DokterSehat.Com – Pada umumnya bayi terlahir dengan kulit yang masih sensitif, sehingga rentan mengalami berbagai penyakit kulit. Apa saja sih jenis penyakit kulit bayi yang sering terjadi. Yuk, simak selengkapnya informasi tentang beberapa penyakit kulit pada bayi dan pengobatannya.
Jenis-Jenis Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Mengobatinya
Sebaiknya, setiap orang tua mengetahui apa saja penyakit kulit bayi yang sering terjadi dan pengobatannya. Ini penting karena Anda bisa mengetahui masalah kulit yang dialami bayi dan segera mengobatinya dengan tepat.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit kulit pada bayi dan pengobatannya:
1. Miliaria atau biang keringat
Miliaria atau biasa disebut biang keringat adalah salah satu penyakit kulit yang sering dialami oleh bayi. Jenis penyakit kulit bayi ini ditandai dengan adanya bintil-bintil kecil berwarna merah.
Bintil-bintil tersebut terkadang berisi cairan. Penyakit kulit miliaria juga bisa disertai kemerahan pada kulit bayi. Biang keringat menimbulkan rasa gatal, sehingga mengganggu kenyamanan bayi. Akibatnya, bayi pun sering rewel dan susah tidur. Oleh karena itu, jika bayi Anda mengalami miliaria, maka segeralah mengobatinya.
Cara mengobati biang keringat (miliaria) pada bayi:
Pengobatan miliaria pada bayi tahap pertama adalah dengan menjauhkan bayi di tempat yang panas dan membawanya ke tempat yang sejuk. Selalu perhatikan kondisi pakaian bayi. Jika pakaian bayi sudah berkeringat, maka gantilah pakainnya.
Biang keringat pada bayi dapat diobati dengan menggunakan krim steroid potensi rendah. Gunakan krim steroid tersebut sesuai resep dokter agar tujuan pengobatan bisa tercapai dan terhindar dari efek samping.
2. Dermatitis Atopik
Setelah biang keringat, dermatitis atopik merupakan masalah kulit yang sering terjadi pada bayi. Masyarakat mengenal dermatitis atopik dengan sebutan eksim susu. Dermatitis atopik ditandai dengan adanya radang kulit.
Bayi yang memiliki riwayat alergi turunan memiliki peluang mengalami dermatitis atopik yang lebih tinggi. Sama seperti biang keringat, dermatitis atopik juga menimbulkan rasa gatal dan kemerahan pada kulit bayi.
Gejala dermatitis atopik juga disertai dengan kulit kering, kulit bersisik, dan adanya luka yang menjadi kehitaman. Area tubuh bayi yang sering mengalami dermatitis atopik adalah lipatan siku, lipatan lutut, dan pipi.
Cara mengobati eksim susu (dermatitis atopik) pada bayi:
Tidak perlu panik ketika mengetahui bayi Anda mengalami dermatitis atopik. Dermatitis atopik bisa diobati dengan menggunaan sabun hypoallergenic khusus bayi. Pengobatan dermatitis juga bisa diatasi dengan krim emollient dan pelembap khusus dermatitis atopik.
Jika dermatitis atopik pada bayi tidak kunjung sembuh dengan cara di atas, maka dapat diobati dengan menggunakan krim steroid potensi rendah. Pakailah krim steroid sesuai resep dokter agar bayi terhindar dari efek samping.
3. Dermatitis Seborhoik
Tidak hanya orang dewasa, bayi juga bisa terdapat ketombe di kepalanya. Namun, ketombe bayi disebut dengan istilah cradle cap. Cradle cap sering terjadi pada bayi terutama pada bayi yang menderita HIV.
Dermatitis seborhoik disebabkan oleh jamur yang keluar bersama dengan minyak pada kulit kepala bayi. Bayi yang mengalami dermatitis seborhoik akan merasakan gatal di kepalanya, sehingga sering menggaruk. Pada kulit kepala bayi juga akan muncul ketombe, bersisik, dan kemerahan.
Cara mengobati ketombe atau cradle cap (dermatitis seborhoik):
Pengobatan pada bayi yang mengalami dermatitis seborhoik adalah dengan menggunakan krim steroid potensi rendah dan krim antijamur. Penggunaan krim tersebut harus sesuai resep dokter.
4. Diaper Rash
Sebagian besar bayi yang memakai popok sering mengalami diaper rash atau dikenal juga dengan istilah ruam popok. Gejalanya ditandai dengan kulit kemerahan, gatal, bahkan bisa disertai munculnya nanah dan demam.
Ruam popok merupakan penyakit kulit pada bayi dikarenakan kulit yang tertutup popok teriritasi oleh urine atau feses bayi. Selain iritasi urine dan feses, diaper rash juga disebabkan oleh infeksi jamur atau bakter. Hipersensitivitas kulit bayi terhadap bahan popok juga bisa menjadi penyebab bayi mengalami ruam popok.
Cara mengobati ruam popok (diaper rash) pada bayi:
- Sering mengganti popok
- Gunakan krim yang mengandung zinc oxide untuk menjaga barrier kulit bayi
- Pakai krim yang mengandung Aloe Vera dan vitamin E
- Gunakan krim steroid potensi rendah untuk mengurangi peradangan dan kemerahan
- Gunakan krim antijamur apabila suspek infeksi jamur candida
5. Candidiasis
Umumnya, pada kulit bayi terdapat beberapa jenis jamur yang tidak berbahaya. Akan tetapi, jamur tersebut bisa menjadi penyebab penyakit bila jumlahnya terlalu banyak. Kondisi ini disebut juga dengan candidiasis atau intertrigo.
Jenis jamur yang menyebabkan candidiasis pada bayi adalah jamur candida. Bayi yang mengalami intertrigo (candidiasis) akan merasakan gatal, kulit kering, kulit pecah-pecah, dan terkadang terdapat lepuhan berwarna putih atau nanah.
Cara mengobati intertrigo (candidiasis) pada bayi:
Bayi yang mengalami candidiasis seharusnya segera diobati sebelum jamur candida berkembang biak lebih banyak lagi dan sulit dikontrol. Pengobatan candidiasis pada bayi adalah dengan menggunakan krim antijamur seperti mikonazole dan nistatin.
6. Milia
Jenis penyakit kulit bayi lainnya yang sering terjadi adalah milia.
Milia juga disebut dengan jerawat bayi. Jika bayi Anda mengalami milia, maka jangan panik karena milia tidak berbahaya. Selain itu, milia juga bisa sembuh dengan sendirinya.
Cara mengobati milia pada bayi:
Meskipun milia pada bayi bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari, ada kalanya milia tidak kunjung sembuh. Bila demikian, maka segeralah membawa bayi ke dokter anak atau dokter spesialis kulit. Kemungkinan dokter akan melakukan terapi laser, peeling, atau krioterapi.
7. Mongolian Spot
Ada juga penyakit kulit pada bayi yang sering kali dianggap sebagai tanda lahir.
Masalah kulti tersebut adalah mongolian spot atau bintik mongolia. Mongolian spot pada bayi ditandai dengan bercak berwarna biru keabu-abuan seperti tanda lebam.
Bayi yang mengalami mongolian spot biasanya keturunan Asia. Area yang sering terdapat mongolian spot adalah punggung atau bokong bayi.
Cara mengobati mongolian spot pada bayi:
Anda tidak perlu khawatir jika bayi mengalami mongolian spot bahkan tandanya masih ada sampai bertahun-tahun. Pasalnya, masalah kulit ini tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya ketika anak Anda beranjak remaja.
8. Infantile Hemangioma
Pada beberapa bayi juga kerap mengalami infantile hemangioma (hemangioma infantil) terutama pada bayi yang lahir prematur. Infantile hemangioma merupakan tumor jinak yang terdapat pada kulit bayi.
Cara mengobati infantile hemangioma pada bayi:
Pengobatan penyakit kulit pada bayi yang satu ini tergantung pada ukuran dan jumlahnya. Apabila jumlahnya sedikit atau berukuran kecil, maka cukup diobservasi. Infantile hemangioma yang lebih serius bisa diobati dengan kortikosteroid secara oral atau injeksi.
Infantile hemangioma juga dapat diobati dengan menggunakan obat propanolol, dan vincristine. Ada kemungkinan penanganan infantile hemangioma memerlukan terapi laser atau tindakan bedah.
9. Erythema toxicum neonatorum
Jenis penyakit kulit bayi lainnya yang sering dialami bayi adalah Erythema Toxicum Neonatorum (ETN). ETN ini sering disebut juga sebagai jerawat bayi. Umumnya dialami oleh bayi yang lahir tepat waktu.
Cara mengobati Erythema Toxicum Neonatorum (ETN) pada bayi:
Tidak perlu panik bila bayi Anda mengalami Erythema Toxicum Neonatorum. Hal ini dikarenakan ETN dapat sembuh sendiri. Biasanya ETN pada bayi akan sembuh sekitar 2 minggu.
10. Impetigo
Sering kali bayi mengalami impetigo.
Impetigo adalah penyakit kulit pada bayi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala impetigo pada bayi berupa bercak-bercak luka atau kulit melepuh.
Anda perlu waspada bila bayi mengalami impetigo karena jenis penyakit kulit bayi yang satu ini bersifat menular ke area tubuh bayi yang lain atau ke orang lain melalui kontak kulit atau benda perantara.
Cara mengobati impetigo pada bayi:
Segeralah mengobati impetigo pada bayi. Pengobatan impetigo pada bayi adalah dengan menggunakan krim antibiotik seperti garamycin dan mupirocine. Gunakanlah antibiotik topikal tersebut sesuai dosis dan aturan pakai yang dianjurkan.