DokterSehat.Com- Anda sudah mengajarkan si kecil tentang berbagai jenis warna, namun ketika Anda memintanya menunjuk benda berwarna lain mengapa yang disebut selalu warna merah? Mungkinkah anak Anda buta warna?
Penyebab buta warna
Buta warna adalah kondisi dimana ada gangguan dengan sensor pigmen warna yang terdapat di dalam sel saraf mata (cones). Sel ini berada di dalam retina yang merupakan lapisan jaringan yang peka pada cahaya. Apa bila hanya kehilangan satu pigmen, maka anak akan kesulitan membedakan merah dan hijau, atau biru dan kuning. Kondisi ini disebut buta warna parsial. Jika anak tidak bisa melihat warna dan hanya bisa melihat hitam dan putih, kondisi ini disebut buta warna total.
Mengenali gejala buta warna pada anak
Penting untuk mengenali gejala buta warna pada anak sejak dini. Hal ini untuk menghindari anggapan bahwa kecerdasan anak buta warna tidak bisa berkembang dengan baik. Namun yang menjadi kendala pemeriksaan buta warna adalah tidak bisa dilakukan deteksi sejak dini karena beberapa hal.
Para ahli menyatakan bahwa mendeteksi buta warna bisa dilakukan sejak umur 3 tahun. Di bawah 3 tahun anak mungkin belum bisa membedakan warna dengan baik meskipun sudah sering diajarkan oleh orang tuanya. Umumnya anak sudah bisa menyebutkan warna dengan benar setelah ia berusia 3-4 tahun.
Beberapa gejala buta warna pada anak bisa muncul bermacam-macam, di antaranya anak memiliki kesulitan saat membedakan warna, terutama membedakan antara beberapa warna yang mirip dan kesulitan mengingat suatu warna.
Untuk mengetahui apakah si kecil mengalami buta warna atau tidak, Anda bisa mencari tahu dengan meminta anak untuk mengambil krayon atau pensil warna berwarna hijau di antara deretan krayon warna putih, abu-abu dan coklat. Selain itu Anda juga bisa meminta anak untuk mengambil krayon warna merah yang diletakkan di antara warna cerah seperti oranye, kuning dan hijau. Apabila anak kesulitan membedakan warna tersebut, maka sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat.