DokterSehat.Com- Penyakit bronkiolitis merupakan penyakit yang dikarenakan infeksi dari virus akut saluran pernapasan yang menyebabkan terjadinya obstruksi inflamasi bronkiolus, dimana hal ini banyak didapati pada anak-anak yang berada dibawah umur 2 tahun. Penyakit ini juga mengintai para bayi yang berusia di bawah 6 bulan. Kasus penyakit ini terus meningkat ketika pada musim hujan tiba, ketika suhu udara sudah menurun rendah.
Sudah dikatakan diatas, penyebab penyakit ini karena adanya infeksi dari virus. Virus yang dapat menyebabkan infeksi pada bayi antara lain, rhinovirus, adenovirus, RSV (Resporatory Syncytial Virus), dan juga influenza. Virus-virus inilah yang menyebabkan terjadinya peradangan pada bronkiolus, yang merupakan cabang dari saluran pernapasan yang teletak paling ujung dan paling kecil. Dimana cabang ini terhubung dengan jaringan alveolus (paru-paru).
Jika bayi menunjukkan gejala bronkiolitis seperti batuk, sulit makan, demam, dan napas tersengal-sengal, jangan langsung panik ya, Bunda. Seperti yang disarankan oleh raisingchildren.net.au, hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan menjaga diri Anda tetap tenang dan mengusahakan bayi dalam kondisi hangat, nyaman, dan setenang mungkin. Hal ini penting, karena tangisan bayi akan semakin memperburuk kondisi bronkiolisnya, dan membuat bayi semakin susah bernafas. Sedangkan suhu hangat bisa meredakan batuk dan membantu pernafasan si kecil.
Langkah selanjutnya adalah memberi bayi asupan cairan, sedikit-sedikit saja namun sering ya, Bunda. Misalnya, susui ia tiap jam ketimbang 3 jam sekali seperti biasanya. Gendong anak dalam posisi tegak atau duduk untuk membantunya bernafas lebih lancar. Pastikan ia meminum banyak cairan. Bila harus, berikan paracetamol untuk menurunkan demamnya, namun jangan memberinya anti-biotik karena hal ini tidak disebabkan oleh bakteri.
Meskipun jarang terjadi, bronkiolitis bisa berkembang lebih serius dan memerlukan rawat inap. Bronkiolitis bisa bertambah parah apabila anak mempunyai riwayat penyakit jantung, paru-paru, dan kelainan sistem daya tahan tubuh. Terkadang, hal ini juga bisa terjadi apabila anak dehidrasi, kekurangan asupan nutrisi, atau membutuhkan oksigen. Bila hal ini terjadi, dokter mungkin akan memberikan infuse, oksigen tambahan, atau obat anti asma pada bayi yang sudah lebih tua.