DokterSehat.Com- Diet merupakan salah satu metode penurunan berat badan yang cukup populer dan digemari oleh banyak orang, khususnya kaum wanita. Hal itu dikarenakan diet telah terbukti bisa membuat tubuh menjadi langsing dalam waktu cepat sehingga begitu banyak wanita yang terobsesi dengan metode yang satu ini.
Dari banyaknya peminat diet, maka tak heran jika sampai saat ini ada begitu banyak jenis diet bermunculan. Adapun beberapa jenis diet tersebut mulai dari diet mayo, diet keto, diet vegan, diet angin, dan masih banyak lagi.
Namun, dari semua jenis diet tersebut ada satu jenis diet yang cukup digandrungi karena bisa membuat tubuh langsing dalam waktu singkat, yakni diet karbohidrat. Diet yang satu ini dilakukan dengan mengurangi asupan karbohidrat dalam beberapa waktu. Sebab, ada anggapan yang mengatakan bahwa penyebab kenaikan berat badan bukanlah lemak, tapi karbohidrat.
Padahal, diet yang satu ini cukup memberikan risiko jika dilakukan dengan tidak benar. Apa saja risikonya? Simak informasinya berikut ini.
1. Sumber Energi Otak Menurun
Perlu diketahui, otak setiap orang pada dasarnya bergantung pada glukosan dan karbohidrat sebagai bahan bakar utama. Jadi, ketika tubuh tidak mendapatkan asupan karbohidrat cukup, maka kemampuan otak pun akan menurun. Akibatnya, Anda akan menjadi mudah pusing, ngantuk, lelah, dan tidak bergairah.
2. Produksi Hormon Menurun
Selain kemampuan otak yang menurun, diet rendah karbohidrat juga bisa berpotensi menurunkan produksi hormon di dalam tubuh. Ada beberapa hormon penting di dalam tubuh yang akan terkena imbasnya, seperti hormon tiroid atau hormon endorphine. Untuk itu, ketika memilih diet karbohidrat, alangkah baiknya tidak terlalu menekan jumlah makanan yang dikonsumsi.
3. Stres Meningkat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketika tubuh tidak mendapatkan karbohidrat yang cukup, maka akan terjadi penurunan produksi hormon, salah satunya hormon endhorpine. Seperti diketahui, hormon yang satu ini berguna untuk memberikan efek tenang dan bahagia kepada setiap orang. Jadi, ketika produksinya menurun, maka kecemasan dan stres akan meningkat drastis.