DokterSehat.Com- Anak autis memiliki gangguan kerja otak yang menyebabkan anak mengalami gangguan komunikasi dan interaksi sosial. Selain menjalani terapi, beberapa kegiatan sosial juga dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan kemampuan berinteraksi sosial.
Kegiatan sosial untuk anak autis
Anak autis umumnya membutuhkan latihan untuk berkomunikasi dengan orang lain, terutama dalam kelompok. Dilansir dari Live Strong, berikut ini beberapa jenis permainan yang dapat meningkatkan kemampuan sosial anak autis:
1. Kartu isyarat visual
Permainan kartu isyarat banyak digunakan untuk terapi anak autis. Anda dapat membeli kartu isyarat visual yang beredar di pasaran atau membuatnya sendiri. Kartu ini dapat membantu anak autis mengingat bagaimana cara membuka dan memakan makanan ringan, bagaimana mengemas tas sekolahnya, dan bagaimana anak-anak belajar menggunakan toilet. Anda juga dapat menggunakan kartu isyarat visual untuk membantu anak lebih mengenali emosi dan ekspresi wajah anak.
2. Naskah
Anak autis bisa merasa tidak nyaman dengan peristiwa sehari-hari atau situasi sosial umum. Anda dapat membantunya dengan menguraikan kejadian yang akan dialami dalam bentuk cerita atau naskah. Misalnya anak Anda akan melakukan kunjungan pertama kali ke dokter gigi. Maka siapkan naskah cerita tentang apa saja yang akan dilakukan di dokter gigi. Dengan skrip sederhana, anak Anda dapat memahami bagaimana caranya mengantri dan memeriksakan diri di dokter gigi.
3. Permainan sosial
Permainan sederhana seperti petak umpet bisa menjadi sarana belajar bagi anak autisme. Anak autis kadang sulit untuk fokus dan terlibat dalam permainan, sehingga Anda perlu bekerja keras untuk membuatnya menikmati permainan.
Dalam petak umpet, beri kesempatan agar ia bersembunyi terlebih dahulu, untuk melihat antusiasmenya. Setelah ia menikmati permainan ini, baru giliran Anda untuk bersembunyi. Anda juga bisa bermain permainan sederhana seperti ci luk ba atau pemainan kartu lainnya.
4. Video modelling
Dalam permainan ini, Anda bisa merekam video pendek yang menggambarkan situasi dalam kehidupan nyata. Melalui video tersebut anak Anda dapat mengamati adegan dalam video dan mempelajarinya berulang kali. Saat membuat video, pikirkan tentang perilaku anak yang Anda coba targetkan. Buat naskah sederhana yang mudah dipahami, lalu rekam videonya agar dapat dipelajari anak.