Terbit: 9 April 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Umumnya bayi dilahirkan setelah usia kehamilan di atas 39 minggu. Namun pada kondisi tertentu ada juga bayi yang dilahirkan pada usia kurang dari 37 minggu, atau disebut kelahiran prematur. Penting untuk menyesuaikan usia bayi prematur dengan usia yang sebenernya untuk mengukur perkembangan anak.

Berapa Usia Bayi Prematur yang Sebenarnya?

Bagaimana menghitung usia bayi prematur?

Bayi prematur memiliki dua usia, yaitu usia kronologis (chronological age) dan usia koreksi (corrected age). Cara menghitung kedua usia tersebut sangat mudah, yaitu:

1. Usia kronologis
Usia kronologis dihitung dari sejak bayi dilahirkan. Cara menghitungnya adalah dari jumlah hari, minggu dan tahun sejak kelahiran si kecil. Umumnya usia kronologis digunakan saat akan memberikan imunisasi.

2. Usia koreksi
Usia koreksi dihitung dari usia kronologis bayi dikurangi dari jumlah minggu atau bulan yang dilahirkan lebih awal. Misalnya anak memiliki usia kronologis 1 tahun yang lahir 2 minggu lebih awal, berarti memiliki usia koreksi 11 bulan 10 minggu. Usia koreksi ini digunakan untuk memantau tubuh kembang anak dan kebutuhan gizinya.

Manfaat mengetahui usia bayi prematur

Para ahli menyatakan, penting bagi orang tua untuk mengetahui berapa usia bayi yang sebenarnya untuk mengamati perkembangan anak. Jika anak seuisanya sudah bisa duduk sedangkan anak lahir prematur belum, maka hal ini masih bisa ditoleransi. Meskipun demikian, stimulasi pada anak prematur harus tetap dilakukan.

Perlu diingat bahwa bayi yang lahir lebih dahulu dari seharusnya memiliki otak dan syaraf yang belum berkembang sehingga perkembangan dan pertumbuhan bayi prematur sedikit berbeda dari bayi lainnya.

Umumnya penyesuian usia ini hanya digunakan hingga anak berusia 2-2,5 tahun. Setelah usia tersebut, perkembangan anak prematur bisa mengejar ketinggalan perkembangan anak lainnya dengan catatan kebutuhan gizi dan nutrisinya tercukupi dengan baik.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi