DokterSehat.Com- Bayi sering gumoh dan muntah. Namun, hal ini tidak perlu Anda khawatirkan sebab gumoh ataupun muntah tidak menandakan adanya gangguan kesehatan yang serius pada bayi. Hanya sedikit kasus bayi muntah yang mengindikasikan adanya masalah kesehatan serius.
Pada dasarnya bayi sering gumoh setelah menyusui dan muntah sama-sama mengeluarkan makanan atau cairan dari lambung. Bedanya, bayi sering gumoh bersifat pasif atau spontan mengalirkan air ke bawah baik itu sedikit seperti ludah atau cukup banyak. Sementara muntah cenderung dalam jumlah banyak disertai dorongan dan atau tanpa kontraksi lambung.
Penyebab Bayi Gumoh?
Meski terbilang normal, tapi apabila bayi sering gumoh terus menerus bisa mengakibatkan berbagai komplikasi yang mengganggu pertumbuhan bayi.
Lebih jelasnya berikut ini penyebab bayi sering gumoh:
- Penyebab bayi gumoh adalah pemberian ASI yang terlalu banyak. Lambung bayi memiliki kapasitas tertentu, bila lambung terisi penuh maka dapat menyebabkan bayi gumoh setelah menyusui.
- Kedua, penyebab bayi gumoh Posisi menyusui yang salah. Pemberian ASI saat posisi bayi sedang tidur telentang kadang membuat cairan masuk ke saluran napas. Akibatnya bayi sering gumoh. Selain itu, pemakaian dot yang salah terkadang membuat anak malas menghisapnya sehingga udara lebih banyak masuk ke lambung dan menyebabkan bayi muntah.
- Klep penutup lambung yang terletak diantara lambung dan saluran pencernaan atas pada bayi biasanya belum berfungsi dengan sempurna sehingga menjadi penyebab bayi gumoh.
- Belum sempurnanya fungsi pencernaan bayi juga bisa membut bayi sering gumoh.
- Bayi bergerak terlalu aktif. Pertu akan mengalami tekanan yang tinggi sast bayi menggeliat atau menangis terus menerus. Akibatnya, bayi gumoh.
Cara Mengatasi Bayi Gumoh
Untuk mengurangi terjadinya gumoh pada bayi, Anda bisa mencoba tips berikut ini:
- Jangan berikan ASI atau susu saat bayi berbaring. Usahakan bayi dalam posisi tegak selama 30 menit setelah menyusu demi menghindari gumoh pada bayi.
- Jangan dudukan bayi di kursi khusus bayi setelah menyusu karena menjadi penyebab bayi gumoh akibat peningkatan tekanan pada perutnya.
- Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
- Jangan berlebihan memberikan susu atau ASI pada bayi. Lebih baik berikan dalam jumlah yang sedikit tapi sering.
- Segera sendawakan bayi setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
- Pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau lebar. Bila terlalu kecil maka akan banyak udara yang masuk. Bila terlalu besar, susu akan mengalir lebih cepat sehingga dapat membuat bayi sering gumoh.
- Jika bayi sangat lapar sebaiknya jangan berikan susu atau ASI terlebih dahulu sebab bayi akan minum tergesa-gesa sehingga akan banyak udara yang masuk.
- Usahakan bayi dalam posisi miring dengan kepala lebih tinggi dari kaki membentuk sekitar 45 derajat. Posisi ini bisa membuat cairan turun ke bawah.
- Jangan langsung mengangkat bayi gumoh atau muntah karena bisa jadi gumoh turun dan masuk ke paru-paru. Sebaiknya tengkurapkan atau miringkan bayi dan biarkan ia muntah sampai tuntas.
- Bila bayi gumoh melalui hidung sebaiknya biarkan saja. Kondisi akan berbahaya bila cairan dihirup kembali dan masuk ke paru-paru. Keluarnya cairan dari hidung menandakan bahwa muntahan bayi terlalu banyak sehingga samapi keluar lewat hidung.
- Kondisi akan membahayakan bila bayi tersedak sehingga muntahannya masuk ke paru-paru. Segera miringkan atau tengkurapkan bayi bila terlihat tanda-tanda gumoh pada bayi.
- Buat bayi tetap terhidrasi. Saat bayi Anda muntah, ia kehilangan cairan. Sangat penting untuk menggantinya sehingga dia tidak mengalami dehidrasi. Untuk melakukan ini, Anda mungkin bisa memberinya larutan rehidrasi oral (ORS), beberapa kali per jam, di samping ASI biasa atau susu formula, dan air. Tanyakan kepada apoteker atau dokter sebelum mencoba ini. Jangan berikan jus buah atau minuman bersoda pada bayi Anda.
- Kondisikan bayi kembali ke rutinitasnya. Jika bayi belum muntah selama 12 jam hingga 24 jam, Anda dapat mulai kembali ke pola makannya yang biasa. Tapi tetap beri dia banyak cairan seperti susu biasa. Jika bayi mengonsumsi makanan padat, mulailah dengan makanan yang mudah dicerna seperti sereal atau bubur bayi.
- Bantu bayi beristirahat. Tidur juga dapat membantu menenangkan bayi. Perut sering bermuara ke usus selama tidur, menghilangkan kebutuhannya untuk muntah.
- Jangan berikan obat antimual (resep atau obat bebas) pada anak Anda, kecuali dokter telah meresepkannya.
Muntah Bisa Menandakan Gejala Penyakit
Kadang-kadang, gumoh atau muntah bisa menjadi gejala penyakit yang lebih serius. Hubungi dokter jika Anda melihat tanda-tanda peringatan pada bayi Anda seperti berikut ini:
- Tanda-tanda dehidrasi, termasuk mulut kering, kurang air mata, ubun-ubun cekung, floppiness, dan popok basah lebih sedikit dari biasanya (kurang dari enam popok sehari).
- Demam
- Menolak untuk menyusui atau minum susu formula
- Muntah selama lebih dari 12 jam
- Ruam yang tidak memerah, merupakan ruam yang tidak memudar ketika kulit ditekan
- Kantuk atau iritabilitas berat
- Fontanel (bagian kepala) yang menonjol
- Sesak napas
- Perut kembung
- Darah atau empedu (zat hijau) di muntahan
- Muntah terus menerus secara paksa pada bayi dalam waktu setengah jam setelah makan.
Gejala gumoh yang menandakan penyakit lainnya:
1. Darah atau empedu dalam muntahan
Ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan jika bayi Anda baik-baik saja sebelum ia muntah. Ini bisa terjadi ketika kekuatan regurgitasi (naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung tanpa disertai oleh rasa mual) menyebabkan sedikit cairan di pembuluh darah yang melapisi tenggorokan. Muntah bayi Anda mungkin juga berwarna kemerahan jika ia telah menelan darah dari luka di mulutnya, atau telah mimisan dalam enam jam terakhir.
Namun, hubungi dokter jika bayi terus muntah diertai darah atau jika jumlahnya meningkat. Dokter mungkin akan melihat sampel muntah jika mengandung darah atau empedu. Empedu hijau dapat menunjukkan bahwa usus tersumbat, suatu kondisi yang perlu segera diperhatikan.
2. Muntah terus-menerus pada bayi setengah jam setelah makan
Ini mungkin disebabkan oleh stenosis pilorus, yang merupakan kondisi langka. Stenosis pilorus paling mungkin dimulai ketika bayi berumur beberapa minggu, tetapi bisa muncul kapan saja sebelum ia berusia empat bulan.
Stenosis pilorus menyebabkan katup yang mengarah dari lambung ke usus menebal sehingga tidak akan cukup terbuka untuk membiarkan makanan lewat. Ini menyebabkan bayi gumoh atau muntah. Masalahnya sederhana untuk memperbaiki dengan operasi kecil, tetapi itu membutuhkan perhatian medis segera.
Demikian penyebab bayi sering gumoh atau muntah hingga cara mengurangi gumoh pada bayi. Selalu periksakan bayi jika gumoh atau muntoh yang tak kunjung berhenti ya, Teman Sehat!