Terbit: 30 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kacang merupakan salah satu makanan pemicu alergi yang sering dialami oleh anak-anak. Para ahli menyarankan untuk mengenalkan kacang pada anak sejak dini untuk mengurangi risiko alergi. Benarkah demikian?

Kapan Bayi Bisa Mengonsumsi Selai Kacang?

Alergi kacang pada anak

American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua untuk memberikan makanan yang mengandung kacang seperti selai kacang untuk mengurangi risiko alergi kacang pada anak. Namun rekomendasi ini masih banyak diragukan oleh kalangan orang tua.

“Penelitian terbaru membuktikan bahwa mengenalkan kacang pada usia 4-11 bulan dapat mengurangi risiko alergi kacang,” seperti dikutip dari laman Parents.

Namun menurut sebuah survey pada para ibu dan ibui hamil yang diterbitkan oleh Annals of Allergy, Asthma, and Immunology, mengatakan bahwa para ibu belum mendengar imbauan tersebut dan hanya 31 persen ibu-ibu yang mau memberikan makanan mengandung kacang pada bayi sejak usia dini.

Jika Anda masih ragu kapan akan memberikan selai kacang pada anak, maka Anda bisa menyesuaikan dengan kondisi anak seperti berikut ini:
1. Jika anak memiliki risiko alergi yang cukup tinggi
Anda bisa melakukan tes alergi kacang pada dokter anak untuk melhat apakah anak Anda memiliki alergi kacang. Jika hasil tes anak negatif, maka kemungkinan besar aman untuk memberikan kacang pada usia dini. Namun sebaiknya pemberian makanan tetap melihat kesiapan anak dan melalui konsultasi dokter sebelumnya.

2. Jika anak memiliki risiko alergi sedang atau rendah
Jika anak memiliki risiko alergi sedang maka Anda bisa mulai mengenalkan kacang ketika anak berusia 6 bulan.

Saat memberikan selai kacang pada anak untuk pertama kalinya, sebaiknya berikan dalam jumlah sedikit dan amati reaksinya. Tunggu hingga 10 menit untuk mengamati reaksi alergi yang mungkin muncul. Jika muncul ruam-ruam di sekitar wajah, maka sebaiknya hentikan memberikan selai kacang pada anak.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi