penyakit ini sering menyerang anak-
anak dan menular melalui air liur, sekresi hidung, dan kontak dengan orang
yang terinfeksi.
Gejala gondong berupa demam, sakit kepala, kelelahan, badan sakit, dan
kehilangan nafsu makan. Peradangan kelenjar liur (parotitis) ini menyebabkan
pembengkakan dan rasa sakit di sudut pipi.
Tidak hanya pada leher, komplikasi infeksi ini juga termasuk radang testis
(orchitis), meningitis, radang ovarium, ensefalitis, pankreatitis, dan gangguan
pendengaran permanen.
2. Gondok
Goiter atau gondok adalah pembesaran dari kelenjar tiroid leher yang
menyebabkan benjolan pada bagian tengah leher. Kondisi ini adalah salah satu
gangguan tiroid yang paling sering dialami. Benjolan di leher dapat
menyebabkan kesulitan menelan, bernapas, suara serak, batuk, serta sakit
kepala. Pengobatan gondok diperlukan tergantung ukuran dan jenis gondok.
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening bengkak disebabkan respons terhadap penyakit, obat-
obatan, infeksi, stres, penyakit autoimun, dan kanker. Benjolan di leher
mungkin terasa lunak atau tidak nyeri, dan kondisi ini juga bisa terletak di satu
atau di seluruh kelenjar getah bening di tubuh (seperti pada: ketiak, bawah
rahang, pangkal paha, atau atas tulang selangka). Kelenjar getah bening dapat
dikatakan membesar jika ukurannya lebih dari 1 hingga 2 sentimeter.
4. Lipoma
Adalah benjolan di bawah kulit karena pertumbuhan berlebih pada sel-sel
lemak. Lipoma adalah tumor jinak atau non-kanker. Umumnya lipoma tidak
memiliki gejala apapun, namun terkadang dapat menimbulkan rasa sakit
apabila benjolan lipoma menekan saraf. Pada anak-anak kasus lipoma saat
jarang dilaporkan.
5. Abses colli
Abses adalah suatu kondisi dimana terdapat kantung nanah atau abses pada lapisan
jaringan di bawah kulit. Abses dapat timbul pada bagian tubuh di mana saja,
namun pada anak-anak, kondisi ini sering dilaporkan pada beberapa kasus.
Abses colli timbul akibat infeksi dari bakteri sekitar leher. Infeksi ini selain di
temukan benjolan pada leher, biasa disertai juga gejala seperti demam, nyeri,
dan panas pada bagian benjolan tersebut. Apabila dilakukan perabaan pada
benjolan, biasa akan dirasakan konsistensi yang lunak.
6. Kanker tiroid
Kanker ini muncul saat sel-sel normal pada tiroid menjadi membengkak. Kondisi ini adalah bentuk paling biasa dari kanker endokrin dengan banyak subtipe. Gejalanya muncul benjolan di tenggorokan, suara serak, batuk, sakit di tenggorokan atau leher, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, kesulitan menelan, dan pembengkakan kelenjar tiroid.
Pengobatan kanker tiroid tergantung pada jenis dan stadium kanker, dan kesehatan secara keseluruhan. Sebagian besar kanker ini bisa diobati dengan pembedahan, terapi, dan kemoterapi.
Gejala Benjolan di Leher
Pada anak-anak, benjolan di leher umumnya tidak berbahaya. Namun tidak ada
salahnya untuk memeriksakan anak Anda sedini mungkin apabila ditemukan
benjolan.
Untuk mengatisipasi benjolan anak Anda ganas atau tidak, Anda dapat
melakukan pemeriksaan seperti:
- Apakah benjolan pada leher anak Anda tidak kunjung mengecil, atau
bahkan malah bertambah besar dari beberapa hari atau lebih dari satu
bulan? - Apakah benjolan menjadi keras atau tetap di tempat jika Anda coba untuk
digerakan? - Apakah disertai oleh gejala penyerta lainnya seperti: demam tinggi, sesak
napas, rasa nyeri, sulit menelan atau terjadi penurunan berat badan tanpa
sebab yang jelas?
Jika disertai salah satu kriteria yang telah disebutkan di atas, ada baiknya jika
Anda segera melakukan kunjungan ke dokter untuk mencari tahu ada penyebab
pasti munculnya benjolan tersebut.
Cara Mengobati Benjolan di Leher Anak
Jenis perawatan dan pengobatan untuk benjolan di leher tergantung pada
penyebab yang mendasarinya. Jadi tidak ada satu ukuran pengobatan untuk
semua jenis penyakit ini, namun secara umum dapat dilakukan:
1. Tindakan Non-Medis
Penanganan benjolan secara non-medis (lifestyle) secara umum dapat
dilakukan dengan:
- Menghidari tindakan seperti pemijatan, karena dengan melakukan
tindakan ini benjolan dapat terstimuli atau terangsang, sehingga dapat
menjadi lebih besar ukurannya dari sebelumnya. - Hindari juga tindakan seperti memencet atau penekanan berlebihan
pada benjolan tersebut. Karena tindakan ini selain juga dapat memberi
stimuli, dapat pula menimbulkan suatu infeksi tambahan (sekunder
infection) pada benjolan tersebut.
2. Tindakan Medis
Pada dasarnya tindakan secara non-medis hanyalah untuk mencegah
perburukan dari benjolan di leher tersebut, dan untuk pengobatan
penyembuhan biasanya diperlukan tindakan medis seperti:
- Pengobatan penyakit primernya, kasus paling sering yang terjadi
adalah pembesaran kelenjar getah bening di leher yang disebabkan
oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) atau infeksi telinga (OMA).
Apabila infeksi primer (ISPA dan OMA) telah teratasi dengan
penggunaan obat antibiotik, biasa pembesaran kelenjar getah bening
juga akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya. - Tindakan pembedahan, seperti pengangkatan benjolan (lipoma)
atau pengeluaran cairan patologi (abses colli) biasa juga penting
diperlukan. - Tindakan Kemoterapi atau Radioterapi, biasa dilakukan untuk
kasus benjolan yang ganas (kanker).
_
Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Antonius Hapindra Kasim.