DokterSehat.Com- Diet terkenal apa yang Anda percaya dapat menurunkan berat badan? Wah, tentu ada sangat banyak jenis diet yang populer di masyarakat ya. Sayangnya, tidak semua klaim penurunan berat bada pada diet tersebut terbukti berhasil, lho.
Berbagai jenis diet dikembangkan dengan prinsip dan penerapan yang berbeda-beda. Pilihan untuk menentukan pola makan harian serta pengaturan waktu makan pada masing-masing diet tentu sangat beragam.
Hal ini kerap dinilai menjadikan satu diet unggul diantara diet lainnya, namun tak jarang pula berbagai variasi tersebut justru menyebabkan diet jadi hanya hoax belaka.
Lalu, apa saja sih jenis diet yang terkenal namun tidak mampu menurunkan berat badan? Yuk, simak penejelasannya di bawah ini!
1. Diet rendah lemak atau diet yang tidak menganjurkan konsumsi lemak
Lemak memang menjadi musuh utama saat diet ya, namun melakukan diet bukan berarti lemak tidak boleh dikonsumsi sama sekali, lho.
Berbagai asosiasi dan pakar kesehatan dunia sepakat bahwa diet yang sehat adalah diet yang baik dan berhasil dilakukan dengan mengurangi porsi dan memilih jenis makanan yang tepat, bukan dengan tidak mengonsumsi satu jenis zat gizi sama sekali, termasuk lemak.
Maka dari itu, dalam melakukan diet, lemak tetap diperhitungkan dengan membatasi konsumsinya dibawah lima porsi dan memilih jenisnya berupa lemak nabati yang tinggi lemak tidak jenuh, misalnya lemak dari minyak zaitun atau minyak biji-bijian.
Tidak mengonsumsi lemak berarti membuat cadangan energi dalam tubuh berkurang, hal ini yang membuat berat badan yang telah turun cenderung tidak bisa dipertahankan, mengapa?
Cadangan energi dari lemak yang terpakai akan membuat tubuh merasa harus cepat menggantinya dengan cadangan lemak baru. Kondisi ini akan sangat berisiko menyebabkan berat badan kembali naik ketika beberapa prinsip sederhana dalam diet tidak lagi dilakukan.
2. Diet detoks
Anda tentu pernah mendengar tentang diet detoks, bukan? Diet ini diklaim sebagai diet yang mampu menurunkan berat badan sembari mengeluarkan racun atau zat sisa dalam tubuh.
Diet detoks memang kerap menarik minat banyak orang, sayangnya, diet ini tidak efektif dalam menurunkan berat badan. Mengapa?
Detoks atau detoksifikasi organ dan sistem tubuh adalah hal yang lumrah atau menjadi bagian dalam fungsi alami tubuh sehari-hari. Artinya, setiap organ melakukan detoksifikasi sesuai kerja organ masing-masing setiap hari.
Beberapa pemilihan memang membantu jalannya fungsi detoks organ dalam tubuh, namun mengharapkan diet detoks hanya untuk penurunan berat badan akan sulit terjadi.
Kondisi ini disebabkan pemilihan makanan pada diet detoks yang cenderung cukup ekstrem karena berfokus pada fungsi pembersihan tubuh saja. Padahal seperti yang kita tahu, diet penurunan berat badan yang tepat dan sehat adalah yang tetap memerhatikan asupan gizi yang lengkap dan bervariasi.
3. Diet sangat rendah kalori
Diet dengan prinsip very low density calorie mengharuskan penerapannya hanya mengonsumsi makanan yang kandungan kalori atau jumlah yang sangat sedikit.
Tak jarang diet ini hanya menganjurkan mengonsumsi sangat sedikit saja porsi dan jenis makanan atau bahkan minuman dalam satu hari.
Sebenarnya, ada cukup banyak contoh jenis diet ini yang disebut berhasil, akan tetapi, diet sangat rendah kalori hanya bisa berhasil pada bulan pertama penerapannya saja, lho.
Ya, diet rendah kalori hanya dianjurkan oleh para pakar gizi dan kesehatan untuk dilakukan pada 2-3 minggu saja, karena risiko berbagai kondisi kesehatan mulai dari berkurangnya asupan gizi hingga habisnya cadangan energi dalam tubuh.
Hal inilah yang menyebabkan berat badan cepat kembali ke berat badan sebelum diet, cadangan energi yang telah habis dipakai saat diet, membuat tubuh segera mencari pengganti cadangan energi kembali, setelah diet dilakukan lebih dari 1-2 bulan. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan diet sangat rendah kalori bukanlah diet yang mampu menurunkan berat badan dengan efektif.