Terbit: 18 April 2020 | Diperbarui: 20 June 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Ketika mendapati BAB bayi berbusa, orang tua biasanya akan merasa khawatir. Kondisi feses memang sering kali menggambarkan kesehatan bayi, namun tidak semua perubahan berarti berbahaya ya, Bunda. Kondisi ini merupakan kondisi yang cukup umum dan biasanya tidak berbahaya. Ketahui lebih lanjut tentang penyebab BAB bayi berbusa dan cara mengatasinya berikut ini!

BAB Bayi Berbusa, Simak Penyebab dan Cara Mengatasinya Berikut ini

Penyebab BAB Bayi Berbusa

Tentunya banyak orang tua yang bertanya-tanya, kenapa BAB bayi berbusa? BAB berbusa merupakan kondisi yang umum pada bayi. Penyebab BAB bayi berbusa paling umum adalah karena kelebihan laktosa, yang merupakan gula yang terkandung di dalam ASI.

Pencernaan bayi yang belum sempurna membuat susu tidak dicerna dengan baik sehingga menjadi penyebab kondisi ini.

ASI terbagi menjadi dua bagian yang disebut dengan foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah bagian yang awal keluar selama beberapa menit bayi menyusu. Selanjutnya baru diikuti dengan hindmilk yang memiliki tekstur yang lebih tebal.

Hindmilk memiliki nutrisi yang lebih besar jika dibandingkan dengan foremilk. Apabila asupan foremilk lebih banyak daripada hindmilk, kemungkinan bayi tidak dapat mencerna laktosa dengan baik, sehingga kondisi ini pun terjadi.

Selain memerhatikan tekstur dari feses, intensitas BAB bayi juga sebaiknya diperhatikan. Pada 6 minggu pertama, bayi yang mengonsumsi ASI dapat BAB paling tidak 3 kali sehari, namun ada juga bayi yang dapat BAB sebanyak 4-12 kali dalam sehari dan kondisi ini normal.

Sedangkan untuk bayi yang diberikan susu formula, umumnya akan BAB sebanyak 1-4 kali dalam sehari untuk 6 minggu pertama usianya.

Apakah BAB Bayi Berbusa Berbahaya?

Jika melihat pada penyebab BAB bayi berbusa, pada dasarnya kondisi ini termasuk umum dan tidak begitu berbahaya. Namun, jika sudah mengalami ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk, si kecil mungkin akan menunjukkan beberapa gejala lain.

Ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk ditandai dengan gejala seperti berikut ini:

  • BAB berwarna hijau, berair, dan berbusa
  • Menangis, mudah tersinggung, dan gelisah setelah menyusu
  • Rewel setelah menyusu
  • Gas dalam perut

Gejala-gejala di atas juga sering kali disalahartikan dengan kondisi lain seperti intoleransi laktosa, kolik, refluks asam, hingga alergi susu.

Kapan Harus ke Dokter?

Setiap kondisi yang berbeda, tentunya membutuhkan penanganan yang berbeda. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa penyebab paling umum dari kondisi ini adalah kelebihan laktosa, tapi dapat juga disebabkan berbagai kondisi lainnya.

Apabila BAB bayi berbusa berlangsung selama beberapa hari dan dibarengi gejala lain seperti demam, lemas, dan tidak adanya peningkatan berat badan, sebaiknya konsultasikan kondisi bayi ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Cara Mengatasi BAB Bayi Berbusa

Cara mengatasi BAB bayi berbusa tentunya harus menyesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya. Jika kondisi ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasinya:

  • Hindari beralih dari satu payudara ke payudara lain dengan cepat ketika menyusui. Usahakan paling tidak bayi menyusu selama 20 menit pada satu sisi, baru kemudian berpindah ke sisi yang lain.
  • Jangan biarkan bayi terlalu lapar untuk memberikannya ASI. Jika bayi terlalu lapar, bayi akan menyusu dengan lebih agresif dan hal ini dapat menyebabkan kelebihan pasokan ASI yang juga menyebabkan kelebihan laktosa.
  • Seringlah berpindah posisi menyusui, Anda dapat mencoba posisi berbaring miring atau posisi bersandar dengan posisi hampir berbaring saat menyusui.
  • Memberikan waktu istirahat pada bayi ketika ia melepaskan payudara. Gunakan kain atau handuk untuk membersihkan kelebihan susu yang berlebih.
  • Sebelum mulai menyusui, coba untuk keluarkan sedikit ASI sebelum membiarkan bayi menyusu. Tujuannya adalah untuk menghindari pengeluaran ASI yang terlalu kuat langsung diberikan pada bayi, karena umumnya ASI yang pertama dikeluarkan jumlahnya akan lebih banyak.

Tidak perlu langsung merasa khawatir ketika mendapati kondisi ini Bunda dapat mencoba cara di atas yang dapat menghindari bayi dari ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk.

Jangan lupa juga untuk menimbang berat badan si kecil secara rutin untuk memastikan pertumbuhannya. Jika berat badan tidak naik seiring waktu dan justru mengalami penurunan, pola makan si kecil mungkin membutuhkan perbaikan.

 

  1. Chertoff, Jane. 2018. How Often Do Breastfed and Formula-fed Newborn Babies Poop?. https://www.healthline.com/health/parenting/how-often-should-a-newborn-poop. (Diakses 18 Desember 2019).
  2. Nall, Rachel. 2016. Does My Breast-Fed Baby Have a Foremilk and Hindmilk Imbalance?. https://www.healthline.com/health/parenting/foremilk-hindmilk-imbalance. (Diakses 18 Desember 2019).
  3. Nall, Rachel. 2018. What causes foamy bowel movements?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321289.php. (Diakses 18 Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi