Terbit: 9 March 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Apakah virus Corona pada ibu hamil lebih membahayakan? Pertanyaan tersebut mungkin menjadi isu mengkhawatirkan bagi kebanyakan ibu hamil dan ibu menyusui. Ketahui fakta terkait virus Corona pada ibu hamil, faktor risiko, pencegahan, dan tips hidup sehat agar tidak terpapar virus Corona.

Covid pada Ibu Hamil: Faktor Risiko hingga Pencegahannya

Apa Itu Virus Corona?

Virus Corona adalah sekelompok besar jenis virus yang menginfeksi burung dan mamalia. Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO), virus Corona juga menjadi penyebab beberapa wabah yang pernah terjadi sebelumnya yaitu pandemi sindrom pernapasan akut (SARS) 2002-2003 dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) di Korea Selatan pada 2015.

Pada Desember 2019, virus Corona (SARS-CoV-2) memicu wabah COVID-19 di Cina dan menimbulkan kekhawatiran internasional bagi seluruh kalangan masyarakat terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko lebih besar terpapar infeksi ini karena masalah imunitas, termasuk orang tua, pasien infeksi pernapasan, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, serta ibu hamil dan menyusui.

Fakta Infeksi Virus Corona pada Ibu Hamil

Berdasarkan data terbatas dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami paparan infeksi, penyakit parah, morbiditas, atau mortalitas dengan perbandingan 1-3 dari populasi umum karena wanita hamil memiliki perubahan hormon dan sistem imun.

Pada kasus Coronavirus, wanita hamil dikatakan lebih rentan terkena Coronavirus sindrom pernapasan akut (SARS-CoV) dan Coronavirus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS- CoV) dan infeksi pernapasan virus lainnya termasuk infeksi influenza selama kehamilan.

Berdasarkan catatan terkait Coronavirus (SARS-CoV) dan (MERS-CoV) pada ibu hamil sebelumnya, ini menyebabkan komplikasi parah selama kehamilan, termasuk kebutuhan endotrakeal, intubasi, perawatan ke unit perawatan intensif (ICU), gagal ginjal, dan kasus kematian bayi.

Sementara pada tahun 2009, terdapat 1% wanita hamil yang terinfeksi virus influenza A subtipe H1N1 atau flu babi namun angka kematiannya hingga 5% dari semua pasien umum yang terinfeksi virus H1N1 saat itu.

CDC belum memiliki informasi dari laporan ilmiah yang diterbitkan tentang kerentanan COVID-19 pada ibu hamil, namun wanita hamil dianjurkan untuk lebih menjaga kesehatan dan gaya hidup untuk terhindar dari risiko infeksi dan penyakit apapun demi keselamatan bayi.

Baca Juga: Informasi Lengkap Virus Corona (COVID-19)

Faktor Risiko Infeksi Virus Corona pada Ibu Hamil

Wanita hamil mengalami perubahan fisiologis dalam sistem kekebalan, hormon, dan kardiopulmoner yang memicu kerentanan infeksi terkait virus yang menyebabkan penyakit pernapasan dan gejala lainnya, namun belum ada informasi cukup terkait COVID-19 terutama untuk wanita hamil, wanita menyusui, dan bayi.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun belum memiliki informasi terkait faktor risiko infeksi virus Corona pada ibu hamil termasuk risiko keguguran, bayi lahir mati, atau komplikasi kehamilan serius lainnya.

Belum ada juga rekomendasi khusus mengenai pencegahan atau perawatan kesehatan khusus untuk wanita hamil terkait evaluasi atau manajemen COVID-19 pada ibu hamil. Para ilmuwan masih meneliti kasus terkait COVID-19 pada ibu hamil dengan menganalisisnya dengan kasus virus corona terkait lainnya (SARS-CoV dan MERS-CoV) di masa sebelumnya.

Wanita hamil harus melakukan tindakan pencegahan pribadi seperti dengan sering mencuci tangan, menghindari orang yang sakit, konsumsi makanan sehat, memastikan bahwa sistem kekebalan tubuh kuat, serta rajin melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kehamilan.

Apakah Ibu Hamil dapat Menularkan Virus Corona ke Bayinya?

Isu yang mengkhawatirkan lainnya adalah apakah ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 positif dapat menularkan virus tersebut ke bayi atau neonatus melalui rute transmisi vertikal lainnya sebelum, selama, atau setelah melahirkan, namun belum ada informasi ilmiah terkait kabar tersebut.

Berdasarkan laporan kasus yang terbatas, bayi yang lahir dari ibu yang positif COVID-19 tidak tertular virus tersebut, namun penelitian masih terus dibutuhkan untuk mengungkap semua informasi terkait virus Corona ini.

Hal yang perlu dicermati adalah gejala virus Corona seperti demam tinggi, flu, sesak napas, dan serangan pada sistem imun lainnya mungkin akan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan cacat lahir tertentu pada bayi. Disarankan ibu hamil harus lebih waspada karena gejala infeksi apapun berisiko negatif pada kesehatan bayi.

Baca Juga: Coronaphobia, Ketakutan Berlebih pada Virus COVID-19

Perlunya Vaksin COVID-19 bagi Ibu Hamil

Apabila Anda sedang hamil atau menyusui, disarankan untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Risiko dari COVID-19 tergolong rendah bagi wanita hamil. Namun, wanita yang sedang hamil atau baru hamil berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19.

Mendapatkan vaksin COVID-19 mampu melindungi ibu hamil dari penyakit parah akibat COVID-19. Vaksinasi juga membantu wanita hamil membangun antibodi akan melindungi janin dalam kandungan.

Vaksin COVID-19 tidak menyebabkan infeksi virus COVID-19, termasuk pada ibu hamil atau janin. Perlu diketahui, tidak ada vaksin COVID-19 yang mengandung virus hidup yang dapat menyebabkan COVID-19.

Temuan penelitian telah menunjukkan bahwa mendapatkan vaksin mRNA COVID-19 selama kehamilan tidak akan menimbulkan risiko serius pada ibu hamil atau bayinya.

Penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang mendapatkan dua dosis vaksin mRNA COVID-19 (seperti vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna COVID-19), mungkin memiliki risiko rawat inap yang lebih rendah akibat infeksi COVID-19 dalam enam bulan pertama bayi hidup.

Proses Melahirkan Ibu Hamil Positif COVID

Semua wanita hamil dan pascapersalinan serta bayi baru lahir mereka, termasuk mereka yang terkonfirmasi atau diduga terinfeksi COVID-19, berhak atas perawatan berkualitas tinggi sebelum, selama, dan setelah melahirkan, termasuk perawatan kesehatan mental.

Pengalaman persalinan yang aman dan positif meliputi:

  • Diperlakukan dengan penuh hormat dan bermartabat.
  • Memiliki pendamping pilihan yang hadir selama persalinan.
  • Komunikasi yang jelas oleh staf bersalin.
  • Strategi pereda nyeri yang tepat.
  • Mobilitas dalam persalinan jika memungkinkan, dan posisi kelahiran pilihan.

Jika dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19, petugas medis harus mengambil semua tindakan pencegahan yang sesuai untuk mengurangi risiko infeksi pada diri mereka sendiri dan orang lain.

Langkah pencegahannya termasuk menjaga kebersihan tangan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat seperti masker medis, sarung tangan, cover all, pelindung mata, pelindung wajah, pelindung kepala, pelindung kaki, dan sepatu boots anti air.

Baca Juga: Hal-hal Penting Seputar Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Cara Mencegah Infeksi Virus Corona pada Ibu Hamil

Belum ada anjuran khusus untuk pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, namun Anda dapat mengikuti saran dari WHO terkait cara mencegah virus Corona berikut ini:

1. Cuci Tangan dengan Benar

Semua orang dianjurkan untuk memerhatikan kebersihan tangan setiap saat karena tangan Anda menjadi transmisi paparan infeksi virus paling mudah dengan sentuhan dari orang ke orang atau benda-benda umum yang banyak disentuh orang yang mungkin terpapar virus aktif.

Cuci tangan secara teratur sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah melakukan aktivitas toilet, serta setelah Anda menyentuh benda-benda umum, atau sebelum menyentuh wajah Anda. Gunakan air mengalir dan sabun cuci tangan atau Anda dapat menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol.

2. Jaga Jarak dengan Orang Sakit

Wanita hamil disarankan untuk menghindari orang yang sakit atau menunjukan gejala batuk dan bersin. Paparan virus paling umum adalah dari udara atau tetesan cairan (droplet) yang keluar saat seseorang pilek, batuk, atau bersin.

Anda dapat menggunakan masker saat bepergian untuk menghindari paparan virus dari orang lain yang tidak menutupi mulut saat batuk dan bersin dengan etika batuk dan bersin yang disarankan. Ibu hamil memiliki perubahan sistem imun yang mungkin jadi mudah terserang infeksi dan penyakit.

3. Hindari Menyentuh Wajah

Berdasarkan rekomendasi dari WHO, hindari menyentuh bagian mata, hidung, dan mulut Anda terutama apabila Anda belum mencuci tangan setelah melakukan kontak fisik dengan orang yang terkontaminasi virus atau menyentuh benda-benda umum seperti gagang pintu, tombol lift, dll.

Mata, hidung, dan mulut menjadi organ yang sangat vital untuk transmisi virus apabila Anda menyentuhnya dengan tangan yang kotor. Melalui paparan ke organ tersebut, virus dapat masuk dengan mudah membuat Anda sakit.

4. Terapkan Gaya Hidup dan Pola Makan Sehat

Menerapkan gaya hidup dan pola hidup sehat adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai infeksi dan penyakit.

Anda dapat memulai gaya hidup sehat dengan beberapa cara berikut:

  • Memerhatikan kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar
  • Mencuci tangan secara teratur
  • Berolahraga
  • Kurangi stres.

Sementara untuk ibu hamil, sangat penting untuk menjaga pola makan. Pastikan bumil mendapatkan asupan nutrisi dan vitamin yang cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan bayi sekarang dan di masa depan.

5. Konsultasi Kehamilan secara Teratur

Penting bagi hamil untuk memeriksakan kondisi diri secara teratur selama masa kehamilan. Ini berfungsi untuk memantau perkembangan janin, memastikan bahwa tidak ada risiko komplikasi kehamilan, memeriksa kesehatan ibu dan janin sejak dini, serta tujuan kesehatan ibu dan bayi secara keseluruhan.

Ikuti beberapa cara sederhana namun berefek besar untuk mencegah COVID-19 pada ibu hamil. Ibu hamil dan semua kalangan yang berisiko tinggi terpapar virus Corona harus lebih menjaga kesehatan dirinya, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, selalu menjaga kebersihan, serta menghindari orang yang sedang sakit.

Apabila ada pertanyaan lebih lanjut terkait virus Corona, cari informasinya di sini. Beri tahu orang-orang yang Anda sayangi informasi terbaru tentang virus Corona agar semua pihak dapat terhindar dari virus yang masih terus diteliti ini.

 

hotline-corona-indonesia-doktersehat

  1. WHO. 2020. Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public. (Diakses pada 9 Maret 2020).
  2. CDC. 2020. Frequently Asked Questions and Answers: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) and Pregnancy. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/specific-groups/pregnancy-faq.html. (Diakses pada 9 Maret 2020).
  3. ACOG. 2020. Practice Advisory: Novel Coronavirus 2019 (COVID-19). https://www.acog.org/Clinical-Guidance-and-Publications/Practice-Advisories/Practice-Advisory-Novel-Coronavirus2019?IsMobileSet=false. (Diakses pada 9 Maret 2020).
  4. Yang. H, C. Wang, dan L. C. Poon. 2020. Novel coronavirus infection and pregnancy. https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/uog.22006. (Diakses pada 9 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi