Setelah bertahun-bertahun berjuang keras mengimunisasi sebagian besar populasi di dunia, pandemi Covid-19 ini mengancam keberlangsungan program imunisasi yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Melakukan imunisasi dengan memberikan vaksin sudah terbukti bisa mencegah 2-3 juta kematian tiap tahunnya.
Cara kerja vaksin sangat sederhana. Vvaksin menciptakan imunitas pada individu dengan mengenalkan patogen penyebab penyakit tertentu yang dilemahkan atau dibunuh, sehingga ketika tubuh bertemu dengan patogen yang sebenarnya, maka tubuh sudah siap meningkatkan pertahanan.
Selain manfaat untuk diri sendiri, vaksin juga bermanfaat bagi orang di sekitar kita karena semakin banyak orang yang di imunisasi, maka orang-orang di sekitarnya akan lebih terlindungi karena penyebaran penyakit bisa dikurangi atau dihentikan. Kekebalan yang terbentuk di komunitas ketika angka orang yang tervaksinasi tinggi disebut herd immunity.
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Program Imunisasi
Sejak pandemi COVID-19 banyak orang yang mengkhawatirkan keamanan vaksinasi dan proses pemberiannya yang mengharuskan kita pergi ke fasilitas kesehatan.
Di Amerika Serikat, penurunan pemberian vaksin campak dimulai seminggu setelah deklarasi darurat nasional; penurunan serupa dalam pesanan untuk vaksin lain juga diamati. Data VSD (Vaccine Safety Datalink) dari CDC (Center for Disease Control) Amerika Serikat menunjukkan penurunan dalam administrasi salah satu vaksin yaitu vaksin campak mulai 16 Maret 2020.
Sementara itu, data di Indonesia belum ada yang terkumpul mengenai permasalahan ini. Penurunan ini mengkhawatirkan karena ada potensi wabah penyakit yang bisa di cegah dengan vaksin dan peningkatan orang-orang yang masuk dalam kategori rentan. Jika restriksi sosial di longgarkan, maka penularan penyakit-penyakit menular yang sebenarnya bisa di cegah oleh vaksin bisa meningkat.
Sebagai contoh adalah campak, jika 1 orang terkena campak maka dia bisa menularkan 12 hingga 18 orang di sekitarnya, sementara 1 pasien corona di duga bisa menyebarkan ke 2 hingga 2,5 orang. Jika sampai terjadi wabah lain selain Covid-19, maka akan menambah beban sistem kesehatan yang sudah kewalahan dengan pandemi Covid-19 ini.
Salah satu penyebab berkurangnya vaksinasi adalah ketakutan orang tua akan penularan covid-19 melalui kunjungan ke fasilitas kesehatan. WHO sendiri menyarankan supaya setiap negara perlu membuat penilaian risiko individu berdasarkan dinamika lokal transmisi COVID-19, karakteristik sistem imunisasi dan kesehatan, dan epidemiologi penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin saat ini dalam peraturan yang akan dibuat.
Apakah Imunisasi saat COVID-19 Harus Ditunda?
Cakupan vaksin di Indonesia tergolong rendah. Pada tahun 2018 saja cangkupan pemberian vaksin campak (MCV-1) hanya mencapai 75%. Di Amerika Serikat pada tahun ajaran 2017-2018, cangkupan vaksin MMR (Measles, Mump, Rubella) yang juga mengandung vaksin campak adalah 94,3%, yang dikategorikan sebagai cangkupan tinggi.
Walaupun Amerika Serikat mendapat status bebas campak namun pada tahun 2019 muncul wabah campak baru dikarenakan adanya gerakan antivaksin yang mulai menyebar di beberapa daerah di Amerika Serikat. Oleh karena itu, program vaksinasi di Indonesia harus tetap berjalan walaupun di tengah pandemi ini.
Menurut rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), pemberian imunisasi anak di rumah sakit, puskesmas maupun praktik pribadi dokter harus tetap dijalankan dengan kaidah kesehatan dan keamanan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah serta sesuai dengan jadwal vaksinasi yang sudah di terbitkan oleh IDAI yaitu:
Imunisasi Dasar
- Segera setelah lahir: Hepatitis B0 +OPV 0
- Usia 1 bulan: BCG
- Usia 2 bulan: Pentavalent 1 + OPV 1
- Usia 3 bulan: Pentavalent 2 + OPV 2
- Usia 4 bulan: Pentavalent 3 + OPV 3 + IPV
- Usia 9 bulan: MR1
- Usia 18 bulan: Pentavalent 4 + OPV4 + MR2
Keterangan: Pentavalent + OPV bisa diganti dengan Hexavalent (Pentavalent + IPV)
Imunisasi Tambahan
- Usia 2 bulan: PCV1
- Usia 4 bulan: PCV2
- Usia 6 bulan: PCV3 +In?uenza1
- Usia 7 bulan: In?uenza 2
Program imunisasi PCV dan JE yang sedang berlangsung di beberapa provinsi tetap dilasanakan sesuai jadwal.
Pemberian vaksin pada anak bisa ditunda apabila anak sakit sedang hingga berat. Selain itu, pemberian vaksin bisa ditunda hingga satu bulan pada wilayah dengan penularan COVID-19 yang luas. Jika keadaan sudah lebih memungkinkan, maka pemberian vaksin di lakukan sesegera mungkin.
Cara Mencegah Penularan COVID-19 saat Imunisasi
Pemberian vaksinasi harus melalui adaptasi supaya dalam keadaan aman, tanpa membahayakan tenaga kesehatan dan masyarakat. WHO sendiri merekomendasikan untuk menunda pemberian imunisasi massal dan menilai pemberian vaksin secara alternatif melalui kunjungan rumah atau dengan mobil sesuai dengan penilaian resiko daerah masing-masing.
Apabila membutuhkan kunjungan ke fasilitas kesehatan, maka diusahakan untuk:
- Meminta penjadwalan agar bisa membatasi jumlah pasien yang akan di vaksinasi
- Duduk di ruang tunggu dengan jarak 1-2 m
- Apabila anak sudah bisa berjalan sendiri, diusahakan tidak mondar-mandir
- Jauhi orang yang sakit
- Jangan lupa memakai masker
- Biasakan diri mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer.
Sementara itu, pemberian vaksin pada orang-orang yang masuk dalam kategori rentan yang bisa memiliki potensi peningkatan kejadian penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin, seperti campak atau tetanus, maka pemberian vaksin tetap dilakukan.
WHO merekomendasikan pemberian vaksin influenza pada tenaga kesehatan, lansia, dan ibu hamil bila memungkinkan. Secara umum dapat d simpulkan bahwa selama pandemi COVID-19, imunisasi tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang ada, namun perlu memperhatikan prosedur yang sesuai dengan protokol kesehatan yang di keluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Daftar Istilah
- PCV: Pneumococcal Conjugate Vaccine, vaksin untuk mencegah pneumona dan meningitis
- BCG: Bacillus Calmette-Guerin, vaksin untuk mencegah tuberkulosis
- OPV: Oral Poliovirus Vaccine, vaksin untuk mencegah polio
- MR: Measles and Rubella, vaksin untuk mencegah campak dan rubela
- JE: Japanese Encephalitis, vaksin untuk mecengah radang otak oleh virus JE
Informasi kesehatan ini disponsori:
- IDAI. 2020. Jadwal Imunisasi Anak Pada Situasi Pandemi Covid-19
- Santoli, Jeanne, et al. 2020. Effects of the COVID-19 Pandemic on Routine Pediatric Vaccine Ordering and Administration — United States, 2020. CDC.
- WHO. 2019. Expanded Program on Immunization 2019.
- WHO. 2020. Guiding principles for immunization activities during the COVID-19 pandemic.