Terbit: 15 March 2019
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Cegukan bukan merupakan kondisi yang berbahaya, tapi cegukan sering kali membuat kita tidak nyaman. Cegukan bisa dialami oleh siapa saja, termasuk juga pada bayi. Penyebab cegukan pada bayi bisa dipicu oleh berbagai hal. Kenali penyebab bayi cegukan dan cara untuk mengatasinya berikut ini!

5 Penyebab Bayi Cegukan dan Tips Mengatasinya

Penyebab Bayi Cegukan

Penyebab bayi cegukan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Kita memiliki bagian tubuh yang disebut dengan diafragma, yang merupakan otot besar yang membentang di bagian bawah tulang rusuk. Cegukan atau singultus adalah kondisi di mana terjadi kontraksi tidak disengaja pada diafragma dan tertutupnya ruang antara pita suara dengan cepat.

Udara yang masuk paru-paru harus keluar melalui pita suara yang tertutup. Keluarnya udara melalui pita suara yang tertutup membuat terciptanya bunyi ‘hik‘ yang menjadi ciri khas dari terjadinya cegukan. Hal ini bisa terjadi pada orang dewasa maupun bayi dan dipicu oleh beberapa sebab.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bayi cegukan:

1. Makan terlalu banyak

Penyebab bayi cegukan yang pertama adalah karena makan terlalu banyak. Kondisi ini bisa menyebabkan perut bayi membesar dan mengambang. Kondisi perut ini dapat menyebabkan terdorongnya diafragma, sehingga diafragma kejang dan mengalami kontrasi yang menyebabkan cegukan.

2. Makan terlalu cepat

Makan atau menyusu terlalu cepat juga bisa menjadi penyebab bagi cegukan. Sama seperti telalu banyak makan. makan dengan cepat juga akan menyebabkan perut terisi penuh secara tiba-tiba sehingga dapat menekan diafragma dan menyebabkannya berkontraksi.

3. Menelan udara terlalu banyak

Bukan hanya jumlah makanan yang banyak yang dapat memenuhi perut dan menyebabkan cegukan pada bayi. Ketika bayi menelan terlalu banyak udara ketika sedang makan atau minum juga bisa menjadi penyebab bayi cegukan.

4. Penurunan suhu tiba-tiba

Meskipun tidak diketahui bagaimana perubahan susu memengaruhi kontraksi diafragma, tapi menurunnya suhu juga diduga dapat menjadi penyebab bayi cegukan. Hal ini disebabkan oleh tubuh bayi meraga kaget dengan perubahan suhu yang menurun secara tiba-tiba.

5. GERD

Penyebab bayi cegukan juga bisa disebabkan oleh kondisi seperti gastroesophageal reflux disease atau GERD atau yang biasa dikenal dengan penyakit asal lambung. Kondisi ini menyebabkan sebagian makanan yang dicerna naik melalui saluran pencernaan bersama dengan asam lambung.

Ketika cairan dan makanan ini naik dan melewati diafragma, terdapat kemungkinan akan terjadi iritasi pada diafragma yang menyebabkan kejang dan membuat diafragma berkontraksi.

Apakah Cegukan pada Bayi Berbahaya?

Kondisi-kondisi di atas adalah kondisi paling umum yang dapat menjadi penyebab bayi cegukan. Cara makan bayi atau penyakit tertentu memang bisa menjadi alasan kenapa bayi sering cegukan, tapi terkadang cegukan juga bisa terjadi tiba-tiba tanpa pemicu tertentu.

Cegukan biasanya membuat orang dewasa tidak nyaman, tapi belum tentu tidak nyaman untuk bayi. Kita bisa melihat reaksi bayi, jika bayi tidak rewel, maka kemungkinan bayi tidak merasa terganggu dengan cegukan tersebut.

Cegukan juga biasanya memang tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Jika cegukan terlalu sering terjadi, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah penyebab cegukan pada bayi Anda adalah akibat penyakit tertentu.

Cegukan yang berlangsung lama hingga 48 jam juga sebaiknya tidak dibiarkan dan segera dikonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Kondisi lain yang harus dikonsultasikan ke dokter adalah ketika cegukan membuat bayi rewel, menangis, dan juga membuatnya muntah.

Tips Mengatasi Cegukan pada Bayi

Jika cegukan terlihat menggangu sang anak, Anda dapat melakukan beberapa cara untuk mengatasi cegukan tersebut. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi cegukan pada bayi:

1. Menyusui dengan posisi yang benar

Jika cegukan tejadi ketika bayi sedang menyusui, sebaiknya perbaiki posisi menyusui. Cegukan seharusnya dapat berhenti dengan cepat ketika bayi menyusui. Namun jika bayi tidak berhenti cegukan juga, sebaiknya jangan memaksakan untuk menyusui, karena dapat menyebabkan bayi tersedak.

2. Memeluk atau menepuk punggung

Cara selanjutnya untuk mengatasi cegukan pada bayi adalah dengan memeluknya. Cara ini dapat membuat bayi lebih rileks dan tenang. Peluk dan gendong bayi hingga cegukannya hilang. Anda juga bisa menepuk-nepuk punggung bayi dengan lembut, karena menepuk-nepuk punggung juda dipercaya ampun untuk menghilangkan cegukan pada bayi.

3. Memindahkan bayi ke tempat yang lebih hangat

Jika penyebab bayi cegukan diduga akibat dari penurunan suhu yang tiba-tiba, maka Anda dapat mencoba mengatasi cegukan dengan cara membawa bayi ke ruangan yang lebih hangat dan nyaman.

4. Berikan dot pada bayi

Dot atau benda lainnya yang dapat dihisap oleh bayi juga bisa menjadi salah satu pilihan solusi untuk bayi yang cegukan. Memberikan empeng atau dot juga lebih aman sebenarnya dibandingkan memerikan bayi minum atau menusuinya, karena tidak ada risiko akan tersedak oleh cairan yang masuk ke tenggorokan.

Mencegah Cegukan pada Bayi

Jika kebiasaan makan bayi menjadi alasan kenapa bayi sering cegukan, orang tua dapat melakukan pencegahan dengan memerhatikan beberapa hal. Cara pertama adalah dengan selalu mengawasi bayi Anda selama menyusui atau makan. Jangan biarkan bayi Anda makan atau menyusu teralalu cepat agar tidak mengalami cegukan.

Jika menyuapinya makanan, maka berikan perlahan dan harus sesuai dengan kapasitas mulut anak. Usahakan untuk mengenali kapan bayi sudah kenyang dan harus berhenti makan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa makan terlalu banyak dapat menyebabkan cegukan.

Penyebab cegukan pada bayi beragam dan sebagian besar bukan meruapakan kondisi yang berbahaya. Orang tua tidak perlu merasa panik ketika mendapati bayinya cegukan dan bisa mencoba beberap cara di atas untuk mengatasinya. Semoga informasi ini membantu!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi