Terbit: 17 March 2018 | Diperbarui: 21 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Sebagai orang tua, tanpa disadari kita sering melontarkan kalimat yang bernada membanding-bandingkan anak. Kalimat-kalimat seperti “Lihat, kakak bisa menggambar lebih baik dari kamu,” atau “Kenapa kamu tidak bisa sepintar itu?” ternyata dapat berdampak buruk bagi kondisi psikis anak.

5 Alasan Mengapa Anda Sebaiknya Tidak Membanding-bandingkan Anak

Orang tua mungkin bermaksud untuk memotivasi anak dengan membandingkannya dengan anak lain. Namun ternyata cara ini tidak efektif bagi anak-anak. Mereka belum dapat menerima kritik negatif dan justru membuat anak semakin murung.

Dampak buruk dari orang tua yang suka membandingkan anak

Dilansir dari Huffington Post, ada beberapa efek negatif dari orang tua yang suka membanding-bandingkan anak, di antaranya:

1. Anak meragukan kemampuan dirinya
Ketika kita mendengar orang lain mengatakan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu sebaik yang dilakukan orang lain tentu dapat membuat kita down. Begitu juga dengan yang dirasakan anak-anak. Anak-anak dapat meragukan kemampuan dirinya sendiri dan merasa tidak mampu menjadi sebaik yang lain.

2. Menumbuhkan sifat cemburu atau iri
Jika anak sering mendengar orang tua membandingkan dirinya dengan anak-anak yang lain, maka hal ini dapat menumbuhkan sifat-sifat seperti cemburu, iri atau benci pada teman dan saudranyanya. Anda tentu tidak ingin hal ini terjadi, kan?

3. Mengganggu hubungan antara orang tua dan anak

Saat orang tua membandingkan anak, ia akan merasa tidak diterima oleh orang tuanya. Hal ini dapat menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak menjadi tidak harmonis.

4. Menghilangkan potensi anak sebenarnya
Kebiasaan membanding-bandingkan anak dapat menyebabkan anak kehilangan potensi diri yang sebenarnya. Hal ini biasanya diawali dengan ambisi yang berlebihan dari orang tua pada anaknya. Ketika orang tua berambisi menginginkan anaknya hebat bermain piano namun minat sebenarnya adalah bermain drum, maka kebiasaan tersebut dapat membuat bakat bermain drumnya tidak berkembang dan hilang.

5. Anak tidak bahagia
Jika anak terus dipaksa untuk bisa menjadi sebaik orang lain, ia bisa tumbuh menjadi anak yang hanya fokus untuk menyenangkan hati orang tua dan melakukan semuanya bukan untuk dirinya namun agar mendapatkan pujian dari orang tua.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi