Masa kehamilan biasanya membuat kulit menjadi lebih sensitif, sehingga menimbulkan banyak masalah kulit. Misalnya kulit kering atau jerawat di wajah. Apakah Anda juga mengalaminya? Kali ini, dr. Patricia Aulia (Dermatologist) dari DokterSehat akan menjelaskan secara detail mengenai perawatan kulit ibu hamil dan pasca melahirkan.
Apakah Perawatan Kulit Saat Hamil Itu Aman?
Adanya rangsangan hormon membuat sel-sel yang memproduksi sel melanosit atau pigmen hitam pada kulit menjadi lebih aktif. Ini membuat beberapa bagian tubuh menjadi lebih hitam, seperti pada area perut, lipatan leher, ketiak, lipatan paha, dan wajah (melasma).
Banyak juga yang mengalami stretch mark karena regangan yang berlebihan pada daerah perut, paha, dan bokong.
Oleh karena banyaknya masalah kulit pada ibu hamil, tidak jarang ibu hamil ingin melakukan perawatan kulit. Namun, pemilihan produk perawatan kulit ibu hamil tidak boleh sembarangan karena ada bahan atau kandungan tertentu yang berbahaya bagi janin. Kemudian muncul pertanyaan:
“Tapi dok, skincare atau kosmetik itu ‘kan dipakainya di kulit saja. Apakah tetap berbahaya?”
Dijelaskan oleh dr. Patricia Aulia, bahwa jawabannya bisa saja berbahaya. Bahan-bahan yang dioleskan di kulit dapat diserap oleh pembuluh darah halus di bawah kulit dan disebarkan ke seluruh tubuh. Jadi, walau penggunaannya dioles dan tidak diminum langsung, tetap harus hati-hati.
Jadi, Bolehkah Wanita Hamil Melakukan Perawatan Kulit?
Boleh atau tidaknya melakukan perawatan kulit saat hamil tergantung pada kondisi kulit Anda dan produk perawatan kulit yang digunakan
Apabila ibu hamil ingin melakukan perawatan kulit, pastikan kondisi kulitnya sedang tidak sensitif pada beberapa zat yang dipakai pada produk perawatan kulit.
Selain itu, pastikan juga skincare yang Anda gunakan tidak mengandung bahan kimia yang kurang baik pada janin. Sebaiknya gunakan skincare yang berbahan lebih lembut seperti lidah buaya, minyak kelapa, dan mentega kakao.
Hindari juga menggunakan terapi berisiko seperti terapi laser atau energi lainnya. Jika perawatan ini diperlukan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter kandungan tentang perawatan kulit yang aman untuk Anda.
Dengan mendapatkan perawatan kulit yang tepat, maka kesehatan kulit ibu hamil bisa tetap terjaga dan menghindari stres karena tampilan kulit yang berubah selama persalinan.
Bahan Kosmetik yang Berbahaya bagi Ibu Hamil
Ketika hamil, Anda perlu lebih berhati-hati dalam memilih kosmetik yang digunakan. Berkaitan dengan ini, tentunya kita harus tahu apa saja kandungan atau komposisi kosmetik yang tidak aman untuk kesehatan janin.
Berikut ini adalah kandungan dari bahan kosmetik yang berbahaya bagi ibu hamil:
1. Retinol dan Semua Turunan Vitamin A
Pada umumnya, retinol atau retinoid sering ada di dalam kandungan obat jerawat, skincare anti-aging, dan skincare pencerah kulit. Obat isotretinoin yang sering digunakan untuk jerawat memiliki efek teratogenik dan dapat menyebabkan malformasi janin pada daerah kranio-facial (kepala dan wajah), sistem saraf, dan jantung.
2. Benzoyl Peroxide (BPO)
BPO adalah adalah kandungan antibakterial yang biasanya ada dalam kandungan krim jerawat. Selain itu, senyawa BPO juga sering ditambahkan pada sabun pembersih/facial cleanser. Kadar BPO yang terlalu tinggi tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
3. Salicylic Acid (BHA)
Salicylic acid adalah bahan yang biasa digunakan untuk merangsang pengelupasan kulit dan membersihkan pori-pori yang tersumbat, sehingga dapat mencegah jerawat.
Sayangnya, kandungan salicylic acid dengan konsentrasi tinggi bisa menjadi bahan kosmetik yang berbahaya bagi ibu hamil, khususnya janin. Bahan ini biasanya terdapat pada obat jerawat dan sering digunakan untuk treatment chemical peeling di klinik-klinik kecantikan. Oleh karena itu, jangan lupa memberitahu dokter/terapis kecantikan jika sedang hamil.
4. Chemical Sunscreen
Tidak semua kandungan sunscreen atau tabir surya sama. Sunscreen yang mengandung proteksi kimia (chemical sunscreen), yaitu Oxybenxone dan Avobenzone tidak disarankan untuk ibu hamil.
5. Hydroquinone (HQ)
Senyawa Hydroquinone sering terkandung dalam produk pencerah wajah. Bahan ini biasanya digunakan untuk masalah pigmentasi kulit seperti flek, melasma, dan bekas jerawat.
Perlu diperhatikan bahwa senyawa HQ tergolong bahan kosmetik yang berbahaya bagi ibu hamil. Menurut penelitian, HQ yang dioleskan pada kulit dapat diserap sebanyak 45% dan disebarkan ke seluruh tubuh. Jadi, sebaiknya dihentikan pemakaiannya selama hamil dan menyusui.
6. Merkuri
Sama seperti HQ, senyawa Merkuri sering ditemukan pada kandungan skincare pemutih instan yang tentunya juga berbahaya untuk pertumbuhan janin. Anda juga harus berhati-hati saat memilih produk pemutih instan yang tidak menyebutkan kandungan bahan aktifnya, ya!
7. Botox/Filler
Biasanya dokter akan me-retouch treatment Botox setiap 6-8 bulan sekali karena efek Botox akan mulai menghilang setelah 6 bulan. Jadi jangan lupa beritahu dokter bahwa anda sedang hamil agar penggunaan botox dapat ditunda selama masa kehamilan.
8. Paraben
Paraben adalah bahan pengawet yang biasanya ditambahkan pada produk makeup atau skincare. Penggunaan Paraben harus dihindari selama hamil dan menyusui karena tergolong bahan kosmetik yang berbahaya bagi ibu hamil.
9. Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
Senyawa Sodium Lauryl Sulfate biasanya terdapat pada sabun mandi/sabun pembersih wajah untuk membuat busa jadi lebih banyak. Sayangnya, SLS tidak dianjurkan untuk ibu hamil. Jadi, pilihlah sabun untuk kulit sensitif terutama yang hipoalergenik.
Baca Juga: Begini Tips Perawatan Kulit untuk Ibu Hamil
Kandungan Kosmetik yang Aman untuk Ibu Hamil
Jika sebelumnya kita sudah tahu apa saja bahan kosmetik yang berbahaya bagi ibu hamil, maka tidak perlu khawatir. Ibu hamil tetap bisa melakukan perawatan kulit untuk tampil cantik. Berikut ini bahan kosmetik yang aman untuk ibu hamil:
1. Alpha Hydroxy Acid (AHA)
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Salicylic acid tidak boleh digunakan selama hamil. Sebagai alternatifnya, Anda boleh menggunakan AHA seperti Glycolic acid dan Lactic acid.
2. Azelaic Acid
Fungsi Azelaic acid adalah mengurangi jerawat, namun bisa juga berfungsi untuk memudarkan bekas jerawat dan pigmentasi kulit.
3. Physical Sunscreen
Seperti yang telah disebutkan di atas, sel melanosit (sel yang memproduksi pigmen hitam pada kulit) menjadi aktif saat hamil, sehingga menyebabkan kulit kita sangat rentan menghitam apabila terkena sinar ultraviolet.
Oleh karena itu, sunscreen yang mengandung zinc oxide dan titanium dioxide sangat disarankan untuk digunakan selama kehamilan. Bahan ini aman, sehingga Anda tidak perlu khawatir saat menggunakannya.
4. Antioxidant
Antioxidant sering terkandung di dalam serum wajah atau krim malam. Senyawa ini juga dapat digunakan untuk mencerahkan kulit wajah yang kusam, sehingga bisa jadi solusi masalah kulit ibu hamil.
5. Vitamin C dan Vitamin E
Kedua vitamin ini sangat baik digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka dan memelihara kesehatan kulit selama kehamilan. Oleh karena itu, jika keduanya ada dalam kosmetik yang Anda pilih, maka tergolong aman digunakan saat hamil.
6. Pelembap/Moisturizer
Kulit kering saat hamil adalah salah satu tanda kulit sensitif. Cara mengatasinya, Anda bisa menggunakan pelembap wajah untuk mencegah gatal-gatal dan iritasi kulit selama kehamilan.
7. Hyaluronic Acid
Senyawa ini biasanya terkandung pada produk anti-aging. Fungsi Hyaluronic acid adalah untuk memberi kelembapan pada kulit wajah dan aman digunakan selama kehamilan
Tips Memilih Skincare untuk Ibu Hamil
Kini sudah tahu kan apa saja bahan kosmetik yang aman bagi ibu hamil dan kosmetik yang aman untuk ibu hamil? Sebagai tambahan, ini tips memilih skincare untuk ibu hamil menurut dr. Patricia Aulia:
1. Pilih Skincare yang Bebas Alkohol
Hal ini cukup penting, apalagi jika Anda mengalami masalah kulit kering saat hamil. Perlu diketahui bahwa alkohol dapat membuat kulit semakin kering, menyebabkan iritasi dan menimbulkan sensasi perih saat digunakan pada kulit kering dan sensitif.
2. Gunakan Moisturizer atau Pelembap
Penggunaan pelembap wajah atau kulit sangat dianjurkan selama hamil. Menurut penelitian, kulit kering lebih sering terkena iritasi, muncul kemerahan, dan gatal-gatal. Cara mengatasinya yaitu dengan memakai pelembap setelah mandi karena pori-pori masih terbuka, sehingga moisturizer lebih mudah diserap.
3. Pilih Skincare Berlabel Dermatologically Tested dan Hypoallergenic
Seperti yang kita ketahui, kulit ibu hamil memang lebih sensitif. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memilih skincare yang sudah diuji secara klinis dan hypoallergenic yang artinya terbukti tidak menggunakan bahan-bahan yang dapat memicu alergi.
4. Pilih Makeup atau Skincare Berlabel Non-Comedogenic
Tips memilih skincare untuk ibu hamil yang berikutnya adalah dengan memilih skincare atau makeup yang berlabel non-comedogenic. Kosmetik seperti ini tidak akan menyumbat pori-pori yang bisa menyebabkan jerawat.
5. Pilih Skincare Berlabel Safe for Pregnancy
Sesuai dengan namanya, skincare berlabel safe for pregnancy artinya telah terbukti tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya untuk janin. Untuk itu, usahayakan cari skincare berlabel tersebut.
6. Hindari Sabun Pembersih Wajah yang Mengandung Scrub
Perlu Anda ketahui bahwa butiran scrub yang terlalu kasar dapat menjadi salah satu penyebab iritasi pada jerawat. Scrub bahkan bisa menyebabkan jerawat jadi tambah meradang.
7. Pilih yang Berbahan Dasar Natural
Bisa dibilang ini adalah salah satu tips memilih skincare untuk ibu hamil yang mudah dan aman. Anda bisa memilih skincare yang berbahan dasar natural atau membuat masker homemade dari buah-buahan segar di rumah.
8. Rajin Minum Air Mineral
Manfaat minum air mineral yang banyak akan membantu tubuh terhidrasi dengan baik. Disadari atau tidak, manfaat air mineral juga bisa membuat Anda terhindar dari masalah kulit kering saat hamil.
Baca Juga: 5 Masker Wajah yang Aman untuk Ibu Hamil dan Alami
Tanya-Jawab dengan dr. Patricia Aulia
Belum lama ini DokterSehat bersama @KelasMomBaby dan @sharingmombaby mengadakan tanya-jawab langsung dengan dr. Patricia Aulia melalui grup WhatsApp. Tema yang diangkat adalah “Perawatan Kulit Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan”.
Berikut beberapa pertanyaan dari anggota grup yang dijawab langsung oleh dr. Patricia Aulia selama diskusi berlangsung:
- Apakah minum jus lemon atau pakai masker lemon aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Jawaban: Jus lemon aman dikonsumsi selama kehamilan dalam batas yang tidak terlalu berlebihan. Konsumsi lemon yang terlalu banyak dapat menyebabkan sakit maag, terutama apabila dikonsumsi sebelum makan. Lalu untuk pemakaian masker lemon boleh saja digunakan saat ibu hamil, terutama untuk yang memiliki kulit berminyak. Penggunaan masker lemon perlu dibatasi maksimal 10-15 menit untuk mencegah iritasi kulit.
- Jika selama hamil ada luka dan bekas luka di kaki, bagaimana cara menghilangkannya? Selama ini saya menggunakan aloe vera dan ada hasilnya. Begitu stop 2-3 hari, bekas lukanya muncul lagi dengan warna yang terang
Jawaban: Untuk bekas luka dengan warna yang merah muda, biasanya menandakan masih terjadi proses peradangan dan bisa menimbulkan gatal berulang. Gunakanlah pelembap dan sabun hipoalergenik untuk mencegah gatal yang berulang di daerah tersebut. Khusus untuk bekas luka yang sudah menghitam atau gelap, Anda bisa coba gunakan bahan-bahan yang mengandung Vitamin C dan Vitamin E.
- Dok, biasanya kalau menghilangkan stretch mark bekas hamil berapa lama? Soalnya sejak usia kandungan 8 bulan sudah muncul stretch mark tapi sampai anak saya umur 17 bulan tidak hilang-hilang.
Jawaban: Waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan stretch mark bekas hamil memang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari elastisitas kulit untuk mengembalikan kulit seperti sedia kala. Stretch mark yang sudah memutih memang agak sulit untuk kembali normal seperti sebelumnya. Apabila sudah tidak menyusui, Anda dapat mencoba terapi PRP dan tindakan laser untuk mempercepat penyembuhan.
Cara mencegah stretch mark memang lebih baik dilakukan sejak awal mengandung. Pemakaian produk-produk anti-stretch mark dapat menambah elastisitas kulit agar tidak sampai terbentuknya stretch mark.
- Kalau muncul jerawat saat hamil dan ukurannya besar banget, sebaiknya didiamkan saja atau gimana ya, dok?
Jawaban: Anda dapat mencoba produk yang mengandung Azaleic acid untuk mengurangi jerawat dan jangan lupa konsultasikan ke dokter spesialis kulit terdekat apabila keluhan tidak berkurang agar dapat diresepkan obat antibiotik yang sesuai
- Bagaimana cara menghilangkan stretchmark pasca melahirkan?
Jawaban:
Ada beberapa cara memudarkan stretchmark, yaitu:
- Oleskan pelembap atau moisturizer pada area kulit sensitif terhadap stretch mark seperti perut, paha, bokong, dan lengan.
- Gunakan krim stretch mark yang mengandung cocoa butter, vitamin C, vitamin E, Collagen, dan Elastin untuk menjaga elastisitas kulit.
- Gunakan essential oil seperti Almond oil dan Calendula Oil.
- Lakukan pijatan lembut pada area stretchmark.
- Rutin berendam di air hangat selama 10 menit.
- Banyak minum air mineral.
- Apakah stretchmark bisa memudar dengan lebih cepat jika menggunakan essential oil tersebut?
Jawaban: Hal ini tergantung dari jenis stretchmarknya. Hasil juga dapat berbeda-beda tergantung dari elastisitas kulit Anda sebelumnya. Pada awal pembentukan stretch mark (stretch mark yang masih berwarna merah muda), penggunaan krim anti stretchmark dan essential oil tentunya bisa membuat stretchmark pudar lebih cepat dibandingkan dengan stretchmark yang sudah berwarna putih.
- Apakah kulit menghitam saat hamil akan hilang setelah melahirkan? Bagaimana cara mengatasinya selama kehamilan dan sesudah melahirkan?
Jawaban: Pigmentasi kulit dapat berkurang setelah melahirkan, namun ada juga yang menetap. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan pelembap badan secara rutin dan konsumsi Vitamin C. Selain itu, Anda dapat mencoba menggunakan AHA agar proses pergantian kulit lebih cepat. Setelah tidak lagi menyusui, bisa juga mencoba tindakan seperti chemical peeling.
- Saya suka pakai sabun berscrub untuk kulit yang menghitam pasca melahirkan, apakah sudah tepat?
Jawaban: Scrub untuk kulit badan boleh saja digunakan untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan mencerahkan kulit badan yang gelap. Pastikan Anda memilih butiran scrub yang tidak terlalu kasar dan tidak menggosok scrub terlalu keras. Hati-hati pada daerah yang sensitif seperti pada ketiak dan selangkangan. Selain itu, pemakaian scrub dibatasi maksimal seminggu sekali saja.
Itu dia beberapa pertanyaan seputar perawatan kulit ibu hamil dan pasca melahirkan yang dijawab langsung oleh dr. Patricia Aulia. Masih ada yang ingin ditanyakan? Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dr. Patricia Aulia dan tim dokter dari DokterSehat secara GRATIS!
Cukup follow dan tanyakan langsung pertanyaan Anda melalui Social Media DokterSehat berikut ini:
- Ames, Hana. 2023. Pregnancy and skin care: What products are safe to use?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/pregnancy-skin-care#summary (Diakses pada 23 Mei 2023)
- Edwards, Tanya. 2023. The Best Pregnancy-Safe Skincare Products That Dermatologists Stand By. https://www.parents.com/best-pregnancy-safe-skincare-7152804 (Diakses pada 23 Mei 2023)
- Jablonski, Nicole. 2022. Your Guide to a Pregnancy-Safe Skin Care Routine. https://www.healthline.com/health/pregnancy/pregnancy-safe-skin-care (Diakses pada 23 Mei 2023)
- Taylor, Marygrace. 2021. Pregnancy-Safe Skin Care Guide: Ingredients to Avoid. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/looking-good/everything-need-know-pregnancy-proof-beauty-routine/ (Diakses pada 23 Mei 2023)