Terbit: 17 August 2020 | Diperbarui: 27 September 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Terdapat sejumlah manfaat daun keji beling bagi kesehatan. Daun keji beling telah dijadikan pengobatan tradisional di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Ketahui kandungan dan manfaat daun keji beling dalam informasi ini.

7 Manfaat Daun Keji Beling bagi Kesehatan 

Apa Itu Keji Beling?

Daun keji beling adalah tanaman herbal dari Madagaskar yang juga dapat ditemukan di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Tanaman keji beling memiliki nama Latin Strobilanthes crispa dan berasal dari keluarga tanaman Acanthaceae.

Tanaman keji beling digunakan sebagai obat tradisional sejak lama, seperti alternatif untuk mengatasi batu ginjal, obat diuretik alami, obat pencahar, dan meningkatkan sistem imun tubuh. Daun keji beling juga terkenal sebagai sumber antioksidan yang telah terbukti secara ilmiah.

Kandungan Daun Keji Beling

Daun keji beling mengandung berbagai senyawa fitokimia, seperti:

  • Polifenol
  • Flavonoid
  • Katekin
  • Alkaloid
  • Kafein
  • Tanin

Daun keji beling juga mengandung beberapa nutrisi penting lainnya, seperti:

  • Kalsium
  • Kalium
  • Natrium
  • Zat besi
  • Fosfor
  • Vitamin C
  • Vitamin B1
  • Vitamin B2

Selain itu, daun keji beling juga memiliki komponen bioaktif seperti stigmasterol dan gamma-sitosterol. Penelitian lebih lanjut masih dilakukan untuk mengetahui kandungan lain dari daun keji beling yang mungkin berpotensi untuk meningkatkan kesehatan.

Manfaat Daun Keji Beling bagi Kesehatan

Keji beling dikenal dengan berbagai sebutan seperti pokok pecah kaca dan pokok pecah beling (Malaysia), kecibeling, enyoh kilo, atau kejibeling (Indonesia), dan Hei Mian Jiang Jun (Tiongkok). Tanaman herbal ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh beberapa kelompok masyarakat.

Ketahui apa saja manfaat daun keji beling, sebagai berikut:

1. Meningkatkan Sistem Imun

Masyarakat tradisional Malaysia Barat menggunakan daun keji beling sebagai alternatif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mereka mengunyah daun keji beling segar untuk mendapatkan manfaat daun keji beling.

Manfaat kesehatan tersebut diduga didapat dari kandungan vitamin C dan beberapa senyawa fitokimia yang berperan sebagai antioksidan pada daun keji beling. Walaupun demikian, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan apakah daun keji beling dapat dijadikan alternatif sumber vitamin C untuk melawan infeksi dan penyakit.

2. Sumber Antioksidan

Berdasarkan penelitian, daun keji beling telah terbukti mengandung sumber antioksidan yang tinggi. Antioksidan tersebut didapat dari vitamin C dan beberapa senyawa fitokimia seperti polifenol, flavonoid, dan alkaloid.

Antioksidan adalah senyawa yang dibutuhkan tubuh untuk melawan radikal bebas menyebabkan kerusakan sel-sel tubuh. Kerusakan sel tersebut dapat menyebabkan kanker, diabetes, penyakit jantung, penuaan kulit, dan berbagai kondisi berbahaya lainnya.

 

3. Antikanker

Berbagai penelitian pernah dan masih sedang dilakukan untuk memastikan potensi antikanker pada tanaman herbal keji beling. Selain mengandung antioksidan dari senyawa fitokimia, ekstrak keji beling juga memiliki kandungan bioaktif yang berpotensi sebagai antikanker alami.

Berdasarkan penelitian oleh Muslim et al (2010), ekstrak metanol dan air daun keji beling memiliki potensi sitotoksisitas (penyerapan) terhadap MCF-7 (garis sel kanker payudara), garis sel kanker liver, dan beberapa garis sel kanker lainnya. Penelitian ini masih harus terus dikembangkan.

4. Antidiabetes

Tanaman keji beling juga dipercaya memiliki efek antidiabetes untuk mengontrol kadar gula darah tinggi penyebab diabetes. Meskipun telah lama diaplikasikan dalam pengobatan diabetes tradisional, belum ada dasar ilmiah tentang manfaat daun keji beling sebagai antidiabetes tersebut.

5. Melancarkan Pencernaan

Dalam penggunaan secara tradisional lainnya, daun keji beling dijadikan sebagai obat pencahar alami. Kandungan kalsium karbonat memang menyebabkan air rebusan daun keji beling menjadi bersifat basa sehingga dapat melancarkan buang air kecil, tapi belum diketahui apakah ini dapat melancarkan sembelit atau konstipasi juga.

6. Memiliki Efek Antibakteri

Ekstrak minyak mentah metanol dari daun keji beling memiliki potensi antibakteri untuk melawan patogen atau bakteri dan mikroba penyebab suatu infeksi. Penelitian lain membuka adanya potensi daun keji beling untuk mikroorganisme seperti Listeria monocytogenes atau patogen lainnya.

 

7. Mengatasi Masalah Batu Ginjal

Sebagian besar masyarakat mengenal manfaat daun keji beling sebagai obat alami untuk masalah batu ginjal. Kebanyakan warga Malaysia juga menggunakan S. crispus untuk mengatasi batu ginjal dengan cara memanaskan daun lalu diaplikasikan pada pinggul. Sebagian masyarakat tradisional lainnya mengonsumsinya sebagai teh herbal.

Tablet atau kapsul obat herbal keji beling untuk mengatasi kesulitan buang air kecil akibat batu ginjal juga tersedia dalam berbagai merek. Bila Anda menggunakannya, mohon baca aturan pakai atau konsultasikan dulu pada dokter.

Itulah pembahasan tentang manfaat daun keji beling dan kandungannya. Obat herbal memang menjadi pilihan sebagian masyarakat untuk mengatasi berbagai infeksi atau penyakit karena dinilai lebih aman, mudah, dan ekonomis.

Walaupun demikian, Anda harus tetap berhati-hati untuk menggunakannya karena minimnya penelitian terkait kandungan atau efek samping yang mungkin terjadi. Selain itu, harap tetap konsultasi ke dokter untuk gejala penyakit serius demi perawatan kesehatan yang lebih terpercaya.

 

  1. H, Nurraihana dan Norfarizan-Hanoon, N. A. 2013. Phytochemistry, pharmacology and toxicology properties of Strobilanthes crispus. http://www.ifrj.upm.edu.my/20%20(05)%202013/3%20IFRJ%2020%20(05)%202013%20Norfarizan%20159.pdf. (Diakses pada 14 Agustus 2020).
  2. Koh, Rhun Yian et al. 2017. Anticancer mechanisms of Strobilanthes crispa Blume hexane extract on liver and breast cancer cell lines. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5649571/#:~:text. (Diakses pada 14 Agustus 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi