Terbit: 25 October 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Salah satu budaya yang cukup unik dan dilakukan di Indonesia adalah membedong bayi. Bedong bayi dilakukan pada bayi yang baru saja dilahirkan dengan tujuan membuat tubuh bayi terasa hangat. Namun, bagi sebagian orang, penggunaan bedong ini justru akan menghambat pertumbuhan tulang-tulang pada bayi. Sebenarnya, apakah bedong bayi memang kurang baik bagi pertumbuhan tulang?

Benarkah Bedong Buruk Bagi Postur Tubuh Bayi?

Pakar kesehatan dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS menyebutkan jika sejauh ini, bedong sudah dilakukan oleh jutaan bayi yang baru lahir di Indonesia dan belum ada laporan bahwa bedong memberikan efek buruk bagi perkembangan tulangnya, apalagi dengan adanya mitos bahwa bedong bayilah yang bertanggung jawab pada bentuk kaki O atau X pada anak. Bedong sama sekali tidak menyebabkan postur kaki tersebut. Menurut beliau, bedong justru lebih ditujukan agar tubuh bayi terasa hangat dan tidak terlalu banyak bergerak dan tidak akan memberikan pengaruh besar bagi postur tubuh bayi.

Bedong sendiri kerap dilakukan pada bayi dengan usia kurang dari lima bulan dan sebaiknya setelah usia ini proses bedong sudah tidak lagi dilakukan. Namun, andai bayi dengan usia lebih dari lima bulan masih dibedong, sebenarnya tidak ada masalah dan menurut dr. Mahdian tidak akan memberikan pengaruh pada bentuk kaki apalagi memicu masalah kaki O dan kaki X. Menurut beliau, selama bedong juga akan dilepas, maka proses pertumbuhan tulang bayi akan normal-normal saja dan menyesuaikan kembali dengan bentuk normal. Meskipun saat dibedong kakinya agak melengkung, namun begitu dilepas, kakinya akan menyesuaikan diri kembali dengan kondisi normal dan hal ini sama sekali tidak akan mengganggu perkembangan tulangnya.

Jadi, kita tidak perlu mempercayai mitos bedong dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan dan perkembangan tulang bayi. Bedong justru akan membuat bayi tetap hangat dan nyaman sehingga kita pun akan membuatnya lebih nyaman saat tidur.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi