DokterSehat.Com – Pada dasarnya setiap anak terlahir dengan karakteristik yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki sifat cenderung kalem dan tidak terlalu aktif bergerak, namun ada anak yang sangat antusias terhadap lingkungan sekitarnya dan lebih aktif bergerak atau sering disebut sebagai anak hiperaktif.
Apa Itu Hiperaktif?
Hiperaktif adalah suatu kondisi yang umum dialami anak-anak. Kondisi ini terlihat dari sikap anak yang tidak bisa tenang. Meski begitu, definisi hiperaktif yang diketahui masyarakat umum berbeda dengan pandangan dunia medis. Dalam dunia medis sendiri, anak yang terlihat sangat aktif belum tentu hiperaktif.
ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) adalah sebutan untuk anak hiperaktif dalam dunia medis. Ciri anak hiperaktif yang mudah dikenali adalah kesulitan untuk konsentrasi. Selain itu, anak hiperaktif juga berisiko tinggi mengalami masalah dalam membina hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.
Jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera, anak hiperaktif berisiko mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Meski sering muncul pada anak-anak, orang dewasa juga bisa mengalami ADHD.
Penyebab Anak Hiperaktif
Hingga kini penyebab anak hiperaktif belum bisa ditentukan dengan pasti. Perlu diketahui bahwa hiperaktif sering kali merupakan gejala dari masalah lain seperti gangguan fisik atau mental. Jadi, hiperaktif adalah sebuah kondisi dan bukan penyakit yang berdiri sendiri.
Beberapa penyebab paling umum dari anak hiperaktif, antara lain:
- Hipertiroidisme.
- Gangguan psikologis.
- Gangguan otak dan gangguan saraf pusat.
- ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).
Beberapa studi menduga anak hiperaktif disebabkan karena adanya kesalahan genetik, cedera pada otak, maupun asupan gula yang terlalu banyak. Namun, semua hal tersebut masih belum bisa dipastikan dengan jelas kebenarannya.
Selain itu, ADHD juga dapat berlanjut hingga dewasa dan dapat menyebabkan kesulitan dalam bekerja dan menyerap informasi. Cara mengatasi anak hiperaktif ini bisa disembuhkan dengan terapi yang memadai dan penanganan yang tepat dari para ahli.
Hal penting yang perlu diperhatikan dari hiperaktif adalah sebaiknya Anda tidak gegabah untuk menyimpulkan bahwa anak hiperaktif. Periksakan anak Anda ke dokter spesialis anak untuk melihat apakah kondisinya termasuk ADHD atau merupakan perilaku anak yang wajar.
Gejala Anak Hiperaktif
Gejala utama hiperaktif adalah kesulitan untuk memusatkan perhatian dan berperilaku impulsif. Meski hal ini adalah sesuatu yang normal terjadi pada anak, namun anak hiperaktif bisa berperilaku lebih parah, hingga memengaruhi interaksinya dengan orang sekitar dan anak-anak yang seusia dengannya.
Meski jarang terjadi, seseorang yang mengalami ADHD biasanya mengalami kedua gejala tersebut. Pada beberapa kasus lain, penderita ADHD hanya menunjukkan salah satu gejala saja. Seorang anak yang belum sekolah, gejala hiperaktif akan lebih menonjol.
Berikut ini adalah beberapa gejala anak hiperaktif yang bisa Anda kenali, antara lain:
- Tidak bisa melakukan aktivitas dengan tenang
- Tidak bisa mengikuti instruksi untuk mengerjakan sesuatu
- Sering berlari-lari atau memanjat disaat yang tidak tepat
- Tidak suka aktivitas yang banyak memusatkan perhatian.
- Sering kehilangan barang yang digunakan sehari-hari.
- Selalu ingin bergerak
Sementara itu, apabila anak Anda mampu melakukan beberapa hal seperti menyelesaikan tugas sederhana, mampu bersabar serta mendengar, dan mengikuti perintah, Anda tidak perlu khawatir terhadap kondisi anak.
Diagnosis Hiperaktif
Guna memastikan bahwa gejala yang muncul adalah ADHD atau anak hiperaktif, dokter akan melakukan pemeriksaan rutin. Beberapa gejala seperti yang disebutkan di atas setidaknya harus muncul konsisten dalam waktu 6 bulan.
Jika dibandingkan dengan anak di sekitarnya, anak dengan ADHD memiliki perbedaan perilaku yang sangat mencolok. Selain itu, dokter juga akan menanyakan mengenai pengobatan yang digunakan terkait kondisi kesehatan medis atau mental.
Langkah ini dapat membantu dokter dalam menentukan tipe hiperaktif dan apakah kondisi ini baru atau kondisi yang memburuk, atau hanyalah efek samping dari pengobatan. Diagnosis yang tepat berperan penting dalam mengatasi hiperaktif secara efektif.
Guna memastikan hasil diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang seperti MRI, tes darah, tes fungsi tiroid dan hati.
Penanganan Anak Hiperaktif
Pada dasarnya, cara mengatasi anak hiperaktif yang bisa dilakukan hanya dengan mengontrolnya. Tidak ada obat yang mampu mengatasi anak hiperaktif, karena kondisi ini hanya dapat dikontrol. Biasanya dokter akan memberikan obat untuk mengontrol gejala dan menyarankan terapi.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi anak hiperaktif yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
1. Obat
Methylphenidate adalah obat yang umum diberikan untuk anak hiperaktif. Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan senyawa kimia pada otak, sehingga bisa meredakan gejala yang muncul. Penggunaan obat ini harus dalam pemantauan dokter untuk mewaspadai munculnya efek samping.
Selain obat methylphenidate, obat lain yang bisa diberikan dokter antara lain: atomoxetine, amitriptyline, dan obat golongan agonis alfa, misalnya clonidine.
2. Ciptakan komunikasi yang baik
Dalam mengubah perilaku anak hiperaktif, keluarga memainkan peran yang sangat penting. Upayakan untuk menjalin komunikasi yang sehat dengan anak. Apabila anak mengajak berbicara, Anda harus menanggapinya dengan sabar dan tenang.
3. Disiplin positif
Ketika anak Anda mematuhi perintah atau melakukan tindakan yang baik, jangan lupa beri penghargaan atau memberikan pujian padanya.
4. Melibatkan anak dalam aktivitas fisik
Berjalan santai, melompat, bersepeda, adalah contoh aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh anak. Dengan melakukan aktivitas fisik, kualitas tidur anak pada malam hari akan meningkat. Namun pastikan aktivitas fisik yang dilakukannya tidak berlebihan atau dekat dengan waktu istirahatnya.
Selain itu, langkah penting yang harus dipahami orang tua dalam mengoptimalkan anak hiperaktif adalah dengan kecerdasan kinestetik. Kecerdasan kinestik adalah sesuatu yang berhubungan dengan anggota tubuh, sehingga koordinasi antara otak dan anggota tubuh tercipta dengan baik.
5. Terapi perilaku kognitif (CBT)
Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy dapat membantu anak hiperaktif untuk mengubah perilaku dan pola pikirnya ketika menghadapi suatu masalah.
6. Latihan interaksi sosial
Terapi ini bisa membantu anak hiperaktif untuk memahami perilaku sosial yang pantas dalam situasi tertentu.