Terbit: 19 April 2021 | Diperbarui: 21 November 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Mandi bola adalah salah satu tempat favorit bermain bagi anak-anak di dalam mall atau restoran, tetapi menyimpan bahaya yang patut diwaspadai! Untuk itu, orang tua perlu memerhatikan keamanan dan kebersihan tempat bermain anak. Yuk ketahui bahayanya dan cara aman bermain untuk anak-anak! 

Bahaya Mandi Bola dan Cara Aman Bermain bagi Anak-Anak

Bahaya Mandi Bola bagi Anak-Anak

Meskipun dapat membuat anak-anak merasa senang, perlu orang tua ketahui bahwa kolam bola umum memiliki bahaya bagi kesehatan dan keselamatan. Hal ini akibat sejumlah faktor, misalnya kolam bola terkontaminasi sisa makanan, muntahan, kotoran, atau air seni anak, yang mengundang penyakit.  

Berikut ini bahaya mandi bola bagi anak-anak yang patut orang tua waspadai:

1. Berisiko Cedera

Kecelakaan dalam kolam bola yang paling umum bagi anak-anak adalah benturan atau tabrakan antara dua anak atau lebih. Ini biasanya terjadi ketika satu anak melompat dan tidak menyadari bahwa ada anak lainnya bersembunyi dalam kolam bola.

Sebagian besar kecelakaan ini mengakibatkan benturan atau memar. Namun, berdasarkan riwayat pada tahun 1995, seorang remaja tewas ketika bersembunyi dalam dasar kolam bola tepat di bawah perosotan dan seorang anak lain melompat dari atas.

2. Terpapar Bakteri Berbahaya

Secara keseluruhan, peneliti mengidentifikasi 31 spesies bakteri dan satu spesies jamur. Bakteri terkait manusia yang ditemukan dalam kolam mandi bola, termasuk:

  • Enterococcus faecalis. Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tertentu, seperti endokarditis, septikemia, infeksi saluran kemih, dan meningitis.
  • Staphylococcus hominis. Ini penyebab infeksi aliran darah dan menjadi penyebab sepsis saat menjalani perawatan intensif neonatal.
  • Streptococcus oralis. Merupakan bakteri yang menyebabkan endokarditis, sindrom gangguan pernapasan dewasa, dan syok streptokokus.
  • Acinetobacter lwoffii. Bakteri yang dilaporkan menyebabkan septikemia, pneumonia, meningitis, dan infeksi saluran kemih dan kulit.

Kolam bola kemungkinan juga mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli), rotavirus, dan salmonella, yang semuanya dapat menyebabkan muntah dan diare parah. Anak-anak juga berisiko menyebarkan kuman ke bola dengan tangan dan kakinya.

3. Alergi Lateks

Menurut sebuah di Italia dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology edisi Agustus, menyatakan bahwa anak-anak yang mandi bola mengalami reaksi alergi terhadap lateks yang serius. Lateks adalah protein yang terkandung dalam karet.

Meskipun bola-bola ini terbuat dari plastik, para peneliti mengatakan bahwa bantalan busa pada lantai kolam bola ini terbuat dari lateks, yang dapat mencemari bola.

Setelah beberapa kali terpapar lateks dalam area kolam bola, anak akan peka sampai pada titik mengalami reaksi alergi. Namun, kebanyakan bayi baru lahir telah mencapai tingkat kepekaan dari paparan dot karet pada kebanyakan botol susu.

Begitu anak menjadi peka terhadap lateks, reaksi ini dapat berkisar seperti ruam hingga anafilaksis, kondisi serius yang menyebabkan pembengkakan dan sesak napas.

Cara Aman Mandi Bola untuk Anak-Anak

Sebelum masuk ke area kolam bola, ada beberapa hal yang perlu orang tua perhatikan sebagai tindakan pencegahan dari paparan bakteri dan risiko keamanan. 

Berikut ini beberapa tips bermain mandi bola yang aman:

1. Memilih Kolam Bola yang Bersih

Standar dan jadwal pembersihan pada setiap kolam bola sangat berbeda-beda. Untuk itu, sebaiknya tanyakan kapan bola terakhir kali dibersihkan. Jika petugas tidak tahu, perhatikan apakah kolam bola terlihat sangat kotor atau jika area tersebut berbau agak aneh. Bila dirasa kotor, sebaiknya tidak masuk.

Jika telah menemukan tempat yang bersih, cuci tangan anak sebelum masuk ke dalam kolam bola untuk mencegah penyebaran kuman.

2. Pisahkan Anak dan Balita

Juru bicara CPSC Scott Wolfson mengatakan sebagian besar kecelakaan di lubang bola dan peralatan bermain lunak lainnya yang digunakan di fasilitas dalam ruangan dapat dihindari dengan mengikuti beberapa aturan akal sehat.

Guna menghindari risiko cedera dalam kolam bola, pisahkan antara anak-anak dan balita. Hal ini karena balita kemungkinan besar akan mengalami cedera yang lebih serius.

3. Lepaskan Sepatu, Aksesoris, dan Tidak Membawa Mainan

Anak akan mudah kehilangan mainan dalam kolam bola, jadi pastikan orang tua mengosongkan saku anak- terutama jika barang tersebut memiliki tepi yang tajam. Demikian juga, lepaskan sepatu dan aksesoris yang mungkin bisa terjatuh dan hilang. Jika terjatuh dan tercampur dengan ribuan bola, kemungkinan menimbulkan risiko benturan pada anak-anak. 

4. Jangan Bersembunyi dalam Kolam Mandi Bola

Usahakan orang tua mencegah atau memberi tahu anak untuk tidak bersembunyi atau membenamkan dirinya dalam kolam bola, dan pastikan pula anak tidak berlama-lama di dasar perosotan atau tangga. Hal ini untuk mencegah benturan antara anak dengan anak, akibat anak loncat dan mengenai anak lainnya yang bersembunyi dalam kolam bola.  

5. Mencuci Tangan Setelah Bermain

Beberapa pihak dari taman bermain, khususnya kolam bola, mencuci bola-bola tersebut setidaknya seminggu sekali. Namun, mencucinya tidak mungkin menghilangkan semua kuman.

Sebagai pencegahan risiko penyakit akibat bakteri, bersihkan anak Anda sampai benar-benar bersih setelah selesai bermain-main dalam kolam bola. 

Cara Bermain Mandi Bola yang Aman di Rumah 

Bermain dengan bola ternyata bisa meningkatkan keterampilan motorik anak dan koordinasi tangan-mata, yang merupakan bagian penting bagi perkembangan balita. Untuk mendapatkan manfaatnya sekaligus memberikan keamanan bagi anak, orang tua bisa membuat kolam bola sendiri di rumah.

Berikut ini cara aman membuat kolam bola di rumah:

1. Memilih Ukuran Bola

Ada banyak pilihan bola, dengan variasi ukuran, tekstur, ringan, dan kekencangan. Bola yang cocok untuk anak adalah memiliki ukuran agak besar, setidaknya memiliki diameter 1,75 inci, yang bisa digenggam dua tangan dan dilempar. Selain itu, bola dengan ukuran besar dan ringan juga dapat mencegah anak tersedak bola.

2. Menggunakan Kolam Plastik

Setelah memilih ukuran bola, gunakan kolam renang karet untuk menampung bola-bola plastik berwarna-warni. Jika bola plastik kurang banyak, siasati dengan menambahkan air agar anak sekaligus berenang dalam air bersama bola. Setelah selesai bermain, cuci juga bola dan kolam renang plastik hingga bersih.  

3. Cara Menyimpan Bola

Selain mencucinya sampai bersih, bola-bola ini harus Anda simpan dengan baik agar bisa dipakai kembali nantinya. Cobalah pakai kotak, keranjang, atau wadah plastik bersih untuk menampung bola-bola ini. Pastikan wadahnya tidak cukup dalam sehingga anak bisa masuk saat mereka mencoba mengambil mainannya.

 

  1. Anonim. 2019. Examining ball pits as a playground for pathogenic germs. https://www.sciencedaily.com/releases/2019/03/190321130444.htm (Diakses pada 19 April 2021)
  2. Brown, Stephanie. 2021. Why Your Child Should Be Playing With Balls. https://www.verywellfamily.com/why-your-child-should-be-playing-with-balls-289705 (Diakses pada 19 April 2021)
  3. Lyall, Amy. 2017. These stories will make you rethink a trip to an indoor play centre. https://www.kidspot.com.au/health/family-health/safety/these-stories-will-make-you-rethink-a-trip-to-an-indoor-play-centre/news-story/d93dbf7116635aff1f603d486f448a02 (Diakses pada 19 April 2021)
  4. Peck, Peggy. 2001. Bounce Carefully in the Ball Pit. https://www.webmd.com/parenting/news/20010831/bounce-carefully-in-ball-pit#1 (Diakses pada 19 April 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi