DokterSehat.Com- Anak-anak tidak selalu bisa bersikap baik seperti apa yang diinginkan orang tua. Mereka bisa saja bertingkah nakal atau melakukan kesalahan yang kadang membuat orang tua kesal dan memukul si kecil. Umumnya orang tua bersikap demikian agar anak-anak jera. Namun tahukah Anda bahwa memukul anak memiliki dampak buruk bagi perkembangannya?

Efek buruk memukul anak-anak
Banyak penelitian yang mengungkap tetang bahayanya memukul anak dan kaitannya dengan perkembangan anak. Meskipun demikan, nyatanya masih banyak orang tua yang memukul anak untuk memberi efek jera pada mereka. Beberapa efek buruk dari memukul anak antara lain:
1. Memicu anak menjadi agresif
Anak yang sering dipukul akan tumbuh jadi anak yang suka memukul. Ia menganggap bahwa untuk mengatur atau menertibkan orang lain adalah dengan cara memukul. Usia anak-anak umumnya masih belum bisa membedakan mana yang sikap yang wajar mereka terima sebagai hukuman dan mana kekerasan yang seharusnya tidak mereka terima. Ketika dewasa, anak dapat tumbuh menjadi anak yang agresif dan terbiasa melakukan kekerasan.
2. Anak mengalami gangguan kognitif
Memukul anak dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan kognitifnya. Kekerasan yang diterima anak bahkan dapat menurunkan IQ mereka dan mengurangi gray matter pada bagian otak anak yang merupakan bagian penting dari kemampuan belajar mereka.
3. Gangguan emosional
Anak yang sering dihukum dengan kekerasan fisik dapat tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri, pemalu, mengalami kerusakan otak, gangguan perhatian, hingga gangguan kecemasan dan depresi.
4. Anak tidak akan belajar dari kesalahan
Memukul anak ternyata tidak membuat anak jera dan berhenti melakukan kesalahan. Berdasarkan penelitian, anak akan berakhir dengan takut dan trauma setelah dipukul dibanding merasa jera.
Mencegah kebiasaan memukul anak
Mengingat dampak memukul anak dapat berlanjut hingga anak dewasa, maka sebaiknya orang tua belajar menahan diri agar tidak terbiasa memukul anak ketika mereka melakukan kesalahan. Perkembangan otak pada usia balita sangat pesat dibandingkan dengan organ lainnya. Begitu juga dengan tekanan yang dialami anak dapat memengaruhi perkembangan dan fungsi otak secara jangka panjang.