Terbit: 22 October 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Bayi yang baru lahir umumnya memiliki kondisi khusus yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Salah satunya adalah kondisi bayi yang kuning sejak lahir. Bayi kuning biasanya ditandai denagn kulit dan bagian putih mata si kecil berwarna kuning. Meskipun umumnya kondisi ini berangsur menghilang setelah beberapa hari, namun orang tua tetap perlu waspada jika gejala ini berlangsung lama.

Mengenal Lebih Jauh Apa itu Bayi Kuning

Beberapa tanda penyakit kuning pada bayi antara lain urinenya berwarna kuning pekat padahal seharusnya urine bayi tidak berwarna. Selain itu, feses bayi juga berawarna pucat dan telapak tangan dan kakinya menguning.

Bayi kuning dapat terjadi karena anak memiliki kelebihan bilirubin atau unsur kuning pada darahnya. Bayi baru lahir memiliki kadar sel darah yang tinggi sehingga memicu produksi bilirubin. Bilirubin diproduksi saat pemecahan sel darah merah secara normal. Proses ini akan melewati hati dan melepaskannya ke dalam usus sebagai cairan yang membantu pencernaan.

Salah satu penyebab tingginya bilirubin dalam darah bayi adalah hati bayi belum berkembang sempurna sehingga belum mempu mengeluarkan bilirubin dari dalam darah. Usus bayi menyerap bilirubun yang seharusnya keluar dari tubuh melalui kotoran BAB. Jika penyerapan usus tidak maksimal, maka bayi akan terlihat kuning.

Pada bayi yang mengalami penyakit kuning normal, kondisi kuning ini akan muncul saat bayi berusia 2-4 hari dan akan hilang saat berusia 1-2 minggu. Sedangkan pada bayi prematur, umumnya mengalami kuning karena bayi belum bisa mengeluarkan bilirubin dengan baik.

Faktor Risiko dan Penyebab Bayi Kuning Lainnya

Pada dasarnya, setiap bayi memiliki bilirubin sejak berada di dalam kandungan. Dalam kandungan, tubuh Anda mengeluarkan bilirubin untuk bayi melalui plasenta. Setelah lahir bayi tidak bisa melakukannya karena organ hati bayi belum berkembang dengan sempurna.

Hal ini menghambat proses pembuangan bilirubin yang seharusnya dikeluarkan saat buang air kecil dan besar. Kondisi ini disebut penyakit kuning fisiologis. Bayi Anda akan mulai menguning sekitar 24 jam setelah lahir dan akan memburuk setelah empat hari, setelah itu kembali membaik ketika berusia sekitar seminggu.

Perlu diketahui, sebagian besar bayi pasti pernah mengalami penyakit kuning. Biasanya, bayi kuning akan membaik dalam waktu satu hingga dua atau tiga minggu tanpa menimbulkan masalah. Seiring dengan pertumbuhan bayi dan perkembangan fungsi organ tubuhnya, bayi semakin lama akan dapat mengolah bilirubin dengan lebih baik sehingga penyakit kuning pada bayi akan hilang dengan sendirinya.

Meski bayi kuning dapat hilang dengan sendirinya, Anda harus menanganinya dengan serius. Pasalnya, jika kadar bilirubin tetap tinggi dan tidak diobati, penyakit kuning pada bayi bisa menyebabkan kerusakan kerusakan otak yang disebut kernicterus yaitu kondisi di mana kadar bilirubin dalam tubuh bayi sangat tinggi sehingga menumpuk di otak dan menimbulkan gangguan seperti tuli dan cerebral palsy.

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah apabila gejala bayi kuning timbul kurang dari 24 jam, bayi terlihat lemas, kurang aktif, jarang atau bahkan tidak menangis hingga muncul demam, kondisi ini sering kali disebabkan oleh penyakit tertentu.

Apabila bayi kuning timbul pada kondisi tersebut, maka bayi perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan dengan di rumah sakit. Pada umumnya, dokter akan memeriksa bayi paling sedikit setiap 8 sampai 12 jam sebelum meninggalkan rumah sakit.

Bayi kuning berisiko paling tinggi terjadi pada kondisi:

  • Bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI atau susu formula. Kandungan ASI dapat memengaruhi pemecahan bilirubin pada bayi sehingga bayi tampak kuning. Kondisi ini biasanya muncul saat bayi berusia 2-3 minggu.
  • Bayi yang golongan darahnya tidak cocok dengan golongan darah ibu atau jika rhesus bayi dan ibu berbeda. Meski begitu kasus ini adalah sesuatu yang jarang terjadi. Bayi dapat mengembangkan antibodi yang berlebihan sehingga menghancurkan sel darah merahnya sendiri dan akhirnya kadar bilirubin meningkat secara tiba-tiba. Hal ini sebenarnya bisa dicegah dengan cara memberikan ibu suntikan Rh immune-globulin.
  • Bayi yang berisiko terkena penyakit kuning antara lain bayi yang dilahirkan prematur (lahir sebelum 37 minggu), bayi yang dilahirkan dalam kondisi memar dan bayi yang kesulitan mengonsumsi ASI. Pada bayi prematur, tentu organ hatinya belum matang, sehingga ia lebih mungkin untuk mengalami penyakit kuning. Selain itu, bayi kuning juga lebih mungkin terjadi pada bayi yang mengalami ketidakcukupan cairan. Hal ini bisa terjadi karena ketidakcukupan cairan dapat menyebabkan kadar bilirubin dalam darah meningkat, sehingga menyebabkan bayi kuning.

Bayi kuning juga bisa disebabkan oleh hal lain, seperti infeksi, kekurangan enzim, dan masalah pada sistem pencernaan bayi (terutama hati). Bayi Anda mungkin bisa mengalami masalah ini jika penyakit kuning pada bayi muncul kurang dari satu hari setelah lahir. Pada bayi sehat, penyakit kuning biasanya baru muncul beberapa hari 2-3 hari setelah lahir.

Jika penyakit kuning pada bayi Anda tidak hilang setelah 2 sampai 3 minggu atau wajah bayi mengalami perubahan warna yang tidak biasa, maka bayi Anda perlu dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut guna mengatasi masalah kesehatan lainnya yang menjadi penyebab seperti penyumbatan saluran empedu bawaan.

Pengobatan Bayi Kuning

Perlu diketahui, karena tingkat penyakit kuning pada bayi bisa naik turun dalam beberapa hari pertama, kondisi kesehatannya perlu dipantau secara ketat oleh tenaga medis profesional. Seperti halnya jenis pengobatan yang lain, fototerapi juga bisa menimbulkan efek samping. Itulah sebabnya perawatan ini hanya diberikan jika bilirubin meningkat cepat ke level tinggi.

Metode fototerapi dapat membantu mengatasi bayi kuning. Fototerapi adalah metode pengobatan yang umum dan sangat efektif dengan menggunakan cahaya untuk membantu memecah bilirubin di tubuh bayi.

Dalam fototerapi, bayi Anda akan ditempatkan di tempat tidur khusus di bawah cahaya spektrum biru dan hanya mengenakan popok dan kacamata pelindung khusus. Fototerapi dapat dihentikan setiap tiga atau empat jam agar ibu dapat menyusui bayi, menimang dan memeluk bayi agar ia merasa nyaman, atau untuk diperiksa apakah bayi mengalami dehidrasi.

Fototerapi sangat efektif untuk mengobati bayi kuning dan dengan efek samping yang relatif sedikit, terutama munculnya ruam dan perubahan warna kulit menjadi gelap karena prosedur ini. Lantas, apakah berjemur membantu untuk mengurangi penyakit kuning pada bayi? Berjemur bukanlah metode yang tepat untuk mengobati bayi kuning neonatal. Pengobatan untuk penyakit kuning harus di bawah pengawasan medis.

Sementara itu, penanganan bagi bayi kuning gejala ringan adalah dengan memberikan ASI pada bayi sesering mungkin, atau jika menggunakan susu formula Anda bisa memberinya 6-10 botol setiap 24 jam untuk mendorong buang air besar. Hal ini membantu membuang bilirubin melalui tinja.

Periksa kondisi bagian putih bola mata atau kulitnya dua kali sehari untuk melihat apakah kondisinya sudah normal atau belum. Jika diperlukan, bayi dapat dirawat dengan fototerapi namun sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter anak.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi