DokterSehat.Com – Pendekatan diet untuk menurunkan berat badan ada banyak dan bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Ada diet dengan pendekatan rendah karbohidrat seperti ketogenic atau paleo diet. Selanjutnya ada diet yang memiliki pendekatan rendah lemak. Terakhir ada diet dengan pendekatan batasan jam makan yang mirip depan puasa.
Apa itu diet intermitten fasting?
Anda yang belum mengetahui apa itu diet intermitten fasting, ada baiknya mengetahui dasar-dasarnya terlebih dahulu. Intermitten fasting adalah diet dengan konsep pembatasan jam makan. Waktu makan biasanya hanya 8 jam atau kurang dari itu sesuai dengan pendekatan protokol yang diterapkan.
Karena berkonsep seperti puasa, saat pagi tidak akan ada sarapan. Biasanya sarapan dilakukan di atas pukul 12.00 dan sampai pukul 18.00-20.00 setiap harinya. Saat siang hari, tidak boleh makan, tapi masih diperbolehkan untuk minum karena tidak ada kalorinya.
Diet ini bisa terlihat setelah satu minggu melakukannya. Setelah beberapa bulan efeknya akan menurun begitu memasuki fase plateu. Berhenti diet satu hari atau ubah jam makan agar tubuh tidak terbiasa dengan pola metabolisme yang rendah.
Kesalahan saat melakukan intermitten fasting
Protokol dari intermitten fasting sebenarnya sangat sederhana. Namun, kesalahan sering sekali terjadi sehingga diet menjadi gagal.
-
Tidak konsisten
Diet intermitten fasting membutuhkan konsistensi. Kalau saat diet dilakukan tidak ada konsistensi kemungkinan terjadi kegagalan akan besar. Misal jam makan seharusnya pukul 12.00, Anda makan pukul 11.00 atau kurang dari itu. Selanjutnya jam makan juga terlalu molor.
Nah, konsistensi yang sangat berantakan ini akan membuat diet jadi gagal. Oleh karena itu, selalu berpeganglah pada protokol yang dipilih. Semisal sudah waktunya makan, jangan menundanya. Makan seadanya seperti makan buah atau makanan kecil lainya.
-
Makan terlalu banyak saat breakfasting
Setelah jam makan terbuka atau breakfasting, Anda boleh makan apa saja. Diet ini tidak ada batasan harus makan apa. Anda boleh makan apa saja asalkan sehat dan tidak menyebabkan masalah pada tubuh. Dengan makanan yang tetap terjaga, diet akan tetap di jalur yang benar.
Hindari makanan yang terlalu berlebihan. Makanan yang terlalu berlebihan akan memicu penumpukan lemak. Jadi, lebih baik tetap mengukur jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh.
-
Terlalu sering menimbang
Salah satu kegagalan terbesar dari pelaku intermitten fasting adalah sering menimbang. Sering menimbang akan membuat Anda terobsesi untuk menurunkan berat badan lebih besar. Padahal berat badan yang terlihat stagnan bisa jadi karena ada penambahan otot dan penurunan lemak.
-
Tidak berolahraga
Meski sudah melakukan diet, Anda tetap harus melakukan olahraga secara rutin. Olahraga yang rutin akan membantu menurunkan berat badan dan menjaga metabolisme agar tetap maksimal. Biasanya intermitten fasting kerap memicu penurunan metabolisme dan menyebabkan berat badan terus stagnan.
-
Makan terlalu sedikit
Diet intermitten fasting sedikit berbeda dengan diet lainnya. Diet lain mungkin ada pembatasan jumlah makanan, kalau intermitten fasting tidak. Asal masih sesuai dengan jumlah kalori harian bisa makan apa saja.
Karena boleh makan apa saja, jangan membatasi jumlahnya. Makan terlalu sedikit justru buruk untuk kesehatan. Melakukan intermitten fasting akan secara otomatis membuang lemak. Jangan batasi makanan karena bisa menurunkan metabolisme.
Inilah ulasan tentang intermitten fasting khusus masalah kesalahan yang membuat diet jadi gagal total. Nah, kalau Anda sering melakukan intermitten fasting, kira-kira mana saja kesalahan yang paling banyak dilakukan? Semoga setelah mengetahui kesalahan di atas, Anda bisa memperbaikinya.