Terbit: 11 April 2018 | Diperbarui: 21 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Anda tentu pernah mengalami hari yang berat di kantor lalu ingin melampiaskannya dengan makan makanan yang enak. Kondisi ini disebut dengan istilah emotional eating, yaitu makan untuk melampiaskan emosi, bukan untuk menghilangkan rasa lapar. Ternyata keinginan ini bukan hanya bisa dialami oleh orang dewasa namun juga anak-anak.

Emotional Eating pada Anak: Baik atau Buruk?

Photo Credit: makelessnoise

Emotional eating pada anak

Banyak yang mengaitkan emotional eating hanya terjadi ketika seseorang menghadapi siutuasi yang buruk. Namun sebenarnya hal ini bisa terjadi ketika seseorang sedang bahagia. Misalnya, saat Anda sedang menikmati liburan bersama anak-anak, atau merayakan prestasi si kakak yang menjadi juara kelas, Anda lalu menghadiahinya dengan es krim atau makanan favoritnya.

Contoh lainnya, anak seringkali mendapat hadiah permen atau cokelat jika berhasil mengerjakan tugas tertentu. Tanpa disadari kebiasaan ini dapat memicu emotional eating pada anak. Anak akan terbiasa menghadiahi dirinya sendiri dengan makanan lezat ketika berhasil meraih suatu pencapaian. Bedanya, anak cenderung makan dengan tidak terkontrol apabila sedang marah atau kesal.

Ciri-ciri anak adalah seorang emotional eater

Untuk mengenali apakah anak Anda memiliki kecenderungan emotional eater, Anda bisa mengamatinya dari beberapa ciri seperti berikut:
1. Apakah saat marah atau kesal anak akan makan lebih banyak dari biasanya?
2. Apakah anak makan di luar jam makan?
3. Apakah anak makan dengan tidak terkontrol?
4. Apakah anak mengalami kegelisahan atau keresahan yang tidak diceritakan?
5. Apakah anak sedang stres atau menghadapi masalah di sekolah?

Jika kebanyakan jawaban adalah ya, maka bisa jadi anak Anda adalah seorang emotional eater.

Tips menghadapi anak emotional eater

Sebenarnya emotional eater pada anak cenderung tidak berbahaya, namun jika dibiarkan, hal ini dapat menjadi kebiasaan buruk saat dewasa dan memicu obesitas. Untuk mengtasinya, Anda bisa melakukan tips berikut:

1. Tahan hingga emosinya reda
Ketika anak mulai kesal atau marah, anak-anak mungkin akan makan tanpa kendali demi melampiaskan emosinya. Untuk mengatasinya, sebisa mungkin tenangkan anak terlebih dahulu baru memberi makanan atau minuman yang ia inginkan. Dengan begitu anak tidak akan melampiaskan emosinya dengan makan terlalu banyak.

2. Alihkan dengan kegiatan lain
Saat meredakan emosi anak, Anda bisa mencoba mengalihkan amarahnya dengan kegiatan lain seperti mainan atau hal-hal lain yang ada di sekitar. Anda juga bisa mengalihkannya pada kegiatan berolahraga seperti bersepeda atau lainnya.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi