Cara menangani anak berkebutuhan khusus penting untuk para orang tua pahami agar proses tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Lantas, bagaimana cara merawat anak berkebutuhan khusus? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Anak Berkebutuhan Khusus?
Sebelum menjelaskan mengenai cara menangani anak berkebutuhan khusus, penting untuk diketahui bahwa anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mengalami keterbatasan atau hambatan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional.
Keadaan ini dapat berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya.
Masalah anak berkebutuhan khusus merupakan masalah yang cukup kompleks secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, anak berkebutuhan khusus membutuhkan penanganan secara khusus sesuai dengan jenisnya.
Seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus harus mendapatkan penanganan yang tepat, khususnya keterampilan hidup sesuai minat dan potensinya, agar anak dapat hidup lebih mandiri. Namun, jika tidak ada penanganan secara tepat, maka perkembangan kemampuan anak mengalami hambatan dan menjadi beban keluarga hingga masyarakat.
Jenis Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Dikarenakan karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Berikut adalah klasifikasi anak berkebutuhan khusus, di antaranya:
- Anak disabilitas penglihatan. Ini adalah keadaan dimana anak mengalami gangguan daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian.
- Anak disabilitas pendengaran. Kondisi dimana anak mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian ataupun menyeluruh. Seorang anak yang memiliki keadaan ini biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan berbicara.
- Anak disabilitas intelektual. Keadaan dimana anak memiliki inteligensi yang berada dibawah rata-rata anak seusianya dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku. Kondisi ini muncul dalam masa perkembangan.
- Anak disabilitas fisik. Kondisi dimana anak mengalami gangguan gerak akibat kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan bentuk, dan fungsi tubuh atau anggota gerak.
- Anak disabilitas sosial. Keadaan yang membuat anak memiliki masalah atau hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, serta berperilaku menyimpang.
- Attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) atau anak gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Anak yang mengalami gangguan perkembangan ini ditandai dengan sekumpulan masalah berupa gangguan pengendalian diri, masalah rentang atensi atau perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas, yang menyebabkan kesulitan berperilaku, berpikir, dan mengendalikan emosi.
- Autism spectrum disorders (ASD) atau anak gangguan spektrum autisme adalah anak yang mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan berbeda-beda, yaitu kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, serta pola-pola perilaku yang repetitif dan stereotip.
- Anak gangguan ganda adalah anak yang memiliki dua atau lebih gangguan sehingga diperlukan pendampingan, layanan, pendidikan khusus, dan alat bantu belajar yang khusus.
- Anak lamban belajar atau slow learner yaitu anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah rata-rata tetapi belum termasuk gangguan mental. Butuh waktu lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik.
- Anak dengan kesulitan belajar khusus atau specific learning disabilities adalah anak yang mengalami hambatan atau penyimpangan pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa ketidakmampuan mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, dan berhitung.
- Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi. Gangguan ini membuat anak mengalami penyimpangan dalam bidang perkembangan bahasa wicara, suara, irama, dan kelancaran dari usia rata-rata yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, dan lingkungan, baik reseptif maupun ekspresif.
- Anak dengan potensi kecerdasan atau bakat istimewa. Anak dengan kondisi ini memiliki skor inteligensi yang tinggi atau mereka yang unggul dalam bidang-bidang khusus seperti musik, seni, olahraga, dan kepemimpinan.
Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus
Perlu Anda ketahui, seorang anak yang memiliki kondisi khusus dibagi menjadi dua kelompok: temporer (sementara) dan permanen (tetap). Adapun yang termasuk kategori ABK temporer meliputi anak-anak yang berada pada lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah, anak-anak jalanan, anak-anak korban bencana alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau terpencil, serta anak-anak yang menjadi korban HIV-AIDS.
Sedangkan yang termasuk kategori ABK permanen adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autis, ADHD, anak berkesulitan belajar, anak berbakat/sangat cerdas, dan lain-lain.
Berikut cara merawat anak berkebutuhan khusus berdasarkan jenisnya:
Anak dengan Disabilitas Penglihatan
- Membawa anak ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk diperiksa tenaga medis.
- Menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari tenaga medis dengan mengikuti petunjuk dan saran yang diberikan.
- Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dan kembangkan potensi yang dimiliki anak.
- Orang tua dan pengasuh membantu anak di rumah dalam mengerjakan tugas sekolah yang diberikan atau mengulang pelajaran yang diterima.
Anak dengan Disabilitas Pendengaran
- Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dan kembangkan potensi yang dimiliki anak.
- Biasakan untuk menarik perhatian anak terhadap bunyi-bunyi lingkungan yang sering terjadi seperti orang yang mengetuk pintu, suara telepon, suara motor, bunyi mesin mobil, dan sebagainya.
- Biasakan agar orang tua tetap mengajak bicara anak dengan berhadapan muka agar wajah dan gerak bibir terlihat jelas.
Anak dengan Disabilitas Intelektual
- Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dan kembangkan potensi yang dimiliki oleh anak.
- Mengajarkan sesuatu secara bertahap dan berulang ulang.
- Penting untuk diketahui, cara merawat anak berkebutuhan khusus ini sama dengan anak lainnya. Kebutuhan biologisnya sama dengan anak normal, hanya saja anak tidak mengerti bagaimana mengatasi bila rasa tersebut timbul dan apa yang harus mereka lakukan. Oleh karena itu, orang tua dan orang-orang di sekitarnya harus memberikan contoh tentang sikap dan perilaku yang baik.
Anak dengan Disabilitas Fisik
- Bawa anak ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan sekaligus mencegah keadaan fisiknya menjadi semakin parah (bengkok, mengecil, kaku).
- Menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari tenaga medis dengan mengikuti petunjuk dan saran yang diberikan.
- Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dan kembangkan potensi. Saat ini banyak anak yang dapat berprestasi seperti anak lain sebayanya.
- Memerlukan latihan rutin dan menggunakan alat bantu untuk mencegah bertambahnya keparahan dan memudahkan melakukan aktivitas sehari-hari.
Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme
- Konsultasi dengan tenaga ahli diperlukan, misalnya dokter, psikolog, atau tenaga pendidik untuk mendapatkan informasi, diagnosa dan rekomendasi untuk penanganan lebih lanjut.
- Memahami kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya, tingkat sensitivitas terhadap rangsang gerak, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
- Mencari tahu kebutuhan sensori, diet, biomedis, dan lain sebagainya yang bisa dilakukan di rumah. Penelitian menunjukkan bahwa makanan tertentu akan memicu keparahan autisme.
Anak dengan Gangguan Komunikasi
- Bawa anak ke ahli yang berkaitan dengan kelainan yang dialaminya. Tenaga ahli tersebut dapat membantu mengklasifikasikan jenis gangguan, penyebab, dan apa yang harus dilakukan.
- Ajak anak untuk bercerita, berkomunikasi dua arah, serta memperbanyak latihan dengan menggunakan media visual/gambar.
- Memberi kesempatan anak untuk melakukan sesuatu secara mandiri atau tidak mendapat bantuan namun tetap ada pengawasan.
- Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dan kembangkan potensi yang anak miliki.
Anak dengan Kecerdasan Istimewa
- Menentukan sekolah yang memiliki kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak.
- Penting untuk diketahui, cara menangani anak berkebutuhan khusus ini tidak boleh dibedakan anak yang lain terutama dalam memberikan perhatian dan kasih sayang.
- Seorang anak harus diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mempelajari hal-hal baru, seperti mengembangkan potensi yang diminatinya, ide-ide yang digagasnya, dan lain sebagainya.
- Memberi kesempatan anak untuk bermain bersama teman sebayanya guna meningkatkan kemampuan sosial dan emosinya.
- Orang tua harus selalu berkomunikasi dengan guru, konselor, dan tenaga profesional yang menangani anak.
- Irvan, Muchamad dan Dian Puspa Dewi. 2018. KAJIAN PENANGANAN TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=798879&val=13049&title=KAJIAN%20PENANGANAN%20TERHADAP%20ANAK%20BERKEBUTUHAN%20KHUSUS. (Diakses pada 16 Agustus 2021).
- Prawesti, Anisa Julia , Bayu Septian Anuraga, dan Rio Setya Budi Nugraha. Universitas Slamet Riyadi. Learning Strategies For Children Special Needs: Strategi Pembelajaran Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. https://press.umsida.ac.id/index.php/icecrs/article/view/449/307?download=pdf. (Diakses pada 16 Agustus 2021).
- Winarsih, Sri, Hendra Jamal’s, dll. 2013. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. PANDUAN PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BAGI PENDAMPING (ORANG TUA, KELUARGA, DAN MASYARAKAT). https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/b3401-panduan-penanganan-abk-bagi-pendamping-_orang-tua-keluarga-dan-masyarakat.pdf. (Diakses pada 16 Agustus 2021).