DokterSehat.Com- Keberadaan gawai dapat memudahkan berbagai urusan sehari-hari. Saat ini gawai bukan hanya digunakan oleh orang dewasa namun juga anak- anak.
Dampak Buruk Gawai bagi Anak
Menurut survei yang dilakukan Unicef dan Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2014, 79,5% pengguna gawai ponsel pintar di Indonesia adalah remaja dan anak-anak. Anak-anak memiliki akses yang sama dengan remaja dan dewasa pada gawai dan berbagai aplikasi di dalamnya.
Penggunaan gawai diketahui dapat berdampak buruk pada kejiwaan dan kecerdasan anak usia balita. Beberapa gangguan yang muncul akibat penggunaan gadget antara lain terlambat bicara, anak tidak mudah bergaul dan emosional.
Gawai Sebagai Sarana Belajar Anak
Namun jika penggunaannya diawasi dan tidak berlebihan, orang tua dapat menggunakan gawai sebagai media pembelajaran anak yang baik.
Beberapa cara untuk dapat memaksimalkan gawai sebagai sarana belajar anak antara lain:
1. Orang tua tegas dalam memberi aturan penggunaan gawai
Berikan aturan yang sudah disepakati antara orang tua dan anak tentang penggunaan gawai. Misalnya, gawai hanya boleh dipakai di akhir pekan dan waktu pemakaian dibatasi 1-2 jam dalam sehari. Supaya anak mau mengikuti aturan tersebut, orang tua juga perlu memberikan contoh sehingga anak akan meniru sikap orang tuanya.
2. Dampingi anak saat menggunakan gawai
Orang tua perlu mendampingi setiap anak mulai menggunakan gawai. Berikan aplikasi yang memiliki kualitas yang baik dan mendidik bagi anak. Selama mendampingi, Anda juga bisa mengajak anak berdialog untuk merespon tokoh atau cerita yang ia tonton. Misalnya, Anda bisa bertanya pada anak, “Kenapa kucingnya menangis ya?,” atau “Kalau melihat teman seperti itu, sebaiknya apa yang kamu lakukan?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut melatih anak untuk memahami situasi, mengembangkan empati dan melatih kemampuan komunikasi pada orang tua.
3. Terapkan dalam dunia nyata
Saat anak asyik dengan permainan berhitung dalam aplikasi di gawainya, Anda bisa mengulang permainan tersebut di dunia nyata. Misalnya aplikasi untuk berhitung dengan bermain bola. Anda bisa mencoba meniru aturan main tersebut dengan permainan yang ada di rumah, seperti melempar bola ke keranjang, mengambil bola dari satu titik ke titik yang lain, dan sebagainya. Hal ini bisa membuat anak tidak terlalu bergantung pada gawai dan membuat anak aktif bergerak selama belajar yang baik untuk pertumbuhannya.
4. Dukung keingintahuan anak
Tanyakan pada anak apa yang ia sukai dan apa yang ingin ia gali lebih dalam lagi. Misalnya anak tertarik tentang cara kerja mesin kereta api, maka bantu ia untuk mencari informasi tentang hal tersebut. Dengan mulai dari minat anak, proses belajar akan lebih mudah karena anak lebih termotivasi.
5. Disiplin dalam penggunaan gawai
Hindari menggunakan gawai di luar jam belajar atau bermain. Hal ini dapat mengganggu rutinitas anak seperti jam makan, bermain di luar rumah dan jam tidur anak. Tentukan kapan anak boleh bermain menggunakan gawai dan jangan gunakan gawai di luar aturan tersebut.