Terbit: 13 July 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Obat diare pada bayi 0-6 bulan berbagai macam, dari yang alami hingga yang medis. Meski di pasaran banyak produk antidiare yang bermanfaat bagi orang dewasa dan anak yang lebih besar, memberikan obat diare pada bayi bisa berbahaya. Oleh karena itu, langkah terbaik sebelum melakukan perawatan adalah konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Obat Diare pada Bayi 0-6 Bulan (Medis dan Alami)

Berbagai Obat Diare pada Bayi 0-6 Bulan

Dokter biasanya tidak merekomendasikan obat antidiare yang dijual bebas untuk bayi. Bismuth, magnesium, dan aluminium yang terkandung dalam obat diare yang dijual bebas bisa berbahaya bagi bayi. Jangan pernah memberikan obat antidiare pada bayi kecuali disarankan oleh dokter.

Selain itu, dokter mungkin menyarankan Anda untuk memberikan larutan rehidrasi oral/oralit. Terapi ini dapat mencegah atau mengobati dehidrasi. Obat diare pada bayi 0-6 bulan ini dapat Anda beli di apotek tanpa resep.

Lantas, kapan waktu yang tepat pemberian oralit? Terapi ini dapat diberikan saat BAB cair sering terjadi atau saat anak mengalami dehidrasi (terlihat dari buang air kecil lebih sedikit dari biasanya).

Obat diare pada bayi 0-6 bulan lainnya adalah probiotik. Probiotik adalah bakteri sehat (seperti Lactobacilli). Bakteri sehat ini dapat menggantikan bakteri berbahaya di usus sehingga membantu dalam mengurangi diare. Suplemen probiotik juga dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter.

Selain itu, obat diare pada bayi 0-6 bulan yang bisa Anda gunakan adalah suplemen zinc. Suplemen ini dapat digunakan untuk mengobati diare akut dan berkepanjangan pada anak-anak. Beberapa penelitian mengungkapkan, pemberian zinc bersamaan dengan larutan rehidrasi oral dapat mengurangi tingkat keparahan diare pada anak. Konsultasikan dengan dokter mengenai dosis yang tepat.

 

Beberapa Hal Lain yang dapat Anda Lakukan saat Bayi Diare

Pada dasarnya, pengobatan diare tergantung pada penyebabnya. Terkadang perubahan pola makan dilakukan atau penggunaan obat diperlukan. Namun jangan berikan obat apa pun pada bayi kecuali diresepkan oleh dokter.

Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan saat bayi diare, di antaranya:

  • Jika Anda menyusui, tetaplah menyusui sesuai keinginan anak. Anda juga dapat menawarkan anak makanan yang biasanya dia makan.
  • Jika Anda memberikan susu formula, jangan encerkan susu formula. Lanjutkan pemberian susu formula dan tawarkan anak makanan yang biasa dia makan.
  • Jika Anda tidak menyusui atau memberi susu formula, tawarkan anak berbagai cairan lebih sering, selain makanan yang biasa dia makan.

Anda tidak boleh berhenti menyusui untuk mencoba mengistirahatkan perut anak. Bayi dapat mengalami dehidrasi dengan sangat cepat tanpa menyusu, terutama jika bayi kehilangan cairan melalui diare.

Perlu diketahui juga, bayi yang mengalami diare harus menghindari makan yang dapat memperburuk kondisi, seperti:

  • Makanan berminyak.
  • Makanan tinggi serat.
  • Produk olahan susu seperti keju.
  • Camilan manis seperti kue.

Diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri sangat menular. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap kali Anda mengganti popok bayi untuk mencegah penyebaran infeksi. Selain itu, jaga area tempat mengganti popok tetap bersih.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Diare dapat berbahaya bagi bayi baru lahir dan balita karena dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. BAB encer sesekali biasanya tidak menjadi masalah, namun jika hal ini sering terjadi, mungkin bayi mengalami diare. Konsultasi dengan dokter diperlukan jika:

  • Bayi baru lahir.
  • Mengalami demam atau gejala lain bersamaan dengan diare.
  • Terdapat darah pada tinja.
  • Anak terlihat kesakitan.
  • Bayi sangat mengantuk.
  • Diare tidak hilang dalam waktu 24 jam.
  • Melihat salah satu tanda dehidrasi.

Pertimbangan Lain

Diare adalah kondisi yang umum terjadi pada anak dibawah lima tahun. Keadaan ini umumnya terjadi sekitar dua kali dalam setahun. Sebuah studi menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI lebih jarang mengalami diare daripada bayi yang diberi susu formula.

ASI mengandung antibodi yang melindungi bayi dari beberapa penyakit anak yang umum termasuk diare. Paparan organisme dalam makanan dan air dapat menyebabkan infeksi perut dan diare.

Semakin banyak bayi menyusu, semakin banyak perlindungan yang diterimanya. Pemberian ASI eksklusif lebih baik daripada pemberian ASI kombinasi. Sedangkan pemberian kombinasi ASI  memberikan perlindungan yang lebih baik daripada pemberian susu formula penuh.

Meskipun diare pada bayi bisa menyebabkan ketidaknyamanan bagi si Kecil, sebagian besar penyebab diare pada bayi tidak memerlukan pengobatan. Jaga bayi tetap dalam kondisi nyaman dan terhidrasi sampai serangan diare berlalu.

Selain itu, pemberian vaksin juga dapat diberikan untuk melawan rotavirus, infeksi virus yang menyebabkan peradangan di saluran pencernaan. Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan RotaTeq untuk diberikan dalam 3 dosis (pada usia 2, 4, dan 6 bulan) atau Rotarix® diberikan dalam 2 dosis (pada usia 2 dan 4 bulan).

 

Efek Diare pada Bayi

Jika bayi Anda mengalami diare yang sangat parah, perhatikan efek samping yang serius seperti dehidrasi. Keadaan ini sangat berisiko terutama jika disertai muntah atau demam. Tanda atau gejala dehidrasi akibat diare, antara lain:

  • Mulut kering.
  • Kulit kering.
  • Menolak makan atau makan hanya sedikit.
  • Lebih rewel dari biasanya.
  • Menangis tanpa mengeluarkan air mata.
  • Tangisan lemah.
  • Mata cekung.
  • Mudah mengantuk.
  • Popok kering selama 8 hingga 12 jam.

Penting untuk diketahui, bayi yang baru lahir biasanya memiliki kotoran yang lembut dan licin. Pada usia ini bayi juga sering buang air besar (terkadang beberapa kali sehari). Keadaan ini membuat orang tua sulit untuk membedakan apakah bayi mengalami diare atau tidak. Jika Anda khawatir mengenai kondisi anak, konsultasi dengan dokter diperlukan.

paket obat isolasi mandiri doktersehat

  1. Anonim. Diarrhea in Babies. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-diarrhea-causes-treatment. (Diakses pada 13 Juli 2021).
  2. Anonim. Dehydration and diarrhea in children: Prevention and treatment. https://www.caringforkids.cps.ca/handouts/health-conditions-and-treatments/dehydration_and_diarrhea. (Diakses pada 13 Juli 2021).
  3. Anonim. Diarrhea. https://www.stlouischildrens.org/health-resources/symptom-checker/diarrhea. (Diakses pada 13 Juli 2021).
  4. Iftikhar, Noreen. 2020. What’s Giving Your Baby Diarrhea? Common Causes and What You Can Do. https://www.healthline.com/health/baby/baby-diarrhea#diarrhea. (Diakses pada 13 Juli 2021).
  5. Jacob, Divya. 2021. How Do You Stop Diarrhea in Babies?. https://www.medicinenet.com/how_do_you_stop_diarrhea_in_babies/article.htm. (Diakses pada 13 Juli 2021).
  6. Murray, Donna. 2020. Appearance, Causes, and Treatment of Baby Diarrhea. https://www.verywellfamily.com/diarrhea-in-the-breastfed-baby-431632. (Diakses pada 13 Juli 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi