Terbit: 9 February 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Sebenarnya, tidak ada orang tua yang sempurna, terutama bila ini adalah pengalaman pertama. Namun, memiliki bekal pengetahuan yang cukup bisa membantu Anda menghindari kesalahan. Ini dia beberapa tips yang membantu Anda menghindari kesalahan sebagai orang tua baru. 

Beberapa Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Tua Baru

Sejumlah Kesalahan yang Dilakukan Orang Tua Baru

Menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah. Anda dan pasangan pasti akan melakukan kesalahan-kesalahan. Tenang saja, setiap orang tua pasti melakukan kesalahan, terutama saat kelahiran anak pertama. 

Memiliki pengetahuan tentang kesalahan umum yang dilakukan orang tua bisa menjadi bekal agar Anda dan pasangan tidak melakukan kesalahan yang sama. 

Beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua baru, di antaranya adalah:

1. Mudah panik atau Bereaksi Berlebihan

Banyak orang tua yang langsung panik ketika bayinya mengalami sesuatu, seperti demam, muntah, atau menangis yang tidak kunjung berhenti. Beberapa orang tua juga memusingkan hal-hal kecil, seperti apakah Si Kecil minum ASI kurang atau terlalu banyak menangis.

Sebenarnya, kepanikan ini malah membuat Anda dan pasangan tidak bisa membuat keputusan yang logis dan bijaksana. Selain itu, merasa cemas bahkan pada hal kecil sekalipun membuat Anda tidak bisa menikmati hubungan antara Anda dan Si Kecil pada awal-awal kehidupan Si Kecil. 

Agar tidak melakukan kesalahan ini, Anda perlu membekali diri dengan pengetahuan seputar kesehatan bayi dari sumber yang tepercaya. Anda juga bisa mencoba untuk tetap tenang untuk bisa merasakan apa yang dibutuhkan Si Kecil. 

Baca Juga20 Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Harus Disiapkan Orang Tua

2. Mudah Terpengaruh Orang Lain

Sebagai orang tua baru, Anda pasti akan menerima banyak sekali saran tentang merawat bayi dari kerabat, orang tua, atau internet. 

Hal ini mungkin akan membuat Anda bingung karena tidak jarang saling bertolak belakang. Akibatnya, Anda menjadi kesulitan untuk mengambil keputusan. 

Anda perlu hati-hati jika menerima informasi tentang merawat dan mendidik anak. Setiap orang memiliki gaya pengasuhan anak yang berbeda-beda. Usahakan untuk mengikuti saran-saran dari sumber tepercaya, seperti dokter spesialis anak. 

Sebagai orang tua, Anda pasti memiliki insting untuk memberikan yang terbaik kepada anak. Anda perlu percaya insting sebagai orang tua agar tidak terpengaruh dengan berbagai saran.

3. Kesulitan Menerima Rutinitas Tidur Baru

Banyak orang tua baru yang mengeluh karena waktu tidur menjadi sangat kurang dan menjadi tidak teratur sejak kelahiran si Kecil. Sebenarnya, hal ini merupakan hal normal yang pasti akan dialami semua orang tua yang memiliki bayi baru lahir. 

TIdak jarang, orang tua hanya tidur selama 2 hingga 3 jam setiap malam. 

Oleh sebab itu, Anda perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan pola tidur ketika Si Kecil hadir di tengah keluarga. 

Anda juga bisa mendiskusikan dengan pasangan tentang pembagian tugas dalam mengurus Si Kecil. Kerjasama yang baik serta dukungan dari pasangan mampu menurunkan risiko ibu mengalami depresi pascamelahirkan.

4. Mengabaikan Hubungan Pernikahan 

Menyusui, mengganti popok, merawat, dan menjaga Si Kecil merupakan aktivitas yang yang menguras waktu dan tenaga semua ibu. Namun, Anda sebaiknya tidak melupakan perhatian untuk suami. 

Demi memberikan lingkungan tumbuh yang ideal untuk Si Kecil, Anda dan pasangan juga perlu memiliki hubungan yang harmonis. Jangan lupa untuk tetap meluangkan waktu berdua dengan pasangan agar koneksi dan keintiman tetap terjalin baik. 

Anda bisa menyisihkan waktu beberapa jam untuk memiliki waktu berkualitas dengan pasangan. Anda bisa menitipkan si kecil kepada keluarga atau orang yang dipercaya. 

5. Kurang Membagi Tugas dalam Merawat Bayi 

Umumnya, Ibu merasa lebih mampu mengurus bayi dibandingkan dengan ayah. Padahal, seharusnya merawat bayi dilakukan oleh ayah dan ibu. Jika ibu merawat di kecil sendirian, maka sang ibu bisa kelelahan. Selain itu, ayah juga kekurangan waktu dengan Si Kecil. 

Jika suami sedang membantu merawat Si kecil, Anda perlu menahan diri untuk mengkritik dan mengomentari. Dengan demikian, suami bisa dengan senang hati merawat Si Kecil.

6. Kurang Fokus pada Pemulihan Diri Sendiri Setelah Melahirkan

Setelah melahirkan, Anda perlu ingat bahwa tubuh perlu waktu untuk pemulihan pascamelahirkan, apalagi jika persalinan dilakukan melalui metode operasi caesar. 

Pada waktu ini, Anda perlu memperhatikan diri sendiri dengan konsumsi makanan penuh nutrisi, memperbanyak minum air putih, dan istirahat. Hal ini dapat membuat Anda pulih lebih cepat.

Baca Juga10 Produk Perawatan untuk Bayi Baru Lahir

7. Kurang Memanfaatkan Waktu Tidur Siang

Setiap orang tua yang memiliki bayi baru lahir pasti kekurangan waktu untuk tidur di malam hari. Bayi baru lahir belum bisa menyesuaikan diri dengan waktu siang dan malam. Hal ini menyebabkan bayi akan terbangun beberapa kali pada malam hari.

Oleh sebab itu, Anda bisa menyiasati kebutuhan tidur dengan ikut tidur ketika Si Kecil tidur. 

Menjadi orang tua merupakan hal yang tidak mudah, terlebih tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua. Tidak heran jika Anda akan melakukan berbagai kesalahan yang sebenarnya tidak diinginkan. 

Anda tidak perlu terbawa perasaan bersalah terlalu lama. Jika Anda merasa terbebani dan tidak mampu mengatasinya sendiri, jangan ragu meminta pertolongan kepada keluarga untuk merawat Si Kecil sementara waktu hingga perasaan Anda menjadi lebih baik. 

  1. Benfield, Karen. 2005. 10 New-Parent Mistakes to Avoid. https://www.parents.com/baby/new-parent/emotions/new-parent-mistakes-to-avoid/. (Diakses pada 24 Mei 2023).
  2. Mann, Denise. 2015. 10 Mistakes New Parents Make. https://www.webmd.com/parenting/baby/features/10-mistakes-new-parents-make. (Diakses pada 24 Mei 2023).
  3. Mauer, Elena Donovan. 2023. 8 Things New Parents Can Do for an Easier Postpartum Period. https://www.thebump.com/a/8-biggest-mistakes-new-moms-make. (Diakses pada 24 Mei 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi