DokterSehat.Com – Belakangan ini, program diet atau program menurunkan berat badan memiliki jenis yang semakin banyak. Program diet bahkan kini menjadi semacam tren musiman yang bisa diikuti oleh banyak orang. Sayangnya, kebanyakan orang hanya ingin mengikuti program diet karena tergiur dengan iming-iming mudah menurunkan berat badan dalam tempo yang singat. Bagi pakar kesehatan, program diet yang menawarkan hal ini justru kerap kali berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Jansen Ongko, MSc, RD, pakar kesehatan dan ahli diet, menyebutka jika diet yang mampu menurunkan berat badan paling cepat sebagai diet yang sangat berbahaya. Menurut beliau, andai kita memang berhasil menurunkan berat badan hingga 10 kg, bisa jadi tubuh akan mengalami kenaikan berat badan lebih banyak setelah program diet ini selesai dilakukan. Hal ini terjadi karena tubuh kita memiliki mekanisme homeostatis atau keseimbangan. Mekanisme ini bisa dijelaskan sebagai andai kita kita mengalami perubahan drastis pada tubuh, maka tubuh pun akan sebisa mungkin mengembalikannya ke kondisi awal. Hal ini juga bisa terjadi andai kita melakukan program diet ketat.
Tubuh secara alami membutuhkan lemak sebagai cadangan yang bisa membuat fungsi tubuh tetap berjalan dengan baik. Saat lemak ini terkikis dari tubuh secara drastis, maka tubuh pun akan segera mencari cara untuk mencari cadangannya lagi.
Lantas, diet seperti apa yang sekiranya cocok untuk dilakukan? Ongko menyarankan kita untuk melakukan diet sehat yang hanya menawarkan penurunan berat badan 3 hingga 5 persen berat badan saja setiap bulannya. Sebagai contoh, andai kita memiliki berat badan 80 kg, maka penurunan 2,4 kg setiap bulan adalah yang cukup aman untuk dilakukan.
Meskipun lama, Ongko menyebutkan jika program diet memang sebaiknya yang menurunkan berat badan sedikit demi sedikit karena akan lebih aman bagi kesehatan tubuh kita. Selain itu, hindari diet yang menyarankan kita untuk menahan lapar dengan cara mengurangi porsi makanan secara drastis karena hal ini justru bisa berimbas buruk bagi tubuh.