Terbit: 16 April 2018 | Diperbarui: 7 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Pneumonia adalah salah satu gangguan pernapasan yang menyerang paru-paru. Pneumonia bisa dialami oleh siapa pun termasuk selama kehamilan. Bagi wanita hamil, penyakit ini lebih rentan terhadap komplikasi. Simak penyebab hingga cara mengatasinya di bawah ini!

Penyebab dan Cara Mengatasi Pneumonia saat hamil

Pneumonia pada Ibu Hamil

Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan yang menyerang paru-paru. Pada penyakit ini, kantung udara terisi cairan sehingga menyebabkan radang pada paru-paru. Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus maupun jamur. Saat hamil, kondisi kekebalan tubuh umumnya melemah sehingga ibu hamil rentan dengan berbagai infeksi termasuk pneumonia.

Agar segera mendapat penanganan yang tepat, ibu hamil perlu waspada pada gejala-gejala pneumonia. Awal gejala pneumonia adalah flu dan pilek yang mengganggu dan berkepanjangan. Selain itu diiringi gejala pneumonia yaitu sesak napas, badan terasa panas dingin, nyeri dada, batuk yang memburuk, demam, tidak nafsu makan, muntah, sakit kepala dan nyeri di sekujur badan.

Selain itu, risiko pneumonia dapat terjadi pada ibu hamil jika memiliki anemia, asma, mengidap penyakit kronis tertentu, dan perokok aktif.

Baca Juga: Pneumonia: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

Penyebab Pneumonia pada Ibu Hamil

Pneumonia biasanya disebabkan oleh cuaca dingin. Penyakit ini biasanya terjadi selama hujan dan musim dingin dan dimulai dengan pilek atau flu biasa. Suatu kondisi yang disebut korioamnionitis pada ibu juga bisa menyebabkan sepsis neonatal dan pneumonia neonatal.

Wanita hamil bisa terkena pneumonia karena mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan juga karena berkurangnya kapasitas paru-paru akibat tekanan dari rahim yang membesar. Kondisi ini membuat ibu hamil rentan terhadap pneumonia, yang mungkin dari jenis berikut ini:

1. Pneumonia Bakteri

Jenis pneumonia bakteri adalah penyebab utama pneumonia yang berkembang dengan sendirinya atau mengikuti virus flu atau pilek. Kondisi ini kebanyakan memengaruhi satu lobus atau bagian dari paru-paru.

Beberapa bakteri sering kali menyebabkan infeksi paru ini adalah Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Haemophilus influenzae.

2. Pneumonia Virus

Virus dapat memasuki sel paru-paru dan berkembang biak. Infeksi virus seperti influenza A dan B, virus pernapasan syncytial, coronavirus, adenovirus, dan virus parainfluenza dapat menyebabkan ibu hamil mengalami pneumonia.

3. Pneumonia Jamur

Pneumonia jamur adalah jenis pneumonia yang jarang terjadi selama kehamilan, dan sebagian besar disebabkan oleh jamur Coccidioidomycosis, pada trimester ketiga kehamilan.

Beberapa jamur yang menyebabkan pneumonia jamur, termasuk Pneumocystis, Cryptococcus, dan Aspergillus. Ketiga jenis jamur ini ditemukan di udara, tanah, dan lingkungan klinis seperti rumah sakit.

Pneumonia jamur cenderung menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, seperti orang dewasa di atas usia 65 tahun, anak di bawah usia 2 tahun, dan orang dengan penyakit kronis tertentu seperti human immunodeficiency virus (HIV/AIDs) atau kanker.

Risiko Pneumonia pada ibu hamil

Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang cukup berisiko bagi ibu hamil. Pada beberapa kasus, pneumonia pada ibu hamil dapat menyebabkan kondisi berikut:

Meskipun cukup parah, namun bayi yang dikandung ibu hamil dengan pneumonia terbilang aman dari risiko tertular pneumonia.

Pengobatan Pneumonia pada ibu hamil

Pengobatan pneumonia pada ibu hamil disesuaikan dengan penyebabnya, yaitu jamur, virus, atau bakteri penyebab infeksi. Awal pengobatan, dokter mungkin akan memberikan terapi pernapasan, obat antivirus, antibiotik, dan pereda nyeri.

Sebagian besar pengobatan untuk pneumonia virus dianggap aman untuk digunakan selama kehamilan. Bila terkena pneumonia pada tahap awal, obat anti-virus biasanya akan membantu menghilangkan gejala penyakitnya. Dokter juga dapat merekomendasikan terapi pernapasan.

Jika ibu hamil menderita pneumonia bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Obat nyeri yang dijual bebas, seperti acetaminophen, juga dapat membantu mengurangi demam dan mengatasi rasa sakit.

Agar aman, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu tentang obat bebas mana yang aman digunakan selama kehamilan.

Selain mengonsumsi obat-obatan, perbanyak istirahat dan tetap terhidrasi juga akan membantu mempercepat pemulihan.

Baca Juga: Keguguran: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Cara Mencegah Pneumonia saat Hamil

Cara terbaik untuk mencegah pneumonia adalah menghindari flu dan infeksi lain yang dapat menyebabkan penyakit ini. Menjaga kebersihan yang baik sangat penting untuk mencegah penyakit, baik sedang hamil atau tidak. Ibu hamil harus dapat mengambil langkah-langkah berikut:

  • Sering mencuci tangan.
  • Mendapatkan waktu tidur yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan yang sehat.
  • Menghindari orang lain yang sakit.
  • Berolahraga secara teratur untuk membantu membangun sistem kekebalan tubuh.

Vaksin flu juga direkomendasikan untuk orang yang berisiko tertular pneumonia, salah satu kehamilan. Orang lanjut usia dan penderita penyakit pernapasan juga berisiko.

Konsultasikan ke dokter tentang manfaat vaksinasi, terutama selama musim flu. Meskipun bisa mendapatkan vaksinasi kapan saja, sebaiknya dapatkan lebih awal di musim flu.

Vaksin flu dapat membantu melindungi Anda dari flu selama kehamilan. Efeknya juga dapat membantu melindungi bayi dari flu setelah lahir. Perlindungan tersebut dapat berlangsung hingga bayi berusia enam bulan.

 

  1. Cadman, Bethany. 2018. Pneumonia during pregnancy: What you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321241 (Diakses pada 7 Agustus 2023)
  2. Cherney, Kristeen. 2017. What Happens When You Develop Pneumonia While Pregnant?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/pneumonia-and-pregnancy (Diakses pada 7 Agustus 2023)
  3. Malachi, Rebecca. 2023. Pneumonia In Pregnancy: Signs, Complications & Treatment. https://www.momjunction.com/articles/pneumonia-during-pregnancy-causes-symptoms-and-prevention_00339295/ (Diakses pada 7 Agustus 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi