Terbit: 8 October 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Makan bersama, baik itu dilakukan di rumah bersama dengan anggota keluarga lainnya atau dengan teman-teman di kafe atau tempat makan lainnya memang lebih menyenangkan untuk dilakukan dibandingkan dengan makan sendirian. Hanya saja, kebiasaan makan bersama ternyata bisa membuat kita makan dengan porsi yang lebih banyak. Hal ini tentu bisa berimbas pada kenaikan berat badan, bukan?

Sering Makan Bersama Membuat Kita Makan Lebih Banyak

Dampak Sering Makan Bersama

Fakta menarik tentang porsi makanan yang kita konsumsi saat makan bersama ini diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari University of Birmingham. Dalam penelitan ini, partisipan yang berasal dari Inggris dan Australia dilibatkan untuk mengetahi dampak dari fenomena yang disebut dengan social facilitation.

Sebagai informasi, Fasilitas Sosial adalah kondsi yang membuat orang-orang mampu melakukan tugas dengan lebih baik saat tugas tersebut cenderung sederhana. Sebaliknya jika tugas ini cenderung rumit, mereka sulit untuk melakukannya dengan baik. Hal ini ternyata juga terjadi jika kita sedang makan.

Meskipun makan sebenarnya adalah aktivitas yang cukup sederhana, dalam realitanya makan bersama bisa menjadi hal yang cukup kompleks untuk dilakukan. Terkadang kita harus mengobrol, berpikir, atau mengingat-ingat sesuatu saat makan bersama. Masalahnya adalah hal ini ternyata juga bisa membuat aktivitas makan teralihkan.

Kita tidak mampu mengendalikan seberapa banyak makanan yang sebaiknya kita makan. Apalagi jika rasa makanan yang dikonsumsi sangatlah nikmat, maka kita pun seperti akan terus memakannya sembari asyik mengobrol. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa makan bersama sangat menyenangkan untuk dilakukan dan akhirnya membuat nafsu makan kita cenderung naik.

“Kami menemukan fakta tentang kebiasaan makan bersama teman atau keluarga membuat kita makan lebih banyak dibandingkan dengan makan sendirian. Hanya saja, efek dari hal ini belum kami teliti lebih lanjut,” ucap dr. Helen Rudock, salah satu peneliti yang terlibat dari School of Pshychology, University of Birmingham.

Tips Mengendalikan Porsi Makan

Kebiasaan makan dengan porsi makan yang berlebihan bisa membuat berat badan naik. Tak hanya membuat badan terasa tidak nyaman, hal ini juga bisa mempengaruhi penampilan tubuh.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan jika ingin mengendalikan porsi makan agar tidak berlebihan.

  1. Lebih Banyak Makan Sayur

Salah satu kebiasaan yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah memenuhi piring dengan nasi. Hal ini ditujukan agar perut bisa merasa kenyang. Padahal, jika kita makan nasi dengan porsi besar, risiko mengalami kenaikan berat badan akan meningkat.

Mengurangi nasi memang bisa membuat kita tidak mudah kenyang, namun jika kita memenuhi separuh dari piring kita dengan sayuran dan menurunkan porsi nasi, hal ini sebenarnya sudah bisa membuat perut kenyang. Bahkan, keberadaan serat dalam jumlah yang banyak ini juga bisa membuat kita kenyang lebih lama.

  1. Makan Buah

Cobalah untuk makan buah sebelum makan. Keberadaan serat pada buah dalam jumlah yang tinggi bisa membuat kita merasa kenyang meski porsi nasi yang kita konsumsi tidak banyak. Beberapa buah yang direkomendasikan adalah pisang, apel, dan jeruk.

  1. Makan dengan Perlahan

Kunyahlah makanan hingga benar-benar halus agar lebih mudah diolah oleh perut. Selain itu, hal ini juga bisa membuat kita kenyang dengan lebih cepat meski porsi makanan yang dikonsumsi tidak begitu banyak.

  1. Minum Air Sebelum Makan

Minum air sebanyak satu gelas sekitar setengah jam sebelum akan bisa membuat kita tidak mudah makan dengan berlebihan.

  1. Gunakan Piring yang Lebih Kecil

Piring kecil bisa membantu kita mengambil makanan dengan porsi yang tidak banyak. Selain itu, cobalah untuk menggunakan piring dengan warna yang cenderung kontras.

 

Sumber:

  1. Moran, Tony. 2019. People eat more when dining with friends and family. org/pub_releases/2019-10/uob-pem100419.php. (Diakses pada 8 Oktober 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi