Terbit: 16 December 2015 | Diperbarui: 25 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Anak prasekolah (3-6 tahun) merupakan kelompok anak yang rawan untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak yang sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode di mana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terlambat pertumbuhan dan perkembangannya. Prevalensi gangguan pertumbuhan memiliki angka yang cukup besar. Prevalensi anak-anak yang gagal tumbuh yang ada di Indonesia berada pada angka 40% pada anak di bawah lima tahun, dengan total sekitar 125 juta, dengan peningkatan prevalensi seiring peningkatan usia.

Hati-hati Gangguan Pertumbuhan Pada Anak Akibat Gangguan Tidur

Pertumbuhan pada anak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, meliputi faktor sebelum lahiran (prenatal) hingga pasca melahirkan (post natal). Dari beberapa penelitian menyebutkan faktor yang paling banyak berperan adalah faktor sesudah anak lahir (postnatal) dengan faktor yang dominan adalah akibat kelainan hormonal. Menurut penelitian yang diadakan di Bali tahun 2012, kelainan hormonal bisa dikarenakan oleh gangguan tidur yang dapat mengganggu sintesis dan fungsi hormon pertumbuhan.

Aktivitas tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia khususnya usia anak. Bila dicermati tampaknya gangguan tidur pada anak adalah keluhan yang cukup sering dikeluhkan oleh orangtua pada dokter, namun seringkali keluhan ini tidak ditangani secara baik dan benar. Gangguan tidur pada anak bisa merupakan gangguan tidur primer karena gangguan impuls pada otak atau sebagai konsekuensi sekunder dari gangguan medis atau kejiwaan yang mendasari, dan bisa berakibat pada fungsi sosial, akademik, dan neurobehavioral.

Banyak pendapat baik dari masyarakat awam dan sebagian klinisi yang masih mengatakan bahwa gangguan tidur adalah hal yang biasa pada anak yang nantinya pada usia tertentu akan membaik dengan sendirinya. Padahal gangguan ini bila tidak tertangani dengan baik dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dikarenakan sekitar 75% GH (growth hormone) dikeluarkan pada saat anak tidur, di mana GH ini tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia terbangun. Tingginya kadar GH ini erat hubungannya dengan kondisi fisik anak karena hormon ini punya tugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme tubuh, termasuk juga otak anak. Di samping itu, GH juga memungkinkan tubuh anak memperbaiki dan memperbaharui seluruh sel yang ada di tubuh, mulai dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak. Oleh karena itu segera sadari apabila anak anda mengalami gangguan tidur dan segeralah konsultasi ke dokter spesialis anak agar gangguan pertumbuhan dapat di cegah sedini mungkin.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi