Terbit: 18 December 2015 | Diperbarui: 25 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kecerdasan anak tak hanya dilihat dari kecerdasan intelegensia/Intelegensia Quotation (IQ). Kecerdasan lain yang perlu diperhatikan adalah kecerdasan emosi yang ternyata justru mempengaruhi 80% kesuksesan seseorang dan berkembang hingga dewasa.

Optimalkan Kecerdasan Anak Saat Pubertas

Emotional Quotation (EQ) merupakan indikator kesuksesan masa depan seseorang. Masih bingung apa yang disebut dengan EQ? Contoh nyata adalah seperti ini: Bagaimana cara anak merayu orangtuanya, mempengaruhi teman-temannya agar mengikuti dirinya, bagaimana cara anak memperlakukan pengasuhnya dengan sopan, bagaimana anak memiliki belas kasihan pada orang lain yang lebih membutuhkan, itulah yang disebut dengan EQ.

Penelitian pemindaian otak menunjukkan bahwa ketika anak usia pubertas mendapatkan sesuatu yang mengganggu emosionalnya dan anak tersebut diwajibkan mengerjakan tugas sekolah, otak area prefrontal bekerja lebih keras. Hal ini berarti bahwa pola aktivitas saraf relatif lebih besar dan adanya suatu metabolisme tambahan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Maka, terdapat benang merah yang nyata mengapa seorang anak yang mengalami masalah keluarga atau mendapatkan tantangan hidup yang lebih berat akan berimbas pada hasil prestasi belajar di sekolahnya.

Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan antara usia dan respon emosional seseorang, dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 tentang perkembangan emosional, disebutkan bahwa masa pubertas dan kecerdasan emosional saling mempengaruhi. Informasi emosional akan mempengaruhi kehidupan pada masa pubertas yang lebih besar. Hormon pubertas yang mempengaruhi emosional seseorang. Di sana disebutkan, kaitan tersebut adalah dengan perkembangan lobus prefrontal otak yang memang memiliki “fungsi luhur” yaitu kognitif maupun emosional. Perkembangan emosional tersebut juga berkaitan dengan pengendalian emosi serta pengambilan keputusan.

Penelitian tersebut juga melansir bahwa emosi yang nantinya terbentuk dimulai dari serapan kejadian-kejadian pada masa anak-anak pertengahan lalu berakumulasi dan berkembang hingga usia 12 tahun. Ketika pubertas, hormon pubertas akan mengatur struktur dan fungsi otak, termasuk daerah otak yang terlibat dalam perilaku sosial dan emosi. Karena itu, pentingnya menjaga anak-anak agar apa yang ia serap mampu memberikan kesan yang baik sehingga perkembangan emosional dan sosialnya juga berkembang dengan baik.

Maka, perlakuan yang baik dari orangtua, menempatkan anak pada lingkungan yang baik, akan membentuk anak menjadi seorang dengan pribadi yang cerdas dan menyenangkan. *UPP

 

Sumber: Burnett S, Thompson S, Bird G, et al. Pubertal development of the understanding of social emotions: Implications for education.  Dalam jurnal Learn Individ Differ 2011 Dec; 21(6): 681-689. Diakses [14 Des 2015] dari //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3219830/


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi