Terbit: 21 June 2015 | Diperbarui: 25 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Orang tua biasanya jengkel dan marah saat anak-anaknya sulit untuk dikendalikan. Banyak orang tua dengan temperamen yang lebih terkontrol dan bisa menyelesaikan perselisihan dengan anak tanpa harus menaikkan suaranya. Namun, banyak pula orang tua lainnya justru merasa hal tersebut mustahil, sehingga membentak anak.

Berdasarkan penelitian bahwa pada setiap kepala seorang anak, maka akan terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang sudah siap tumbuh (banyak sekali). Akan tetapi satu bentakan, perkataan kasar, makian atau yang semacamnya kepada anak yang masih dalam masa pertumbuhan akan berakibat sangat fatal, dan hal ini merupakan bukan sebuah perkara yang kecil atau enteng.

Karena bentakan atau perkataan yang kasar dapat membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Dan bahkan sebuah pukulan atau cubitan yang disertai dengan bentakan maka akan membunuh lebih dari  bermilyar-milyar sel otak saat itu juga. Akan tetapi sebaliknya, dengan  1 pujian, pelukan dan kasih sayang maka akan membangun dengan sangat baik kecerdasan seorang anak, dengan perkembangan otak anak yang sangat cepat.

Hasil penelitian dari seorang yang bernama Lise Gliot, dia berkesimpulan bahwa pada anak yang masih dalam pertumbuhan, terutama pada masa “golden age” yaitu pada umur 2-3 tahun. Dia menjelaskan bahwa suara yang keras dan bentakan yang keluar dari orang tua dapat merusak atau menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh.

Sedangkan ketika sang ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui anaknya, maka rangkaian otak terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot melakukan penelitian dengan objeknya yaitu anaknya sendiri. Dia memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monitor komputer, dengan begitu akan terlihat setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan otak anaknya.

Dan dia menyatakan bahwa hasilnya sangat luar biasa, saat sang anak menyusui sang anak maka akan terbentuk rangkaian indah pada sel otak anak, namun ketika dia terkejut ketika ada suara yang sedikit keras, maka rangkaian indah sel otak yang menggelembung seperti balon tersebut pecah berantakan, dan kemudian juga terjadi perubahan warna.

Dari penelitian yang dilakukan Lise Gilot ini maka pengaruh marah dan bentakan pada anak akan sangat mempengaruhi perkembangan sel otak anak. Bahaya, apabila hal tersebut dilakukan secara sering bahkan tidak terkendali, maka dapat berpotensi besar untuk mengganggu struktur otak anak itu sendiri.

Untuk itu sang peneliti Lise Gilot memberikan nasihat bahwa kita harus berhati-hati dalam memarahi sang anak. Dan tidak hanya itu saja, hal itu juga akan mengganggu fungsi organ-organ penting di dalam tubuh seperti hati, jantung dan yang  lainnya.

Adapun efek dari kerusakan pada sel-sel otak karena bentakan akan lebih besar pengaruhnya pada anak-anak, pada remaja dan orang dewasa juga berpotensi mengalami kerusakan, tetapi tidak sebesar dengan yang disertai oleh  anak-anak.

Bentakan kepada sang anak akan mengakibatkan hal yang fatal, efek jangka panjangnya dapat dilihat pada orang-orang yang sering mengalami bentakan di masa lalunya (kecilnya). Orang-orang tersebut akan lebih banyak melamun, dan juga lambat dalam memahami sesuatu.

Kemudian juga biasanya akan mudah untuk meluapkan rasa marah, panik dan sedih. Mereka biasanya akan seringkali mengalami stress hingga depresi dalam hidup, hal ini karena kesulitan dalam memahami pola-pola masalah yang mereka hadapi. Dan itu semua adalah akibat dari sedikitnya sel-sel otak yang aktif dari yang seharusnya.

Untuk itu handaknya Orang tua perlu menyadari bahwa dunia anak jauh berbedanya dengan orang dewasa. Jadi, yang perlu diperhatikan adalah ketika menetapkan perilaku anak salah atau bernama, maka jangan menggunakan tolok ukur orang dewasa. Sehingga janganlah sikap orang tua terhadap anak seperti polisi yang sedang menghadapi penjahat.

Dari hal diatas, ada sebuah contoh nyata, diceritakan bahwa di daerah Banjarmasin terdapat siswa perempuan yang sangat Dingin, pada dirinya tidak ada senyum sama sekali walau diajak bercanda dan tertawa, ternyata setelah diselidiki dengan bertanya-tanya ke pihak keluarga-nya, ternyata wanita ini sejak kecil memang selalu mendapat hadiah berupa bentakan, kemarahan, dicubit, dipukul dan kekerasan yang lainnya dari orang tuanya.

Sehingga kemampuan Otak-nya dan juga perilakunya sudah tidak normal seperti kebanyakan orang. Demikian saja tulisan tentang bahaya memarahi dan membentak anak, terutama dalam masa pertumbuhan, semoga bermanfaat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi