Terbit: 3 August 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Dampak kekerasan pada anak penting untuk dipahami oleh setiap orang tua karena efeknya bisa terbawa hingga dewasa. Kekerasan yang dimaksud di sini tidak hanya terkait kondisi fisik tetapi juga mental. Simak penjelasan lengkap mengenai pengaruh kekerasan verbal hingga dampak kekerasan seksual pada anak di bawah ini.

Dampak Kekerasan pada Anak: Timbulkan Masalah Fisik hingga Mental

Jenis Kekerasan pada Anak

Pada dasarnya, kekerasan sendiri memiliki banyak bentuk. Berikut jenis-jenis kekerasan yang umum terjadi, antara lain:

  • Pelecehan fisik. Terjadi ketika seorang anak dengan sengaja dilukai secara fisik atau dibahayakan oleh orang lain.
  • Pelecehan seksual. Contoh pelecehan seperti cumbuan, kontak oral-genital, hubungan seksual, eksploitasi anak, atau paparan pornografi.
  • Kekerasan emosional. Hal ini terjadi jika seseorang melukai harga diri atau kesejahteraan emosional anak. Serangan verbal dan emosional seperti terus menerus meremehkan, mencaci maki seorang anak, mengisolasi, atau penolakan.
  • Penyalahgunaan medis. Hal ini terjadi ketika seseorang memberikan informasi palsu tentang penyakit pada anak yang memerlukan perhatian medis, sehingga menempatkan anak pada risiko cedera dan perawatan medis yang tidak perlu.
  • Pengabaian. Penelantaran anak adalah kegagalan untuk menyediakan makanan, tempat tinggal, kasih sayang, pengawasan, pendidikan, atau perawatan medis yang memadai.

Dalam banyak kasus, kekerasan terhadap anak dilakukan oleh seseorang yang dikenal dan dipercaya oleh anak, sering kali orang tua atau pengasuhnya. Jika Anda mencurigai adanya kekerasan pada anak, segera laporkan hal tersebut ke pihak yang berwenang.

Perubahan yang Terjadi pada Anak dan Orang Tua

Seorang anak yang mengalami kekerasan mungkin akan merasa bersalah, malu, atau bingung. Ia mungkin malu untuk memberi tahu siapa pun tentang pelecehan yang dialami, terutama jika pelaku adalah orang tua, kerabat atau, anggota keluarga.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan perubahan yang terjadi pada anak, seperti:

  • Penarikan diri dari teman atau aktivitas yang biasa dilakukan.
  • Perubahan perilaku, seperti agresi, kemarahan, permusuhan, hiperaktif, penurunan prestasi di sekolah.
  • Depresi, kecemasan, ketakutan yang tidak biasa, atau hilangnya kepercayaan diri secara tiba-tiba.
  • Mencoba untuk melarikan diri.
  • Perilaku memberontak atau menantang.
  • Menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri.

Meski begitu, tanda dan gejala spesifik tergantung pada jenis pelecehan. Ingatlah bahwa perubahan yang terjadi hanyalah tanda. Kehadiran tanda tersebut tidak selalu menandakan bahwa seorang anak mengalami pelecehan.

Tanda dan Gejala Kekerasan Fisik:

  • Cedera yang tidak dapat dijelaskan, seperti memar, patah tulang, atau luka bakar.
  • Cedera yang tidak sesuai dengan penjelasan yang diberikan.

Tanda dan Gejala Kekerasan Seksual:

  • Perilaku atau pengetahuan seksual yang tidak sesuai dengan usia anak.
  • Kehamilan atau infeksi menular seksual.
  • Darah di celana dalam anak.
  • Mengakui bahwa dirinya mengalami pelecehan seksual.
  • Kontak seksual yang tidak pantas dengan anak-anak lain.

Tanda dan Gejala Kekerasan Emosional:

  • Perkembangan emosional yang tertunda atau tidak tepat.
  • Kehilangan kepercayaan diri.
  • Penarikan sosial atau kehilangan minat.
  • Depresi.
  • Menghindari situasi tertentu, seperti menolak pergi ke sekolah.
  • Putus asa mencari kasih sayang.
  • Penurunan prestasi di sekolah atau hilangnya minat untuk sekolah.
  • Hilangnya keterampilan yang sebelumnya anak miliki.

Tanda dan Gejala Pengabaian

  • Pertumbuhan tubuh yang buruk atau penambahan berat badan.
  • Kebersihan diri yang buruk.
  • Kurangnya pakaian atau perlengkapan untuk memenuhi kebutuhan fisik.
  • Mengambil makanan atau uang tanpa izin.
  • Sering menyembunyikan makanan.
  • Sering bolos sekolah.
  • Kurangnya perhatian yang tepat untuk masalah medis atau kurangnya perawatan lanjutan yang anak perlukan.

Perilaku Orang Tua

Terkadang sikap atau perilaku orang tua juga menandakan bahwa ia pernah atau sedang melakukan kekerasan pada anaknya. Tanda-tanda itu antara lain:

  • Menunjukkan sedikit perhatian pada anak.
  • Terlihat tidak mampu mengenali tekanan fisik atau emosional pada anak.
  • Menyalahkan anak atas masalahnya.
  • Secara konsisten meremehkan, mencaci maki, dan menggambarkan anak dengan istilah negatif
  • Mengharapkan anak untuk memberikan perhatian dan tampak cemburu pada anggota keluarga lain yang mendapatkan perhatian dari anak.
  • Menggunakan disiplin fisik yang keras.
  • Menuntut kinerja fisik atau akademik yang tidak sesuai.
  • Sangat membatasi anak untuk kontak dengan orang lain.

Menggunakan hukuman fisik sebagai cara untuk mendisiplinkan anak sudah banyak dikecam oleh beberapa pakar kesehatan. Perilaku orang tua yang menyebabkan rasa sakit, cedera fisik, atau trauma emosional—bahkan jika dilakukan atas nama disiplin—adalah bentuk kekerasan pada anak.

Mengenali Dampak Kekerasan pada Anak

Beberapa anak yang mengalami kekerasan fisik dan mental dapat mengatasi pengalaman buruknya menjadi lebih baik, terutama jika mendapatkan dukungan sosial. Namun, bagi anak yang tidak mendapatkan dukungan, kekerasan yang anak alami dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik, perilaku, emosional, atau mental

Berikut adalah beberapa contoh dampak kekerasan verbal hingga dampak kekerasan seksual pada anak yang bisa terjadi, antara lain:

Masalah Fisik

  • Kematian dini.
  • Ketidakmampuan menggerakkan anggota tubuh tertentu.
  • Gangguan belajar.
  • Penyalahgunaan zat.
  • Masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, gangguan kekebalan tubuh, penyakit paru-paru kronis dan kanker.

Masalah Perilaku

  • Melakukan tindakan kekerasan.
  • Pelecehan terhadap orang lain.
  • Ketergantungan.
  • Percobaan bunuh diri atau melukai diri sendiri.
  • Perilaku seksual berisiko tinggi atau kehamilan remaja.
  • Masalah di sekolah atau tidak menyelesaikan pendidikan.
  • Keterampilan sosial dan hubungan yang terbatas.
  • Masalah dengan pekerjaan.

Masalah Emosional

  • Rendah diri.
  • Kesulitan membangun atau mempertahankan hubungan
  • Tantangan dengan keintiman dan kepercayaan
  • Ketidakmampuan untuk mengatasi stres dan frustrasi
  • Meyakini bahwa kekerasan adalah bagian normal dari hubungan

Gangguan Kesehatan Mental

  • Menyebabkan gangguan makan.
  • Gangguan kepribadian.
  • Depresi.
  • Gangguan kecemasan.
  • Menimbulkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
  • Gangguan tidur.
  • Attachment disorder.
  • Gangguan perilaku.

 

  1. Anonim. Child abuse. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/child-abuse/symptoms-causes/syc-20370864. (Diakses pada 3 Agustus 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi