DokterSehat.Com – Kesalahan yang sering kita lakukan saat akan melakukan diet adalah menganggap program ini adalah pengurangan makan dan membuat tubuh lapar. Padahal diet adalah pengaturan makan yang sesuai dengan kebutuhan. Ada kalanya diet dilakukan dengan makan lebih banyak alih-alih mengurangi porsi makan.
Berganti Diet Karena Tidak Berhasil
Hal lain yang ternyata salah dan sering dilakukan adalah sering berganti-ganti program diet. Hanya karena tidak terlihat perkembangan yang signifikan kita dengan mudahnya berganti ke cara lain dengan harapannya yang sama.
Setiap diet memang memiliki klaim yang berbeda-beda. Ada yang memberikan klaim penurunan berat badan yang cepat dan ada yang mampu meningkatkan kualitas tidur. Tugas Anda adalah mencoba diet yang sesuai dengan kebutuhan dan dalam jangka waktu minimal 1-3 bulan untuk mengetahui hasilnya. Tidak mencoba seminggu lalu berganti.
Aturan Sebelum Mencoba Diet yang Baru
Diet jenis baru yang mulai bermunculan dengan nama-nama unik memang cukup mencengangkan. Dari berbagai testimoni yang ada selalu menunjukkan klaim yang susah ditolak. Namun, Anda tidak boleh langsung mengikuti protokol dietnya, ya. Simak dulu beberapa aturan di bawah ini.
-
Diet Harus Memiliki Dasar Saintifik yang Jelas
Pastikan dasar saintifik dari protokol diet yang akan Anda lakukan. Dasar ini akan memberikan kejelasan mengapa bisa berhasil. Misal diet tipe flexible dieting yang menekankan pada penghitungan makro nutrien dan kalori harian.
Kalau tidak ada dasar sains yang jelas dan hanya berdasarkan pseudosains saja, lebih baik hati-hati. Bisa jadi dietnya hanya sesuai pada pencipta dan beberapa orang saja. Kalau sampai seperti ini akan terjadi gangguan pada tubuh.
-
Pastikan Diet Cocok dengan Kondisi Tubuh
Pastikan diet yang akan dijalankan cocok untuk tubuh. Tidak semua diet cocok untuk tubuh. Bahkan ada kemungkinan merusak organ. Oleh karena itu cari tahu apakah ada aturan khusus atau tidak.
Kalau Anda merasa tidak cocok dari segi menu dan juga protokol, lebih baik tidak dicoba. Kalau Anda memaksa untuk mencobanya ada kemungkinan tidak konsistensi saat melakukannya
-
Beri Jeda Sebelum Mencoba Protokol Baru
Kalau sedang diet dengan protokol lain, jangan langsung berpindah dan mencobanya. Lebih baik untuk berhenti selama minimal seminggu terlebih dahulu. Biarkan tubuh normal dahulu dan efek dari diet sebelumnya hilang dan tubuh kembali seperti semula.
Setelah tubuh kembali normal, diet dengan protokol baru bisa dilakukan. Kalau Anda belum paham protokolnya, lebih baik dipelajari terlebih dahulu.
-
Jangan Memodifikasi Protokol Diet
Jangan mudah mengganti protokol. Beberapa orang memiliki efek yang berbeda-beda saat menjalani diet. Ada yang cepat mendapatkan penurunan berat badan dan ada yang tidak. Oleh karena itu, tunggulah minimal 2 minggu untuk tahu hasilnya.
Kalau dalam dua minggu ada perubahan yang sesuai keinginan, Anda bisa melanjutkannya kembali. Namun, kalau tidak ada efek apa-apa bisa dihentikan.
-
Kalau Ada Efek Samping Segera Berhenti
Diet juga memiliki efek samping pada tubuh. Oleh karena itu, selalu perhatikan masalah yang muncul pada tubuh sekecil apa pun. Kalau efek samping memang muncul dan ada cara untuk mengatasinya bisa dilanjutkan. Namun, kalau tubuh jadi sakit, segera hentikan.
Alasan Sering Gagal Diet
Salah satu penyebab mengapa Anda sering gonta-ganti diet adalah kerap gagal. Nah, agar diet bisa berjalan dengan lancar, lakukan beberapa tips berikut ini.
- Patuhi semua protokolnya dengan baik. Jangan sesekali melanggar.
- Jangan terlalu sering mengambil cheating day jika tidak dibutuhkan.
- Selalu fokus dan tidak lirik kiri dan kanan untuk melihat diet lain atau makanan.
- Tidak memiliki teman seperjuangan. Bergabunglah dengan komunitas diet yang dijalankan.
- Tidak bisa mengontrol dan menakar makanan yang disantap.
- Tidak berolahraga. Meski termasuk opsional, dengan berolahraga, Anda bisa mempercepat penurunan berat badan.
Diet yang Banyak Dilakukan Masyarakat
Diet selalu berhenti setiap beberapa tahun sekali. Tren baru dengan klaim lebih baik dan metode yang cukup rumit kerap menggoda banyak pelaku diet. Berikut beberapa jenis diet yang mulai naik daun.
-
Diet Ketogenic atau Rendah Karbohidrat
Diet ketogenic atau keto ada banyak jenisnya. Meski demikian konsepnya tetap sama yaitu mengurangi karbohidrat dan meningkatkan lemak. Protein dikonsumsi dalam jumlah menengah untuk penambah energi.
Diet jenis ini mudah sekali menurunkan berat badan dan air. Pada awal diet seseorang akan mudah merasakan pusing dan lemas meski selanjutnya tubuh bisa menyesuaikan diri.
-
Intermittent Fasting
Diet jenis ini mengatur jendela makan dari seseorang. Konsepnya mirip sekali dengan puasa. Makan dimulai sejak siang hari atau sore hingga 6-8 jam setelahnya. Setelah itu tidak boleh makan, tapi masih boleh minum tanpa ada tambahan gula.
-
Flexible Dieting
Diet dengan pengaturan makro nutrisi ini cukup rumit. Namun, dengan melakukannya Anda bisa dengan mudah menyesuaikan kebutuhan tubuh apakah akan melakukan cutting atau bulking. Diet ini banyak digunakan oleh binaraga atau mereka yang ingin memperbaiki komposisi tubuh.
-
Food Combining
Diet jenis food combining ini juga banyak dilakukan di Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Konsep dari diet ini adalah menggabungkan beberapa jenis makanan. Misal karbohidrat hanya bisa digabung dengan sayuran. Selanjutnya protein hewani tidak boleh disantap dengan nasi.
Dalam protokolnya seseorang juga disarankan untuk minum perasan jeruk nipis sebangun tidur. Selanjutnya sarapan diganti dengan buah. Oh ya, hampir semua makanan di sini disantap dalam bentuk mentah. Namun, Anda tetap bisa memasak beberapa bahan makanan khususnya jenis protein.
Demikian ulasan tentang diet dan tren yang sedang terjadi di masyarakat. Semoga ulasan di atas bermanfaat.
Sumber:
- Shmerling, Robert H. 2019. Diet not working? Maybe it’s not your type. https://www.health.harvard.edu/blog/diet-not-working-maybe-its-not-your-type-2017051211678. (Diakses pada 27 November 2019)
- Fischer, Kristen. 2019. From Gut Health to Hemp: These 7 Diet Trends Will Dominate 2019. https://www.healthline.com/health-news/diet-trends-to-know-for-2019. (Diakses pada 27 November 2019)