Orang tua terlalu keras pada anak adalah pola asuh yang bisa memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak. Apakah Anda termasuk orang tua yang memiliki sifat ini? Ketahui dampak buruknya bagi anak selengkapnya di bawah ini.
Ciri-Ciri Orang Tua Terlalu Keras pada Anak
Pendekatan pengasuhan terlalu keras atau otoriter mewakili cara yang paling mengontrol. Daripada menghargai pengendalian diri dan mengajar anak-anak mengelola perilakunya, orang tua yang keras hanya memikirkan kepatuhan terhadap kuasa.
Alih-alih menghargai perilaku positif, orang tua yang keras pada anak hanya memberikan tanggapan berupa hukuman atas perilaku yang salah. Berikut ini ciri orang tua terlalu keras pada anak, di antaranya:
1. Terlalu menuntut
Orang tua yang otoriter atau terlalu keras memiliki banyak aturan dan mungkin mengatur hampir semua aspek kehidupan dan perilaku anak-anaknya, baik di rumah hingga di tempat umum.
Orang tua dengan pola asuh seperti ini juga memiliki banyak aturan tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh anak-anak.
2. Hukuman fisik
Orang tua terlalu keras pada anak biasanya tidak memiliki masalah untuk menggunakan hukuman fisik, misalnya memukul. Alih-alih mengandalkan hal yang positif, orang tua dengan sifat ini cenderung kasar ketika seorang anak melanggar aturan.
3. Jarang mengasuh
Orang tua dengan pola asuh otoriter biasanya terlihat dingin, menyendiri, dan kasar. Orang tua lebih cenderung mengomel atau meneriaki anak-anaknya daripada memberikan dukungan dan pujian. Pola asuh ini sangat menghargai disiplin daripada kesenangan .
4. Tidak memberikan pilihan
Orang tua yang keras tidak mempercayai anak-anaknya untuk membuat pilihan yang baik. Orang tua dengan pola asuh ini tidak memberikan banyak kebebasan pada anak-anaknya untuk menunjukkan bahwa ia bisa menunjukkan perilaku yang baik.
Daripada membiarkan anak-anaknya membuat keputusan sendiri, orang tua yang keras akan mengarahkan anak-anaknya untuk memastikan bahwa ia tidak membuat kesalahan.
5. Cepat marah dengan perilaku buruk anak
Orang tua dengan pola asuh ini tidak memiliki kesabaran dan cepat marah untuk menjelaskan mengapa anak-anaknya harus menghindari perilaku tertentu. Namun, ia cenderung mengeluarkan sedikit tenaga untuk membicarakan perasaan.
6. Tidak mau kompromi
Orang tua yang keras tidak percaya pada area ‘abu-abu’. Sebuah situasi dipandang sebagai area hitam dan putih dan hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada ruang untuk kompromi. Hal ini pada akhirnya membuat anak tidak bisa memberikan pendapat saat menetapkan aturan atau membuat keputusan.
7. Tidak ada ruang kompromi
Orang tua dengan sifat yang keras tidak memberi kesempatan anak untuk memilih. Ia cenderung menetapkan aturan dan memiliki pendekatan dengan caranya sendiri untuk menerapkan kedisiplinan. Hanya sedikit ruang untuk kompromi dan orang tua jarang membiarkan anak-anaknya menentukan pilihan sendiri.
8. Mempermalukan anak
Orang tua dengan pola asuh keras bisa menjadi sangat kritis dan mungkin menggunakan rasa malu sebagai taktik untuk memaksa anak-anak mengikuti aturan yang dibuatnya, misalnya menggunakan kalimat seperti “mengapa kamu selalu melakukan…?” atau “mengapa kamu tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar?”
Daripada mencari cara untuk membangun harga diri anak-anaknya, orang tua keras biasanya percaya bahwa rasa malu akan memotivasi anak-anaknya untuk berbuat lebih baik.
9. Tidak memiliki empati
Apabila Anda tidak berusaha untuk menghibur atau memahami emosi anak, itu tandanya Anda tidak peka atau kurang perhatian.
Menjadi orang tua seperti itu akan menyebabkan anak-anak meniru perilaku tersebut, misalnya, memperlakukan orang lain tanpa mempedulikan apa yang mereka rasakan.
Baca Juga: Strict Parents (Pola Asuh Ketat): Ciri-Ciri dan Dampak Buruk bagi Anak
Dampak Buruk Orang Tua Terlalu Keras pada Anak
Pola pengasuhan yang digunakan orang tua bisa menentukan hasil, baik keterampilan sosial dan prestasi akademik di sekolah. Dampak dari pola asuh yang keras lebih banyak memberikan efek negatif daripada positifnya.
Berikut beberapa dampak buruk pola asuh orang tua yang terlalu keras:
1. Kesulitan bergaul dengan orang lain
Penting bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial ketika masih muda. Apabila anak kekurangan waktu untuk bersosialisasi atau bermain dengan teman sebaya, anak mungkin akan merasa kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain bahkan ketika sudah dewasa.
2. Anak menjadi rendah diri
Pola asuh ini membuat anak meragukan nilai dan potensi yang dimilikinya. Gagal menghargai prestasi anak di sekolah juga akan menyebabkan rendahnya harga diri anak.
3. Anak tidak bisa menerima kegagalan
Saat orang tua menjelaskan bahwa anak harus melakukan sesuatu dengan benar, anak akan hidup di bawah tekanan untuk mencapai kesempurnaan.
Apabila perilaku anak didasarkan untuk menghindari hukuman dengan segala cara, orang tua mungkin perlu mengubah gaya pengasuhannya.
Hal tersebut membuat anak-anak takut gagal daripada mengambil kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kualitas diri.
Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Orang Tua Overprotektif, Dampak Buruk, dan Cara Mengatasi
4. Anak menunjukkan perilaku agresif di luar rumah
Pola asuh dengan kekerasan, hukuman fisik, dan terlalu banyak mengontrol dapat menyebabkan perilaku buruk pada anak. Hukuman tidak akan efektif mendisiplinkan anak. Begitu juga kekerasan yang selalu memicu perilaku kekerasan pula.
5. Mudah menyesuaikan diri tetapi juga mengalami kecemasan
Ketika anak tidak melakukan hal-hal yang orang tua ingin lakukan, anak-anak biasanya berujung marah, frustrasi, dan rewel. Perilaku seperti ini dapat menyebabkan kecemasan pada anak.
Nah, itulah ciri-ciri orang tua yang terlalu keras pada anak dan dampak buruknya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!
- Anonim. 2022. What Is Authoritarian Parenting?. https://www.webmd.com/parenting/authoritarian-parenting-what-is-it. (Diakses pada 18 Maret 2022)
- Cherry, Kendra. 2021. 8 Characteristics of Authoritarian Parents. https://www.verywellmind.com/what-is-authoritarian-parenting-2794955. (Diakses pada 18 Maret 2022)
- Kalpana M. 2022. Authoritarian Parenting: Characteristics & Effects On Kids. https://www.momjunction.com/articles/what-is-authoritarian-parenting_00379619/. (Diakses pada 18 Maret 2022)